Generasi Muda Diburu Algoritma Kapitalis: Judol dan Pinjol Perangkap Sistemik!


MutiaraUmat.com -- Era digital telah banyak membawa perubahan dalam berbagai sendi kehidupan. Tak bisa dipungkiri bahwa perubahan zaman banyak terjadi karena dipengaruhi oleh perkembangan digital. Dan salah satu yang potensial untuk disasar adalah generasi muda sebab generasi muda adalah generasi yang masih dalam proses pencarian jati diri. Pengaruh digital ini tidak hanya terjadi di kota besar saja tapi juga daerah. Maraknya kasus pinjaman online karena algoritma platform tersebenut yang terus menerus ada dan mudah diakses oleh generasi muda. Di tambah lagi belum adanya kesadaran remaja untuk tidak mengejar gaya hidup.

Sebut saja Putri, dia meminjam uang di aplikasi pinjol karena ingin liburan bersama teman-teman ke Bali setelah acara wisuda selesai. Perempuan asal Semarang Jawa Tengah ini tergiur iklan diskon harga tiket pesawat. (tempo.co)

Inilah kondisi generasi muda yang mudah terpengaruh untuk urusan gaya hidup. Parahnya lagi, 58% gen Z menggunakan pinjol untuk gaya hidup dan hiburan. (https://bandung.kompas.com, 28 November 2025). Jika hal ini dibiarkan tentu akan menjadi masalah apalagi secara ekonomi mereka belum mapan. Meningkatnya kasus pinjol di kalangan remaja semakin menambah banyaknya masalah di kalangan generasi muda.

Tidak berbeda jauh dengan kasus pinjol, kasus judol di kalangan remaja juga terus meningkat. Judi daring menjadi masalah karena lingkungan masyarakat masih memberikan kemudahan akses. Iklan-iklan judol banyak muncul di berbagai platform media sosial. (kompas.id, 5 Desember 2025)

Himpitan ekonomi yang disebabkan oleh sistem kapitalis membuat sebagian generasi muda terjerumus ke judol. Beratnya kehidupan di masa kapitalistik dan pengaruh gaya hidup membuat generasi muda sulit melepaskan diri dari jeratan pinjol maupun judol.

Negara gagal melindungi generasi, barangkali ini kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi generasi muda yang terus menerus dalam masalah judol dan pinjol. Nilai-nilai materialis dan juga nilai sekuler dalam sistem pendidikan ditambah lingkungan masyarakat membuat generasi berada pada kondisi rentan pada tindakan spekulatif dan beresiko.

Ruang digital yang saat ini dikuasai logika kapitalisme menjadikan platform algoritmanya berfokus pada kebiasaan dan bukan pada keselamatan penggunanya. Hal ini disebabkan karena semua untuk mendapatkan keuntungan semata dan pangsa pasarnya mereka, yakni penguasa kapital.

Ekonomi Islam Mensejahterakan dan Menenteramkan 
 
Sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan seluruh rakyat, tak terkecuali generasi muda. Sistem ekonomi Islam menjamin kesejahteraan individu per individu. Ekonomi Islam lahir dari aqidah yang benar, yakni dari Allah SWT Sang pencipta manusia. Ekonomi Islam bukanlah ekonomi kapitalistisk yang mencari keuntungan tanpa melihat halal dan haram. Munculnya berbagai masalah umat tidak lepas dari sulitnya kehidupan ekonomi. Harta tidak hanya berada di kalangan orang-orang kaya saja,. sebagaimana yang Allah SWT perintahkan di dalam Al-Quran.
 
Orang tua, masyarakat dan negara secara bersama-sama membentengi generasi muda agar tidak terjerat dalam pinjol dan judol. Syariat Islam fokus mengedukasi generasi muda untuk tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif. Pendidikan Islam membentuk generasi dengan kepribadian Islam sehingga menyandarkan perbuatannya pada standar halal dan haram, bukan manfaat materi.

Infrastruktur digital dalam syariat Islam dibangun di atas paradigma Islam juga sehingga mampu melindungi generasi dari konten yang merusak, maksiat dan kriminalitas. Platform digital tidak didasari pada keuntungan bisnis semata. Platform digital didesain untuk hal-hal positif dengan negara sebagai pengendalinya sehingga kerusakan remaja tidak terjadi. []


Oleh: Ema Khalimah, M.Pd.
Aktivis Muslimah

0 Komentar