Tegaknya Khilafah yang Menghantui Pemimpin Barat



Tintasiyasi.id.com -- Kenapa Netanyahu menolak keras keberadaan khilafah? Apakah ia merasa kekuasaan akan terancam, jika khilafah tegak kembali?

Dilansir dari media umat, 23/04/2025) Netanyahu menyatakan: "Kami sangat tahu siapa yang harus kami lawan, dan saya ucapkan kepada Houthi: setiap serangan, dan ini efektif di Lebanon dan wilayah lainnya."

Ia juga menambahkan: "Saya telah sering kali menyampaikan bahwa kami akan mengganti wajah Timur Tengah, dan inilah kenyataan yang tengah kami jalankan sekarang. Keuntungan kekuatan dan ketetapan pemerintah saya, kami telah membagi sumbu kejahatan di Gaza, Lebanon, Suriah, dan di tempat lain. Kami memahami musuh kami dengan baik dan tidak akan menyetujui eksistensi khilafah di sini atau di Lebanon. Dan kami berusaha untuk menjamin kelangsungan hidup (Israel)."

Perdana Menteri (Israel), berkata bahwa dirinya akan menerangkan tentang “opini (Israel) tidak boleh terpaku pada Yaman, tetapi akan meningkat ke Lebanon dan wilayah lainnya,” dan ia juga berkata bahwa dirinya tidak mau "menyetujui tegaknya Khilafah walaupun di pesisir pantai Mediterania."

Penolakan Netanyahu terhadap khilafah, sejatinya menggambarkan ketakutan mendalam akan kekuatan umat islam di seluruh dunia yang mulai terbentuk kesadarannya. Dengan mencari solusi hakiki yaitu, menyerukan jihad dan tegaknya khilafah sebagai solusi di tingkat global. 

Kesadaran ini bukan hanya omong kosong, namun telah mencapai batas ideologi nasionalisme, dan bangsa. Menyatukan hati kaum muslimin, hidup kembali di bawah naungan hukum Islam.

Tegaknya Khilafah bukan sekadar ancaman politik barat di dunia Islam, tapi sebagai simbol runtuhnya otoritas kapitalisme, sekularisme, dan libelarisme yang selama ini dijadikan sebagai alat untuk merusak umat ini. 

Para penguasa barat sadar, ketika umat islam bersatu di bawah satu kekuasaan islam. Maka kekuatan mereka akan berlipat ganda, tidak hanya dalam aspek ekonomi dan militer saja. Tetapi juga akan menggoyahkan sistem dunia dengan persatuan dan akidah umat hari ini.

Kekuatan inilah yang akan meruntuhkan hegemoni zionis, atas Palestina. Oleh sebab itu, perintah mereka untuk menolak berdirinya khilafah adalah pengakuan tidak langsung, bahwa ide ini makin tumbuh kuat di hati setiap umat islam.

Khilafah bukan konsep politik manusia, melainkan ajaran agung dari Allah dan kabar gembira atau bisyarah, diucapkan Rasulullah SAW secara langsung yang pasti akan terjadi pada waktunya. 

Rasulullah Saw bersabda:
“Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.

Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada.

Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi, dan Al-Bazzar).

Hadist ini menunjukkan bahwa setelah fase kekuasan zolim dan diktator, umat islam akan kembali dipimpin oleh khilafah yang mengikuti jejak kenabian.

Namun, tidak semua orang menginginkan tegaknya khilafah, masih ada musuh-musuh Allah yang mencoba untuk menghalanginya. Mereka menganggap khilafah adalah ancaman untuk barat dengan ideologi kapitalisme.

Mirisnya tidak hanya dari luar, tapi banyak pula pengusaha negeri-negeri muslim berkhianat memilih bergandengan tangan dengan kaum kafir. Semata-mata untuk mempertahankan kursi kekuasaan mereka.

Kecintaan mereka terhadap dunia dan ketakutan kehilangan kekuasaan, telah membutakan hati nurani mereka. Sehingga mereka rela menjadi boneka untuk menghalangi kebangkitan umat ini.

Makin jelas pula bahwa dakwah menyerukan jihad dan Khilafah bukan hanya sekedar bicara, alias "NATO-No Action Talking Only." Hari ini, umat mulai menyadari bahwa solusi yang di tawarkan barat bukanlah solusi hakiki, melainkan hanya solusi sementara. Karena itu, sudah seharusnya umat saling menguatkan keyakinannnya dan tambah semangat berjuang menjemput Nashrullah (pertolongan Allah).

Hari ini tampak makin jelas, kerusakan akibat dari sistem kapitalisme-sekulerisme membawa kehancuran moral, ekonomi dan ketidakadilan bagi yang lemah. Kebutuhan sistem islam sudah makin nyata dan perjuangan ini harus dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis yang mengikuti metode dakwah Rasulullah.

Supaya umat menyadari bahwa hanya dengan islam kaffah kemuliaan kaum muslimin dapat terlaksana. Kemudian, para pengembannya, harus makin menguatkan dakwah kepada umat dan memanfaatkan situasi hari ini untuk membangun kesadaran politik, dan mengganti sistem kufur dengan keadilan syariat. Inilah yang akan membawa perubahan hakiki yang diridhoi oleh Allah Ta'ala.
Wallahu a'lam Bishshawwab.[]

Oleh: Nurhalisa
(Aktivis Muslimah) 

0 Komentar