Tanpa Khilafah, Umat Bak Buih di Lautan



Mutiaraumat.com -- Tiada lelah, tiada menyerah, semuanya sudah tercurah sampai tetes darah penghabisan. Demikian mungkin ungkapan yang tepat untuk kita sematkan pada saudara muslim di Palestina.

Setahun lebih zionis laknatullah telah membombardir, menghantam apapun yang bisa mereka hantam, sampai mereka puas muslim Palestina menjadi hancur berkeping-keping bersama puing-puing reruntuhan gedung-gedung yang hangus terlalap bom.

Sakit itu sudah pasti, tubuh penuh luka yang tak ada sedikitpun obat menyembuhkannya karena rumah sakitpun telah hancur bersama para dokter yang syahid di sana.

Jerit tangis anak-anak yang ditinggalkan orang tua serta sanak keluarganya terasa begitu mengiris hati, bahkan tubuh kecilnya pun sewaktu-waktu menjadi sasaran brutal kaum zionis tersebut.

Begitu berat beban yang harus ditanggung sang penjaga bumi Allah yang dirahmati, tanpa ada pembelaan dari saudaranya di negeri yang lain, padahal jika kita berkaca pada hadits Rasulullah Saw, seharusnya setiap muslim itu bersaudara dan persaudaraan mereka ibarat satu tubuh, jika salah satu anggota tubuh itu merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lain pasti akan merasa sakit pula.

Namun, itu tidak terjadi di saat muslim Palestina sedang sakit menghadapi genosida dari zionis, justru saudara yang lain tidak merasakan sakit itu, dengan bukti bahwa para pemimpin negeri muslim itu terdiam kaku tak mampu mengerahkan pasukan dan persenjataan mereka untuk menolong saudaranya.

Mereka hanya mencukupkan dengan mengirim donasi kemanusiaan, memboikot produk zionis atau paling banter melontarkan berbagai kecaman, yang sebenarnya sedikitpun tidak pernah bisa melemahkan zionis laknatullah tersebut.

Demikianlah kondisi umat muslim hari ini yang telah diibaratkan oleh panutan kita, beliau saw telah mengambarkan bahwa akan datang masa umat islam ibarat buih di lautan yang terombang-ambing sekalipun jumlah mereka sangat besar tapi tak memiliki kekuatan.

Hilangnya kekuatan umat ini sebagaimana buih di lautan tersebut sebenarnya karena ketiadaan seorang pemimpin yang menyatukan dan menaungi mereka.
Pemimpin yang dimaksud adalah seorang khalifah yang hanya tunduk dan patuh serta menerapkan hukum dari Allah Swt, di bawah institusi kekhilafahan, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah Saw dan Khulafaur Rasyidin.

Karena sungguh khilifah yang akan mampu mengomando pasukan dalam jumlah besar serta lengkap dengan persenjataan untuk membebaskan bumi Palestina dan menyelamatkan semua warga dari genosida zionis tersebut.

Sejarah telah mencatat hampir 14 abad sistem kekhilafahan ini memimpin dunia, dan telah terbukti selama berjalannya sistem tersebut umat sejahtera dan terlindungi.
Jangankan sampai dirampas wilayah yang luas dari kaum muslimin, bahkan satu jengkalpun tanahpun akan dibela dan dipertahankan oleh seorang khalifah.

Dan peristiwa itu pernah terjadi di masa Kekhilafahan Turki Usmani.
Lantas apalagi yang menghalangi kita untuk tidak segera mengambil sertaemperjuangkan tegaknya sistem kekhilafah tersebut?

Oleh: Dewi Khoirul
(Aktivis Muslimah)

0 Komentar