Maraknya Judi Online pada Anak, Cerminan Bobroknya Kehidupan Sekuler

MutiaraUmat.com -- ndonesia adalah negara yang dominan menganut agama Islam, namun mempunyai jejak rusaknya moral generasi,  dan perjudian secara online yang makin hari makin mengalami peningkatan. Sehingga Indonesia di nobatkan sebagai negara yang menduduki peringkat nomor satu perjudian online slot dengan angka mencapai 201.122 pemain. Survei ini disampaikan oleh Drone Emprit yaitu sistem monitor dan analisis media sosial.

Posisi Indonesia mengalahkan Kamboja, Filipina, hingga Rusia. Dari riset yang dilakukan oleh Drone Emprit mengungkapkan fakta bahwa terdapat sebanyak 3.656 akun aktif yang mengakses perihal perjudian online, khususnya yang berbahasa Indonesia di platform Facebook.

Lebih mirisnya lagi, judi online bukan hanya menjerat orang dewasa tapi juga anak dibawah umur. Menurut Budi Arie selaku Menteri Komunikasi dan Informatika(Menkominfo) mengatakan, saat ini Indonesia sedang darurat judi online. Sudah banyak anak-anak dan remaja menjadi korban judi online. Laporan terbaru PPATK menemukan 2,7 juta orang Indonesia terlibat judi online. Sebanyak 2,1 juta di antaranya adalah ibu rumah tangga dan pelajar dengan jenjang pendidikan mulai dari SD,SMP,SMA dan mahasiswa. Adapun transaksi judi online sejak 2017 sampai 2023 sudah mencapai lebih dari Rp 200 triliun.(Okezone.com, 28/11/2023).

Upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah yaitu saat ini telah memblokir akses konten judi online sebanyak 846.047 secara bertahap. Namun, walaupun akses nya sudah diputus, namun situs dan aplikasi judi online terus bermunculan dengan nama yang berbeda. Sehingga masyarakat juga dapat mengakses dengan cara yang mudah. Begitu juga para pelajar mudah sekali tergiur karena keuntungan menang yang dihasilkan dari judi online.

Industri perjudian online sering menggunakan taktik pemasaran yang menarik semua kalangan umum tak terkecuali dikalangan anak-anak. Melalui iklan yang dibuat sedemikian seru dan menggoda, platform judi online mampu menciptakan daya tarik tersendiri dikalangan anak-anak dan pelajar. Bahkan streamer game online juga ikut mempromosikan situs judi online. Dengan macam bonus yang menggiurkan tanpa memperhatikan resiko yang dihadapi golongan anak-anak yang belum cukup matang.

Penerapan sistem sekuler telah menggerus moral generasi, sehingga kerusakan moral dan abainya mereka tentang perkara halal dan haram. Generasi yang serba mau instan, sehingga judi online sebagai sarana jalan pintas cara mendapatkan uang dengan mudah. Ditambah lagi pengaruh lingkungan yang rusak dan ketidakharmonisan hubungan keluarga, orang tua yang sibuk bekerja, semuanya menjadi pemicu anak-anak mencari dunianya sendiri.

Apa yang terjadi saat ini, membuktikan kerusakan yang akut diakibatkan sistem sekuler. Judi online akan terus ada dan makin bermunculan situs konten judi online dengan berbagai macam nama dan promosi yang menggiurkan. Oleh karena itu, islam lah satu-satunya metode yang dapat menutup celah perjudian online secara tuntas. Baik dari pelakunya, agen hingga bandarnya. Begitu juga peran keluarga akan dihidupkan kembali fungsinya sebagai pelindung dan pendidik bagi anaknya, guna membentengi para generasi dengan ajaran Islam yang kaffah.

Islam akan menjamin hak-hak rakyatnya, sehingga seorang ibu tidak mesti keluar rumah untuk bekerja, cukup menjadi pendidik bagi anaknya. Begitu juga dari faktor lingkungan, dimana dalam Islam masyarakat yang hidup dalam naungannya akan menegakkan amar makruf nahi mungkar, sehingga apabila kedapatan melakukan tindakan yang bertentangan dengan Islam akan diberikan sanksi yang tegas. Semua itu tidak akan terwujud apabila sistem demokrasi sebagai landasannya, karena sejatinya hanya Islam satu-satunya yang mampu untuk menyelesaikan berbagai macam persoalan yang ada sekarang ini.

Wallahu a'lam bishowwab


Oleh: Wakini
Aktivis Muslimah

0 Komentar