Indonesia Gelap, Membutuhkan Cahaya Islam
MutiaraUmat.com -- Pemerintah seharusnya bisa mendengarkan dan menindak lanjuti protes publik, bukan hanya sibuk dengan proses kebijakan yang berpolemik. Belum setahun sejak logo garuda dengan latar biru Peringatan Darurat mewarnai jagat maya, lambang itu kembali mengudara dengan latar hitam. Perubahan warna menjadi lebih suram ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja dan kekhawatiran publik terhadap tanah air semakin membuncah. Hasil analisis lembaga pemantau media sosial, Drone Emprit, menemukan gambar garuda hitam ini terlacak di X setidaknya sejak tanggal 3 Februari 2025 malam, alias dua hari setelah pemberlakukan pembatasan distribusi elpiji 3 kilogram (kg) ke pengecer. Tagar Peringatan Darurat berlatar hitam ini muncul menyusul tagar #IndonesiaGelap. Menurut temuan Drone Emprit, kedua tagar ini mengusung narasi serupa dan kerap muncul bersamaan. Selain itu, narasi ini juga dikatakan berasal dari akun-akun organik.
Drone Emprit mengungkap, garuda hitam ini mulanya dicuitkan oleh akun X @BudiBukanIntel pada Senin (3/2/2025) pukul 22.36 WIB dan diunggah sebagai jawaban atas pertanyaan @out_of_thecourt tentang Peringatan Darurat.
Aksi demo Indonesia Gelap yang dimotori oleh kalangan mahasiswa di berbagai daerah memberikan beberapa tuntutan kepada pemerintah. Sayangnya tuntutan yang ditawarkan sejatinya tidak menyelesaikan masalah hingga ke akarnya bahkan ada yang menawarkan untuk kembali pada demokrasi kerakyatan. Padahal penerapan sistem demokrasilah yang menjadi akar permasalahannya, sehingga khawatir nasib rakyat Indonesia di masa mendatang (Indonesia Gelap).
Keadaan yang ada sekarang ini adalah kebijakan tambal sulam yang tidak menyelesaikan masalah, bahkan kondisi negara semakin buruk, korupsi makin merajalela, kemiskinan sebakin bertambah, utang negara makin menumpuk, penguasa represif, pemutusan tenaga kerja makin banyak, kesejahteraan makin sulit di raih, politik oportunitis, kualitas generasi makin mencemaskan, institusi keluarga makin rapuh. Sehingga makin buruknya kondisi negeri hingga seolah-olah tidak ada harapan lagi untuk berubah, sampai muncul #KaburAjaDulu yang banyak diamini generasi muda.
Mahasiswa sudah seharusnya melek politik dan kritis namun juga harus bisa memberikan solusi yang benar. Dan solusi yang benar hanyalah solusi dari Islam
.Untuk itu, pemuda seharusnya bergabung bersama kelompok dakwah ideologis agar dapat mengawal perubahan sesuai contoh Rasulullah.
Rasulullah Saw. dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi, bukan hanya kezaliman, tetapi merupakan sebuah kemungkaran, pada saat itu keadaan buruk dan haram oleh syariat islam, kemungkaran harus diubah oleh umat Islam, Rasulullah Saw. telah memerintahkan untuk melakukan perubahan sebagaimana sabdanya, “Siapa saja yang melihat kemungkaran, ia wajib mengubah dengan tangannya.Jika ia tidak mampu, maka wajib dengan lisannya. Jika tidak mampu, maka wajib dengan hatinya.“ (HR. Muslim)
Arah perubahan sesuai dengan surat Al-Imran ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ١٠٤
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan untuk mengemban risalah Islam dengan mengoreksi penguasa atas spirit amar makruf nahi mungkar dan menyuarakan solusi Islam karena hanya dengan penerapan sistem Islam meniscayakan masa depan masyarakat gemilang bukan gelap atau suram.
Mahasiswa adalah harapan bangsa, karena itu harus faham hanya dengan solusi Islam kaffah mengubah kegelapan menjadi cahaya/terang. Maka mahasiswa perlu mengkaji tsaqofah Islam secara mendalam, serius, dan kontinyu. Untuk mencegah penyusupan ide-ide selain Islam, seperti sekuler dan sosialisme. Dan memperjuangkan perubahan sistem yang ada saat ini menuju sistem Islam yang diridhai Allah Swt., yaitu sistem khilafah.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Kania Kurniaty
Aktivis Muslimah Ashabul-Abrar
0 Komentar