Tiga Catatan Penting Kedatangan Macron ke Indonesia


MutiaraUmat.com -- Menyikapi kunjung Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia pada 27—28 Mei 2025, Direktur Mutiara Umat Institute Ika Mawarningtyas menyampaikan di YouTube TintaSiyasi Channel, Kamis (12-6-2025). Menurutnya, setidaknya ada tiga catatan kritis yang harus diwaspadai dengan agenda kunjungan Macron bulan lalu. 

Pertama, ekspolitasi sumber energi yang dimiliki Indonesia. “Kedatangan Macron tidak bisa dilepaskan dari misi kapitalisme yang diembannya. Prinsip dasar ideologi ini adalah eskploitasi sumber daya alam. Atau bahasa kasarnya merampok. Seharusnya SDA dikelola sendiri oleh negara bukan diswastanisasi dan dikapitalisasi negara asing seperti Prancis, Amerika, maupun China,” jelasnya. 

Kedua, menciptakan ketergantungan Indonesia tehadap Prancis. "Indonesia sebagai negara belum mampu mandiri memproduksi teknologi dan sains dalam bidang transportasi, pangan, kesehatan, telekomunukasi, serta sarana fisik lainnya yang makin canggih. Sehingga Prancis akan menjadikannya sebagai peluang konsumen pasar," bebernya.

Ketiga, Macron membawa nilai-nilai sekuler (pemisahan agama dari kehidupan), juga liberalisme (kebebasan) dengan cara menggaungkan HAM sebagai nilai universal yang harus diambil. Akibatnya, kata dia, umat Islam lepas ikatan dengan syariat satu demi satu. "Selain itu, terdapat poin yang sangat menyakitkan umat Islam, yaitu pernyataan Prabowo yang akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika mereka memberikan kemerdekaan Palestina,” bebernya

Menurutnya, hal itu tidak mungkin dilakukan Zionis Yahudi. " Solusi dua negara yang ditawarkan Barat dan dianggap Prabowo sebagai solusi satu-satunya adalah penyebab wilayah Palestina makin sedikit. Ucapan Prabowo tersebut juga menunjukkan posisi negeri ini tunduk di bawah kepemimpinan kapitalis Yahudi," tuntasnya. [] M. Siregar

0 Komentar