Palestina Menderita, Zion!s Makin Mengganas, Butuh Kekuatan Global untuk Mengakhirinya


MutiaraUmat.com -- Penderitaan kaum Muslim di Gaza belum juga berakhir. Penjajah Zionis semakin mengganas, berbuat di luar batas kemanusiaan. Pasca genjatan senjata situasi di Gaza semakin mencekam. Zionis tidak segan menyerang pengungsian dan membakar hidup-hidup para korban. Kecaman dunia tidak lagi dihiraukan.

Setelah 18 bulan invasi militer Israel yang telah menewaskan lebih dari 51.000 warga Palestina, situasi di Gaza “mungkin yang terburuk” yang pernah ada. Program Pangan Dunia PBB (WFP) pada hari Jumat mengatakan seluruh wilayah Gaza, dengan populasi dua juta orang, mungkin berada di ambang kelaparan dan dapur bantuan "diperkirakan akan kehabisan makanan dalam beberapa hari mendatang." (aljazeere.co, 26-4-2025)

Blokade darat Israel yang terus berlanjut yang menyebabkan tidak ada makanan, bahan bakar, atau obat-obatan yang masuk ke Gaza selama dua bulan. Hal ini menyebabkan krisis pangan dan mengalami kelaparan. Sampai sebagian dari warga Gaza memakan kura-kura untuk bertahan hidup.

Di sisi lain, para penguasa muslim hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata. Para parleman dunia berkumpul dan berdiskusi pada acara “The Group of Parliaments in Support of Palestine” dan hasilnya pun hanya seputar kemestian mendukung kemerdekaan Palestina serta desakan agar Zion*s menghentikan genosida. 

Penguasa arab rela bermuka dua, hanya untuk merebut simpati rakyat dan umat Islam dunia. Namun, pada saat yang sama mereka berjabat tangan dengan penjajah. 

Umat Islam hari ini sudah mulai menyerukan jihat sebagai solusi dan para ulama dunia menuntut untuk melakukan pengiriman tentara. Namun, para penguasa Muslim di dunia sama sekali tidak menggubrisnya. Mereka takut pada Amerika jika membantu Gaza dan lebih mencintai kursi kekuasaan dibanding menolong saudara Muslim di Gaza. 

Padahal, Allah Ta'ala memerintahkan umat Islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama Muslim. Allah juga menyatakan umat Muslim adalah bersaudara. Dalam Surat Al-Hujurat ayat 10 “Orang-orang Mukmin itu bersaudara”. Salah satu hadis Nabi juga menyatakan, “Seorang Muslim adalah saudara bagi muslim lainnya”. Keimanan dan keislaman tidak melihat perbedaan warna kulit, suku dan bahasa. Oleh karena itu, wajib menolong saudaranya.

Negeri-negeri Muslim dulunya bersatu tapi akibat kolonialisme penjajahan yang dilakukan oleh Barat di dunia Islam, mereka menanamkan paham nasionalisme untuk diterapkan di negeri-negeri Muslim sehingga membuat negeri-negeri Muslim terpecah belah dan dampaknya membuat umat Islam di negara yang satu tidak peduli dengan nasib umat Islam di negara lain. Selama umat masih terikat pada nasionalisme, mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu dan jihad pun tidak akan digerakkan.

Maka umat Islam harus mencampakkan nasionalisme, menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan dangan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global yaitu khilafah. 

Umat wajib menyeru semua Muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus meningkatkan 
persatuan umat dan kewajiban menolong Muslim Palestina. Umat juga harus bergerak menuntut penguasa Muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad dan menegakkan khilafah. 

Gerakan umat harus ada yang memimpin dan terarah. Jamaah dakwah ideologislah yang mampu memimpin umat untuk bersatu, menyerukan jihad dan tegaknya khilafah. 

Para pengemban dakwah harus terus berjuang mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan khilafah agar persoalan umat termasuk palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dilangsungkan kembali. []


Puput Weni R.
(Aktivis Muslimah)

0 Komentar