Krisis Air Bersih Bikin Warga Sedih


Mutiaraumat.com -- Air bersih adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup, tak hanya manusia air menjadi penopang kehidupan bagi seluruh rantai ekosistem di bumi. Tanpa air kehidupan tidak akan dapat berlangsung sebagaimana mestinya.  

Namun kini seiring bertambahnya populasi penduduk, kebutuhan akan air bersih semakin meningkat drastis. Data bps 2023 menggambarkan bahwa sekitar 78,9% keluarga di Indonesia menggunakan air bersih yang bersumber dari sumur bor tetapi tidak semua warga dapat mengaksesnya (BPS 2023).

Seperti yang terjadi di Belawan Sumatera Utara baru-baru ini. Masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih di wilayah tersebut. Air yang mereka gunakan selama ini sungguh tidak layak. 

Hal ini terungkap saat Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas melakukan kunjungan kerja bersama anggota DPRD dan juga perwakilan PDAM Tirta Nadi. Beliau mengatakan, "Air yang digunakan warga berasal dari air sumur bor yang dibeli warga dengan kondisi yang tidak layak sebab air kuning dan berbau. Akibatnya warga banyak kena penyakit gatal karena menggunakan air yang kotor." (Portal Medan, 19/5/2025)

Sesungguhnya Indonesia memiliki sumber daya air yang melimpah ruah, dengan banyaknya lautan, sungai serta danau yang mengelilinginya. Posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang basah, menyebabkan curah hujan tinggi sepanjang tahun. Dengan sumber daya air yang berlebih seharusnya Indonesia tidak akan mengalami krisis air bersih.

Namun sayang realita yang terjadi tidak sesuai keadaan, masih banyak penduduk di negeri ini tidak mendapat akses air bersih.

Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih di negeri ini. Diantaranya adalah penggundulan hutan secara besar-besaran yang menyebabkan ekosistem hutan menjadi rusak. Padahal hutan adalah tempat penyimpanan air terbaik maka jika hutan rusak air tidak akan dapat tersimpan. Jadi ketika hujan akan menyebabkan banjir. Dan akhirnya air hanya akan mengalir ke laut.

Penyebab selanjutnya adalah pembuangan limbah industri di daerah aliran sungai dan juga banyaknya masyarakat yang membuang sampah ke sungai membuat sungai menjadi tercemar hingga air sungai tidak bisa dipergunakan lagi.

Di samping itu, beralih fungsinya daerah resapan air menjadi gedung-gedung dan bangunan lainnya, akhirnya tanah tak lagi mampu menahan air.

Keadaan ini diperparah dengan sistem kapitalis yang dianut pemerintah saat ini, di mana air yang seharusnya menjadi hak kepemilikan umum dijadikan ladang cuan oleh pemerintah. Air menjadi komoditas yang diperjualbelikan layaknya barang dagangan.

Kebijakan pemerintah yang menyerahkan pengelolaan air bersih kepada pihak swasta menambah beban penderitaan rakyat karena untuk mendapatkan air bersih rakyat harus membeli dengan harga lebih mahal.

Dalam Islam air yang merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia menjadi hak kepemilikan umum. Dan tidak boleh dikelola oleh perorangan atau pun pihak swasta.
Rasulullah SAW bersabda:

"Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api." (HR Abu Daud dan Ahmad).

Dalam pengurusan masalah air negara bertanggung jawab atas pengelolaannya, pendistribusiannya dan penjagaan terhadap kebersihan air. Negara wajib menjaga ketersediaan air agar tidak terjadi krisis air bersih. Dan semua itu dibiayai oleh negara tanpa membebani rakyat.
Hanya dengan menerapkan sistem Islam semua itu bisa terwujud.
Wallahu a'lam bishshawwab.[]

Oleh: Irayani
(Aktivis Muslimah)


0 Komentar