Tanpa Khilafah Umat Islam Terus Terjajah

MutiaraUmat.com -- Kekejaman zionis Israel membantai warga Gaza sejak 7 Okteber 2023, tercatat 27.840 orang meninggal dunia dan 67.317 terluka, jumlah ini akan terus bertambah melihat kekejaman zionis Israel yang membardir kota Gaza.

Tak cukup membunuh, Zionis melakukan pencurian jasad korban untuk diambil  organ-organ para  korban.  Prilaku Zionis sangat tidak manusiawi sudahlah demikian, mereka melarang mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk kejalur Gaza. Dampaknya, kelaparan mengancam para pengungsi . IFRC menyatakan kepada penduduk internasional bahwa kelaparan yang terjadi di Gaza levelnya lebiih buruk dari bencana. Namun dengan kondisi demikian para pejuang Hamas terus melakukan perlawanan terhadap tentara Zionis, dengan senjata apa adanya.

Perang yang berlangsung, tentara Zionis yang memiliki senjata serba canggih  melawan pasukan milisi pejuang Hamas bukan tentara sebuah negara sangat tidak seimbang. Sementara negara-negara timur tengah yang notabene Muslim membiarkan pembantaian masal itu terjadi.

Sementara itu negata Afrika Selatan yang notabene non Muslim melakukan gugatan hukum ke Mahkamah Internasional (International Court of Justic/ICJ), atas tindakan Zionis Israel melakukan genosida pada warga Palestina. Sementara negara-negara Arab hanya menyaksikan pembantaian yang terus terjadi kepada saudaranya yang seiman, sungguh tidak tau malu. Bahkan negara-negara Arab yang menyokong kehidupan Zionis, sebaliknya mengabaikan saudaranya yang di Palestina.

Beginilah ketika dunia Islam tidak ada pelindung. Semenjak 1924 tepatnya 3 maret 1924 atau 28 Rajab 1342, kaum muslim kehilangan khilafah. Tepatnya khilafah utsmaniyyah, yang dihapus oleh Mustafa Kamal dengan menjadi agen dukungan Inggris. Sejak itulah negara Muslim dipaksa memahami sistem negara bangsa (nation state) dan dipecah menjadi lebih dar 50 negara berdiri berdasarkan nasionalisme, tanpa berlandaskan aqidah Islam.

Dengan tidak adanya khilafah dunia menderita, bukan hanya Palestina, diberbagai belahan dunia umat Muslim di Irak dibantai tentara Amerika Serikat pada tahun 2003, satu juta orang tewas tanpa ada pertolongan dari negara-negara Muslim. Di Afghanistan, Amerika membantai seperempat penduduk dengan anggapan menjadi bagian teroris  Usamah bin Ladin, nasibnya pun sama seperti Irak tidak satu pun negara Muslim yang membantu.

Begitupun ketika Presiden Bashar  Assad membantai warganya yang menginginkan pergantian kepeminpinan nasional yang menurut rezim Bashar bahwa mereka (warga) dianggap musuh,dengan atas  persetujuan izin Amerika.
Tak hanya disitu Amerika menjadi dalang atas serangan Arab Saudi kepada muslim Yaman.  130 ribu tewas, haya permasalahan perebutan batas kekuasaan, dan perang pun meluas setelah Amerika Ikut campur.

Di belahan lain kaum Muslim di Xinjian mendapatkan penindasan dari rezim komunis Cina. Dengan tujuan bahwa rezim komunis  ingin meleyapkan  paham Islam di benak warga Uighur, dengan penyiksaan dan penyekapan agar  Muslim Uighur  mengubah paham menjadi Komunis.  Kemudian  kaum Muslim Khasmir, semenjak dikuasi tentara India  pada tanggal 27 oktober 1947, membunuh warga Khasmir dan merusak properti, melakukan pengekangan dan pembatasan tempat-tempat ibadah, melarang shalat berjamaah. Semenjak itu kaum Khasmir khusunya Muslim mendapatkan penindasan bahkan pembunuhan.

Sementara Muslim Rohingya terusir di tanah mereka sendiri . Junta militer Myanmar atas dukungan kaum Budha ekstremes mengusir warga Muslim Rohingya, dan rumah-rumah dijarah serta para perempuan diperkosa dengan dalih mereka beranggapan mereka penduduk ilegal.
Begitupun di Indonesia umat Islam mengalami perpecahan  dengan alasan karena adanya perbedaan partai. Yang menyerukan penegakan Islam dianggap pemecah umat, bahkan di cap sebagai paham radikalis dan  fundamentalis.

Kemudian di bidang ekonomi mengalami ketimpangan yang sangat memprihatinkan. Bahwa ekonomi dunia saat ini mengalami titik ekstremitas. Artinya ada segelintir orang  yang menguasai kekayaan yang sangat melimpah dan ada miliaran manusia yang mengais kekayaan yang ada di alam didunia ini , tulah kelompok ekstrem. Artinya bahwa saat ini perekonomian dunia sangatlah tidak merata, yang ada malah kejomplangan  ekonomi yang ekstrem.

Di Indonesia kekayaan alam dikelola oleh asing dan aseng, negara hanya mendapatkan keuntungan sedikit, yang ada timbul kerusakan alam yang dieksploitasi secara besar-besaran oleh para investor. Untuk mengukuhkan hal tersebut pemerintah membuat peraturan undang-undang  untuk melegitimasinya dengan adanya UU Minerba, UU Omnibus Law, Cipta Kerja dst . Akhirnya negara mengandalkan utang  dan pajak , dan utang pun terus menumpuk hampir kurang lebih Rp 8000 triliun, rakyat terus dibebani dengan pajak dalam berbagai jenis. Padahal penduduk Indonesia notabene kaum Muslim, dimana utang riba dan pajak hukumnya haram.

Tidak berakhir di bidang ekonomi saja, di bidang sosial mengalami kerusakan. Kaum remaja melakukan kehidupan bebas dengan tidak mempunyai pegangan. Akibatnya mendewakan kebebasan dengan melahirkan prilaku yang menyimpang, seperti LGBT, sexs bebas, narkoba dan Tingkat stres melanda kesemua warga dunia dengan mengakhiri hidup dengan bunuh diri. 
Begitupun kaum perempuan  mengalami kerusakan,  imbas dari sistem kapitalisme yang merubah struktur peran perempuan. Banyak perempuan tak bermoral menjual dirinya demi  materi hanyalah untuk eksistensi diri.

Melihat  persoalan atau kejadian diatas tadi, bahwa dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ketika tidak adanya khilafah umat Islam akan terbelakang dan akan mengalami penindasan-penindasan bahkan pembunuhan. Padahal umat Islam dulu mempunyai peradaban yang gemilang, hampir 13 abad lamanya umat Islam berjaya. Karena masa itu umat Islam berpegang teguh terhadap syariat Islam dibawah naungan khilafah.[]



Oleh: Romansyah
Aktivis Muslim

0 Komentar