Lemahnya Generasi Ancaman bagi Negeri
MutiaraUmat.com -- Generasi Z memiliki potensi yang luar biasa, keunggulan mereka menjadi pemikir kreatif, calon-calon pemimpin dan para penggerak perubahan sangat diharapkan. Namun potensi besar gen Z apabila tidak dikelola dengan baik, bukannya menjadi kekuatan melainkan menjadi ancaman mengerikan bagi masa depan mereka, bahkan bagi seluruh masa depan negeri.
Inilah gambaran masa depan gen Z sekarang, banyak dari mereka terjerat kasus tindak pidana. Bahkan kondisi mental mereka menjadi peringatan serius. Besarnya potensi mereka terganjal dengan perilaku perilaku mereka. Hal itu disebabkan konten-konten yang mereka tonton dan nikmati, konten yang merusak cara berpikir, cara berperilaku bahkan cara beragama. Hidup ditengah kemajuan teknologi membuat mereka tak terpisahkan dari ruang digital. Walhasil banyak perilaku negatif yang tertularkan, seperti kasus pembakaran yang dilakukan oleh seorang sanrti dikuta Bari, Aceh Besar. Tak ketinggalan kasus pelecehan, pembullyan, pencurian, LGBT, dan pembunuhan.
Pupuslah harapan rakyat, bukannya menyelesaikan serentetan masalah negri, malah menambah list PR pemeriah. Disisi lain banyak kaum remaja tidak sadar akan potensi yang mereka miliki. Mereka sibuk dengan berbagai hal yang viral di sosmed (sosial media) mengejar ketenaran dan nama. Akibatnya banyak dari kaum remaja yang gagap dengan agama islam. Sehingga terjerat pornografi, judol, pinjol, cyber bullying, traficking, moderasi dan lain-lain. Kemajuan teknologi tidak mampu dihindarkan, dan disalahkan. Institusi yakni negara yang harus menyaring konten beserta informasi yang beredar.
Namun apalah daya sekarang ini kita berada di sistem sekuler, sistem yang mengedepankan manfaat dan materi. Merosoknya angka kesejahteraan, tingginya angka pengangguran, maraknya kasus pelecehan perempuan, bukan topik pembahasan utama mereka. Bagaimana rakyat mampu menghasilkan keuntungan bagi pemangku kekuasaan adalah tujuan utama mereka.
Lemahnya gen Z menjadi bukti kegagalan penjagaan negara bersistem sekuler yakni menjaga dunia digitalisasi agar tetap aman dikonsumsi mereka. Masyarakat perlu dipahamkan bagaimana keadaan yang mereka alami tak cukup pada kaum gen Z saja. Keadaan yang tengah terjadi mampu diatasi dengan diubahnya sistem, karena semua problematika negara kita terjadi secara sistematis, maka perlu diselesaikan secara sistematis pula.
Solusi yang ditawarkan bukan pembaharuan disistem demokrasi, melainkan solusi yang Islam tawarkan, yakni ditegakannya sistem khilafah. Mengapa khilafah? Banyak terjadi ketuk palu (pengesahan UUD) tak bisa dipungkiri, bukannya berkurang seabrek masalah negri malah makin bertambah. Oleh sebab itu khilafah sebagai rain dan junnah, mempunyai visi pembenahan hidup generasi.
Keberpihakan negara khilafah kepada rakyat menjadikan mereka mampu dan mau melindungi rakyat baik didunia nyata maupun dunia digital. Khilafah akan menyaring secara ketat informasi yang beredar, semata-mata karena perintah sang maha kuasa. Dengan itu ruang digital dan kemajuannya akan diarahkan menjadi sarana pendidikan teknologi mutakhir dan sarana pengganti dakwah.
Penegakan syariat Islam recara kaffah akan mampu mendetoksifikasi praktek-praktek perusak diruang digital. Oleh karena itu penting bagi kita menegakan Islam secara kaffah dengan menegakan khilafah ala minhaji nubuwah. Khilafah bukan rayuan dusta melainkan janji yang sudah mampu dibuktikan, sejarah panjang islam sudah diakui tokoh-tokoh Internasional. Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Alma Zayyana
Aktivis Muslimah
0 Komentar