Tawuran Terus di Belawan Nyari Kawan atau Lawan?
TintaSiyasi.id -- Setiap menyebut nama kota Belawan akan terbersit di benak masyarakat kalau bukan banjir pasti tawuran. Karena hanya dua kata ini yang sangat melekat di dipikiran masyarakat. Banjir contohnya sudah menjadi langganan kota Belawan setiap bulannya. Begitu juga dengan tawuran, hampir di setiap pekan ada saja berita tentang tawuran yang terjadi di Belawan. Baik itu antar gang, lingkungan dan bahkan antar kelurahan.
Hal ini dianggap lumrah bagi warga yang sudah terbiasa dengan aksi tawuran tersebut. Namun apa jadinya jika tawuran sudah membidik area fasilitas umum yang selama ini menjadi jalur bebas hambatan dan aman (jalan tol) menjadi target aksi tawuran sekelompok remaja?
Baru-baru ini viral di akun media sosial yang memperlihatkan aksi sekumpulan pemuda yang akan melakukan aksi tawuran di jalan tol Balmera. Lokasi aksi yang terekam oleh pengguna jalan tol tersebut berada di kawasan kampung Salam Belawan. Dalam rekaman video itu terlihat banyak serpihan kaca berserakan di jalan tol dan sekumpulan pemuda memenuhi sebagian jalan tol. Terlihat juga ada truk yang sedang melintas, diduga truk tersebut menjadi sasaran aksi dari pelemparan para pemuda yang melakukan aksi tawuran tersebut.
Dari aksi tawuran yang viral di media sosial ini, belum diketahui kejelasannya kapan peristiwa itu terjadi. Namun aksi tawuran ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.Terutama bagi pengguna jalan tol, karena selama ini jalan tol adalah jalur teraman dan bebas hambatan untuk berkendara.
Karena sejatinya jalan tol dibangun untuk mempermudah kendaraan roda empat terbebas dari yang namanya kemacetan, untuk memperlancar dan meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa, serta untuk meningkatkan pemerataan hasil pembangunan.
Namun disayangkan, hari ini jalan tol yang seharusnya sebagai area layanan umum kini tak lagi aman. Karena aksi tawuran yang terjadi beberapa pekan lalu menunjukkan bahwa betapa lemahnya kontrol emosi dan lemahnya keimanan para pemuda. Sehingga sering melakukan aksi tawuran. Apalagi aksi tawuran yang dilakukan di area pelayanan publik (jalan tol Balmera). Lagi-lagi hal ini menunjukkan betapa buruk kerusakan yang diakibatkan dari penerapan sistem kapitalis sekuler.
Sistem sekuler dengan sengaja menjauhkan agama dari sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga ketika terjadi aksi tawuran masyarakat dan aparat akan kesulitan dalam menangani dan menyelesaikannya. Karena hari ini hukum yang berlaku tidak bisa memberikan efek jera terhadap para pelaku aksi tawuran. Ini jelas menunjukkan betapa rusaknya kontrol sosial di tengah-tengah masyarakat terutama lemahnya penguasa dalam melindungi keamanan rakyatnya.
Peristiwa aksi tawuran yang merambah sampai ke jalan tol, di mana jalan tol yang selama ini dianggap sebagai area vital publik yang aman kini tak lagi aman. Ini menunjukkan kegagalan dari penerapan sistem kapitalis saat ini dalam membina para generasi muda. Minimnya pembinaan moral sosial dan diperparah lagi dengan tingkat sosial ekonomi para remaja di kawasan Belawan hidup dalam keadaan kurang berkecukupan.
Akibat dari minimnya pembinaan secara moral dan spritual baik dari kedua orang tua maupun lingkungan yang tidak mendukung, remaja yang melakukan aksi tawuran ini mereka masih mencari identitas diri. Sehingga ketika penyaluran identitas itu tidak tersalurkan secara benar dan terarah, mereka melampiaskan dengan cara kekerasan. Hal inilah yang mendorong mereka melakukan berbagai aksi, salah satunya dengan aksi tawuran.
Alih-alih menjadi generasi yang bermanfaat mereka malah terseret dalam perilaku yang rusak akibat ketiadaan visi hidup yang jelas dan tekanan lingkungan yang buruk. Hal inilah yang menyebabkan para remaja mengalami yang namanya krisis identitas.
Tentunya dengan penerapan sistem kapitalisme yang tak bisa menjamin keadilan sosial bagi rakyatnya, tentu kita tidak bisa berharap akan ada perubahan moral di kalangan remaja. Karena sistem kapitalisme dalam melaksanakan programnya tidak pernah secara sistematik dan menyeluruh.
Untuk menghilangkan krisis identitas di kalangan remaja dan mengembalikan kepercayaan diri para remaja, hal ini hanya bisa dilakukan dengan cara sistematik (secara teratur). Dan ini hanya bisa dilakukan dengan cara sistem Islam.
Karena dalam Islam konsep mencetak generasi yang kuat dan sholeh diperlukan pendekatan secara sistematik. Konsep tersebut berbasis pendidikan Islam yang memiliki kontrol sosial yang kuat. Negara akan berperan aktif dalam pemberdayaan generasi muda Islam. Karena pemuda dalam Islam dianggap sebagai agen perubahan bukan sebagai pelaku kekacauan.
Untuk itu pemerintah (Khalifah) dalam menjaga generasi muda agar tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang merugikan diri sendiri dan keamanan umum, negara akan menempatkan peran keluarga sebagai pilar utama yang menjaga agar para pemuda tidak tergerus pada perilaku yang buruk. Karena pondasi utama baik dan buruknya remaja dalam bersikap dilihat bagaimana keluarga itu menanamkan nilai akhlak yang baik bagi anak-anaknya. Dan didukung dengan konsep pendidikan yang berbasis Islam di setiap lembaga pendidikan. Serta juga adanya peran masyarakat dalam mengkontrol keamanan publik. Tidak lupa penerapan sanksi yang tegas bagi pelaku perusak keamanan publik.
Hanya saja, konsep di atas bisa terlaksana jika sistemnya diganti dengan sistem Islam yang meniscayakan keamanan dan ketentraman bagi masyarakat. Karena sejatinya pemimpin (Khalifah) dalam Islam tidak akan membiarkan rakyatnya hidup dalam keadaan ketakutan. Khalifah juga akan menjalankan amanah kepemimpinannya dengan ketakwaan kepada Allah dan Rasulnya serta dilandasi dengan bersikap adil.
Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam Qur'an surah Al-Maidah ayat 8 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu, terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Bertakwalah adil (karena adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
Wallahu a'lam bisshawab
Oleh: Rismayana
Aktivis Muslimah
0 Komentar