Mengulik Tagar #KaburAjaDulu


MutiaraUmat.com -- Tagar #KaburAjaDulu makin ramai di medsos,warganet pun antusias mengkawal tagar ini. Tagar ini berisi beragam gambaran kehidupan diluar negeri. Mulai dari program Pendidikan yang memadai,gaji pekerja yang tergolong tinggi, hingga kesejahteraan yang seakan terjaamin di negeri adi daya. (CNN Indonesia, 7/2/2025)

Warga net otomatis sangat kepincut dengan beragam gambaran ini. Mengingat, negara kelahiran mereka yang saat ini masih berkembang dan belum dapat memberikan kesejahteraan secara utuh. Maka jelas, tagar ini lahir sebagai ekspresi kekecewaan warga negeri Konoha.


Di Balik Tagar #KaburAjaDulu

Naiknya tagar #KaburAjaDulu tentu bukan karena sebab. Ia viral lantaran tak puasnya warga Indonesia kepada tanah kelahirannya. Warga net merasa kecewa hidup di Indonesia, sebab kondisi kehidupan di Indonesia hampir berbanding terbalik 180 derajat. Jika dibandingkan dengan negeri adi daya yang lain. Akibatnya mereka benar-benar berambisi untuk hidup di luar negeri. Dengan harapan mnyambung kehidupan dengan nasib atau cerita yang lebih indah.


Dampak bagi Konoha

Meskipun hidup di luar negeri bagus untuk menaikkan taraf kehidupan. Namun, ternyata fenomena ini memiliki dampak yang buruk bagi Indonesia sendiri. Di antaranya adalah susahnya menemukan orang yang kompeten dalam bidang pendidikan atau kesehatan. Hingga akhirnya di masa depan dapat menurunkan kualitas hidup manusia.

Mengapa Indonesia tidak bisa menyejahterakan? Akar persoalannya terletak pada tak kuasanya Indonesia menyejahterakan seluruh kalangan rakyatnya. Apakah ini berarti masyarakat Indonesia tak sejahtera secara keseluruhan? Tentu tidak, segelintir orang yang menguasai sebagian besar aset ekonomi negara mereka tetap jaya. Tentulah mereka hidup bak raja. Andai kata mereka jadi panggangguran tak akan risau, sebab hidup mereka telah bergelimang harta. Yang simpanan kekayaannya tidak habis tujuh turunan.

Namun, ironinya mayoritas masyarakat Indonesia justru mengalami kisah hidup yang pilu. Jangankan untuk foya-foya, makan lauk tempe saja sudah alhamdulillah. Biaya pendidikan, kesehatan dan kebutuhan penunjang jangan ditanya. Tentulah mereka kesulitan memenuhinnya. Ini menunjukkan bahwa sistem kehidupan yang diimplementasikan oleh Indonesia adalah sistem yang gagal lagi bathil.

Sistem ini tak melahirkan sebuah regulasi, kecuali regulasi yang merusak, regulasi yang tak memanusiakan manusia. sehingga manusia yang hidup di dalamnya pastilah sengsara. Sebut saja regulasi ekonomi, ekonomi yang diimplementasikan di Indonesia adalah ekonomi kapitalistik. Yang menguntungkan orang-orang kapitalis saja.

Sistem ekonomi ini memiliki berbagai regulasi, salah satunnya adalah kebebasan kepemilikan. Peraturan ini memberikan pengertian bahwa seorang individu berhak memiliki apapun selagi ia mampu membayarnya dan mengelolannya.

Contohnya John orang kaya, ia mampu membeli tambang dan mengelolannya. Akhirnya dari hasil tambang ini ia mengelola dan mendapatkan keuntungan yang tak terhingga . padahal, andaikata tambang ini dikelola oleh negara. kemudian hasil yang didapatkan diberikan oleh masyarakat, maka dapat dipastikan kesejahteraan tak hanya dicicipi oleh segelintir orang saja. Namun seluruh masyarakat hampir tak terkecuali ikut merasakan manisnya kesejahteraan.

Dari sini jelas, regulasi ekonomi kapitalis meniscayakan terjadinya ketimpangan sosial. Bahkan ketimpangan nasional ini tak hanya di taraf nasional. Yaitu sebagian warga memperbudak sebagian yang lain. Namun, ketimpangan sosial ini terjadi hingga taraf internasional. Inilah yang menyebabkan mengapa ada negara adidaya dan juga ada negara berkembang. Itu karena negara adidaya telah mengeruk hampir keseluruhan dari negara berkembang. Juga seluruh penguasa yang tersebar di negara berkembang adalah boneka-boneka mereka. Tentu negara ini selalu menuruti perintah tuannya. 

Dari sini dapat diketahui, jika saja persoalan ini diselesaikan tanpa memupuskan kapitalisme, atau malah mengambil solusi dari sistem kapitalisme. Maka, pastilah persoalannya tak akan terselesaikan atau malah menambah deretan maslah lainnya. Sebab, biang kerok persoalan ini adalah kokohnya sistem kapitalis di negeri Konoha. Sehingga, kesejahteraan tak dapat diraih oleh seluruh masyarakatnya.


Negara Islam Penjamin Kesejahteraan Hakiki

Kesejahteraan hari ini tentu tidak akan relate, apabila menerapkan sistem peraturan Islam. Negara yang mengemban Ideologi Islam, pasti sukses menyejahterahkan rakyatnya. Ini dapat dilihat dari rangkaian sejarah kekhilafahan Islamiyyah. Khilafah dengan berjuta regulasi yang berasal dari sang pencipta lagi maha pengatur, selalu menjamin kesejahteraan hidup seluruh makhluk hidup.

Dan satu perkara yang perlu kita perhatikan, bahwa negara Islam tidak hanya menjamin kehidupan manusia saja. Bahkan hingga hewan dan tumbuhan. Buktinya khalifah umar sangat takut apabila ada keledai yang terperosok di daerah kekuasaanya.

Tak hanya itu, segerombolan serigala yang hidup di masa kejayaan khilafah tak akan nafsu dengan domba-domba yang ia temui. Itu semua sebab keberhasilan negara khilafah dalam mengatur ekosistem kehidupan. Hingga tak ada satu pun makhluk yang terzalimi. Mereka hidup dalam naungan rahmat. Ini semua disebabkan ajaran Islam yang bersumber dari Allah Swt. bukan dari akal terbatas manusia. Wallahu a’lam bishshawab. []


Fatimah Nurul Jannah
Aktivis Muslimah

0 Komentar