Palestina Berdarah, Butuh Solusi Nyata
TintaSiyasi.id -- Isu Palestina tak kunjung reda sejak Zionis Israel menduduki wilayah Palestina pada 1948 silam. Terlebih dalam satu tahun terakhir, kebiadaban zionis makin menjadi-jadi dengan aksi genosidanya terhadap muslimin Palestina. Puluhan ribu anak-anak menjadi korban dan banyak dari mereka pula dibuat berstatus ‘yatim’ karena mesti kehilangan orang tua mereka.
Sebagaimana yang diberitakan oleh liputan6.com (06/04/2025), selama hampir dua tahun belakangan ini, genosida di Gaza telah menghasilkan 39 ribu anak yatim juga menewaskan kurang lebih 100 anak gaza di setiap harinya. Menjelang hari anak Palestina, Biro al mayadeen mengonfirmasi bahwa sebanyak 39.384 anak telah menjadi yatim sejak 534 hari pemgeboman. Sementara itu kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina menyatakan bahwa sedikitnya 100 anak Palestina tewas atau terluka setiap harinya di jalur Gaza.
Mirisnya, semua fakta ini terjadi di tengah maraknya narasi HAM dan segala tetek bengek aturan internasional serta perangkat hukum menyoal perlindungan dan pemenuhan hak anak. Dan setelah sekian lamanya, untuk merespon situasi gaza dan gagalnya ikhtiar Muslimin memperjuangkan saudaranya di Palestina, layaknya boikot produk Israel, demo dan aksi, bantuan logistik, dsb. Ulama internasional akhirnya mengeluarkan fatwa untuk jihad melawan Israel jika menginginkan untuk memusnahkan zionis, sebagaimana yang dilansir dari merdeka.com (05/03/2025).
Ketidakberdayaan regulasi hukum dalam menghadapi isu Palestina Ini sudah seharusnya membuka mata kita bahwa semua regulasi tersebut tidak mampu untuk menyelesaikan penderitaan Muslimin Palestina, terlebih bagi anak-anak mereka yang menjadi penerus muslimin untuk menjaga tanah para nabi.
Dan jika ‘jihad’ hanya sekadar dijadikan fatwa, tentu tidak akan bergerak efektif bagi kemerdekaan Palestina, apalagi fatwa tidak memiliki kekuatan yang mengikat. Kekuatan militer yang seharusnya digunakan untuk jihad pun nyatanya dikuasai oleh para pemimpin yang justru berpangku tangan dalam menyikapi isu Palestina, padahal jihad defensif masif telah dilakukan oleh Muslimin Palestina di bawah komando kelompok bersenjata, yakni Hamas.
Jalan Keluar Paling Ampuh
Satu-satunya jalan keluar paling ampuh dan solusi nyata untuk menyelesaikan konflik Palestina tak lain berupa jihad melawan zionis di bawah komando satu pemimpin muslimin seluruh dunia. Kepemimpinan bernamakan khilafah ini, yang benar-benar mengirim pasukan dan senjata untuk berjihad sangat diperlukan bagi Muslimin Palestina saat ini. Maka untuk menghadirkan khilafah sudah seharusnya menjadi fokus utama dalam agenda muslimin, terlebih bagi kelompok-kelompok dakwah yang bertekad untuk menolong Palestina.
Khilafah yang berperan sebagai raain (pengurus) dan junnah (pelindung) , tidak akan pernah membiarkan kezaliman menimpa rakyatnya. Yang jika kita kembali melihat sejarah, Khilafah terbukti berhasil menjadi benteng pelindung yang aman, dan memberikan support system terbaik bagi rakyatnya selama 13 abad.
Kepemimpinan khilafah hanya bisa tegak atas dukungan mayoritas umat Islam sebagai buah manis dari penyadaran ideologis yang dilakukan oleh gerakan Islam yang tulus berjuamg demi kehidupan Islam. Karena sejatinya pemilik hakiki kekuasaan yang mampu memaksa penguasa untuk melakukan yang diinginkan umat adalah umat itu sendiri.
Dan sejatinya berdikarinya Khilafah, menyangkut seluruh problem kehidupan manusia di muka bumi ini, tidak hanya menyangkut problem Palestina saja. Maka sudah kewajiban kita sebagai saudara muslimin Palestina untuk berada dalam satu kepemimpinan, mengirim pasukan dan berjihad melawan zionis Israel. Dengan begitu pula, kehidupan anak-anak Palestina dapat terlindungi. Karena saudara seiman mereka tidak akan berpangku tangan ketika melihat anak-anak Palestina dan juga orangtua mereka terbantai. Wallahu a'lam bishshawab. []
Darisa Mahdiyah
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar