Gen Z Bicara Perubahan, Tonggak Kebangkitan Umat
MutiaraUmat.com -- Aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai kota besar dan di wilayah lain di negeri ini beberapa pekan lalu telah melibatkan dari berbagai kalangan tak terkecuali kalangan anak anak muda atau biasa kita sebut dengan Gen Z. Mereka ikut turun ke jalan jalan untuk turut serta dalam rangka menyuarakan aspirasinya. Selain anak anak muda yang ikut berdemo dengan turun ke jalan ada juga dari kalangan Gen Z ini yang melakukan aksi dan menyampaikan aspirasinya lewat media media sosial mereka. Aksi anak-anak muda ini menunjukan bahwa mereka juga merasakan ikut tertekan dengan kondisi saat ini.
Aksi yang dilakukan anak-anak muda ini mendapat tanggapan dari seorang psikolog Anak dan Remaja yang bernama Anastasia Satriya M.Psi bahwa Gen Z bisa juga menyalurkan aspirasinya tidak dengan cara destruktif tapi mereka juga bisa melakukan aksi dan menyuarakan aspirasinya melalui media media sosial, meme, poster kreatif dan juga estetika visual.
Selain itu juga ada pendapat dari seorang psikolog lainnya yaitu Prof. Roes Mini Agus Salim, beliau mengatakan bahwa aksi demo yang dilakukan anak anak muda bahkan ada anak anak yang masih di bawah umur itu sebenarnya bisa dijadikan sebagai sarana untuk belajar mengemukakan pendapat, namun di sisi lain menurut beliau hal ini juga bisa membuat provokasi karena memang jiwa yang masih labil, tidak ada kontrol dan juga mereka masih belum matang.
Dua pendapat yang dikemukakan dari psikolog tersebut tentu saja lebih mengarah pada pemikiran atau mindset kapitalisme karena memang sistem hari ini yang sedang berkuasa adalah sistem kapitalisme. Hal ini karena fokusnya hanya mengarah pada spesifik Gen Z nya, sehingga tidak ada kesadaran politik pada Gen Z tersebut.
Sedangkan yang namanya manusia dari lahir mereka sudah punya naluri (gharizah) baqa' yaitu naluri untuk mempertahankan diri, dalam hal ini tentu saja mereka tidak akan tinggal diam ketika ada kezaliman dan berupaya untuk menghilangkan kezaliman tersebut.
Lalu bagaimanakah hal tersebut menurut pandangan Islam? Dalam Islam bahwasannya manusia sejak lahir telah dikaruniai khosiyatul insan yang dalam hal pemenuhannya harus berdasar hukum-hukum Allah atau hukum syarak. Jadi bukan menurut pandangan psikologi.
Koreksi terhadap penguasa atau muhasabah lil hukkam sudah menjadi sebuah kewajiban yang dilaksanakan sejak zaman Rasulullah SAW. Seperti tercantum dalam perintah Allah yang terdapat di Al Qur'an surat an-Nahl ayat 125:
ادع الي سبيل ربك بالØÙƒÙ…Ø© والموعظة Ø§Ù„ØØ³Ù†Ø© وجادلهم بالتي هي Ø§ØØ³Ù† ،ان ربك هو اعلم بمن ضل عن سبيله Ùˆ هو اعلم با لمهتدين
Artinya : Serulah (manusia ) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
Ada juga disebutkan dalam hadis, "Pemimpin para Syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib ,dan (juga) seorang laki laki yang berdiri di hadapan penguasa zalim lalu ia memerintahkannya (kepada kebaikan) dan melarangya (dari kemungkaran) kemudian penguasa itu membunuhnya." (HR. Al Hakim)
Sungguh luar biasa di balik kisah-kisah pemuda terdahulu di zaman Rasul, mereka menjadi manusia yang pertama mengimani dan kemudian mengikuti Rasul sampai pada peperangan dan menjadi pimpinan perang juga lebih didominasi oleh para pemuda. Ini menunjukan bahwa di tangan pemudalah perubahan hakiki bisa terwujud, kebangkitan umat dan tentu saja peradaban Islam. []
Oleh: Titik Pancawati
(Pendakwah)
0 Komentar