Angka Pengangguran Makin Tinggi, Islam Punya Solusi


MutiaraUmat.com -- Mencari pekerjaan menjadi sesuatu yang sulit saat ini. Para sarjana lulusan terbaru banyak yang menjadi pengangguran. Ditambah dengan lulusan SMA/SMK sederajat yang juga menganggur. Ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi terbentur dengan biaya. Sementara lulusan tahun sebelumnya pun banyak yang tidak bekerja alias menganggur. Alhasil angka pengangguran makin tinggi.

Menurut data yang dikeluarkan oleh IMF (International monetary Fund), Indonesia menduduki peringkat pertama di antara negara Asia Tenggara dalam hal pengangguran. Data ini diambil berdasarkan persentase angkatan kerja penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan. IMF pun mendata bahwa angka pengangguran di Indonesia naik 5% yang tadinya 4,9% dari tahun sebelumnya (kompas.com, 30 April 2025).

Angka pengangguran diprediksi akan terus meningkat dengan adanya perang dagang yang makin memanas. Hal itu pasti akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mirisnya, pemerintah justru terkesan santai menyikapi permasalahan yang dihadapi oleh negara. Bahkan Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh dan kuat di masa mendatang. Pemerintah Indonesia terlalu percaya diri tanpa memikirkan bagaimana solusi yang baik terhadap permasalahan pengangguran yang berdampak pada ekonomi negara.


Akar Masalah

Angka pengangguran yang menjulang tinggi tentu saja banyak penyebabnya di antaranya, kemampuan atau skill yang kurang memadai. Begitu ketatnya persaingan di dunia pencari kerja sehingga banyak orang yang bekerja namun tidak sesuai dengan ijazah atau keterampilan yang dimilikinya. Belum lagi di sektor yang lain misal dalam dunia perbankan dengan sistem ribanya, bursa efek, saham, dan asuransi yang hanya memperkaya yang punya modal. Sektor nonriil tersebut ternyata tidak dapat menyerap tenaga kerja.

Selain daripada itu yang menjadi akar masalah dari makin tingginya angka pengangguran di Indonesia adalah diterapkannya sistem ekonomi ala kapitalisme. Yang memberi kebebasan kepada swasta untuk memiliki sumber daya alam. Sehingga negara tidak bisa mengendalikan industrialisasi utama yang mampu menyerap tenaga kerja bagi rakyatnya. Keran investor asing pun dibuka lebar untuk mengolah sumber daya alam tersebut. Banyak tenaga kerja asing masuk ke Indonesia tanpa dapat dicegah, bahkan untuk tenaga kasar sekalipun.

Dengan sistem ekonomi kapitalisme, meniscayakan tidak meratanya pendapatan di kalangan masyarakat sehingga tercipta kesenjangan sosial yang tinggi. Negara seakan menutup mata terhadap jumlah rakyat yang menganggur tanpa pekerjaan. Seharusnya negara menyadari sejak dini akibat dari banyaknya pengangguran itu dapat melahirkan berbagai macam bentuk kejahatan.


Islam Punya Solusi

Sesungguhnya setiap permasalahan yang ada di dunia ini, Islam selalu punya solusi. Solusi yang ditawarkan oleh Islam terkait masalah pengangguran adalah, semua sumber daya alam yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak diambil alih oleh negara tidak boleh diserahkan kepada swasta apalagi individu. Negara akan mengolah SDA itu dengan menggunakan tenaga kerja yang berasal dari rakyat sendiri. Jika pun menggunakan tenaga dari luar, itu sifatnya sebagai pekerja dan akan diberi upah sesuai dengan keahliannya.

Dalam Islam, seorang laki-laki dewasa yang sehat lahir batin itu wajib untuk bekerja mencari nafkah. Tugas negaralah yang menyediakan lapangan pekerjaan itu. Negara pun wajib memberikan bekal ilmu dan keahlian kepada rakyatnya melalui proses pendidikan berasaskan akidah Islam guna menunjang terciptanya para pekerja yang andal di bidangnya.

Jenis pekerjaan dalam sektor riil akan dibuka seluas-luasnya seperti pertanian, kehutanan, kelautan, pertambangan. Negara akan menghidupkan tanah-tanah mati untuk dikelola. Alhasil tidak ada laki-laki dewasa yang sehat dan mampu yang tidak memiliki pekerjaan. Semua diatur dengan sistem terbaik yang berasal dari Allah Swt. Itulah sesungguhnya fungsi seorang pemimpin dalam Islam yaitu sebagai raa'in/pengurus rakyat.

Wallahu a'lam. []


Yuli Juharini
(Aktivis Muslimah)

0 Komentar