Kami Tak Sudi Menyaksikan Tanah Palestina Jatuh ke Tangan AS
MutiaraUmat.com -- Genosida terhadap Gaza semakin parah, padahal akhir-akhir ini adalah masa gencatan senjata. Kabarnya, Gaza akan direkonstruksi ulang. Namun, ironisnya, rekonstruksi ini tidak sama sekali diperuntukkan untuk rakyat Palestina. Rekonstruksi ini demi kepentingan hegemoni AS di Timur Tengah.
Mendengar kabar ini, seluruh penjuru dunia bereaksi marah terhadap AS. Di Indonesia saja, hampir seluruh provinsi menyuarakan kebebasan Palestina. Kaum Muslimin benar-benar tak tega melihat keadaan saudara mereka. Namun, apalah daya, mereka bak buih di lautan, kuantitasnya banyak, namun kekuatan yang mereka miliki hampir tak terasa pengaruhnya.
Hakikatnya, persoalan Palestina adalah persoalan kemanusiaan. Oleh karena itu, warga London dan sekitarnya pun menyuarakan kebebasan Palestina. Bahkan, jumlah mereka tak main-main, hampir 150.000 orang turun ke jalan dalam rangka unjuk rasa. Berbagai slogan yang menuntut diakhirinya genosida di Gaza juga mereka gaungkan. Segala sisi dunia tetap akan menolak pendudukan AS di tanah Palestina. (International.SindoNews.com , 16/02/25) - LONDON
Negeri-negeri Arab juga menolak dengan tegas, namun tetap saja mereka tak memberikan aksi nyata. Padahal, penyelesaian masalah Palestina hanya bisa dilakukan dengan aksi nyata, yaitu tentara lawan tentara. Ini karena negara-negara Arab masih berada di bawah kekangan negara adidaya sekulerisme-kapitalisme. Walhasil, negara Arab bukannya mengerahkan tentara, justru menjalin hubungan mesra dengan sutradara genosida.
Ini merupakan bukti bahwa sistem sekuler benar-benar tak bisa menciptakan keamanan internasional. Lembaga-lembaga yang seolah-olah berkiprah untuk menciptakan kedamaian, nyatanya hanya mendamaikan oknum tertentu. Adanya HAM yang tujuannya untuk membebaskan manusia dari segala tekanan, faktanya, HAM hanya dilegalkan untuk orang-orang selain Islam.
Sebab, telah banyak berita yang menyebutkan bahwa kaum Muslimin dipersekusi di berbagai daerah, mulai dari daerah Timur hingga Barat. Mulai dari Muslim Uighur yang kabarnya tak digubris hingga Muslim Palestina yang banyak mendapat dukungan. Berbagai diskriminasi yang dicanangkan semata-mata hanya diperuntukkan bagi kaum Muslimin.
Ini semua semakin mengokohkan bukti bahwa kaum Muslim benar-benar membutuhkan sebuah pelindung (ra'Ä«n). Sangat urgen bagi kaum Muslim untuk mewujudkan negara yang dapat mempersatukan mereka, sehingga mereka dengan leluasa dapat menerapkan peraturan Islam secara kaffah.
Sebab, hanya negara Khilafah yang dapat menyokong penerapan syariat Islam, juga menjaga kehormatan, darah, dan akidah kaum Muslimin. Oleh karena itu, perlu dibentuk kesadaran umum di tengah-tengah masyarakat agar mereka menuntut kebutuhan negara Khilafah. Kesadaran ini dapat dibentuk melalui partai politik yang berkiprah menyadarkan umat.
Untuk itu, sangat dianjurkan bagi seluruh individu Muslim untuk segera bergabung bersama partai politik ini untuk menyadarkan umat di tengah-tengah kegelapan. Wallahua'lam bish-shawab.
Oleh: Fatimah Nurul Jannah
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar