Membangun Kesadaran Politik Islam Gen Z
MutiaraUmat.com -- Riuh ramai drama pro kontra kenaikan PPN sebesar 12% yang menjadi 'hadiah' di awal tahun 2025, masih menjadi topik hangat yang tak kunjung usai di bicarakan di tengah-tengah masyarakat. Pemerintah melalui Presiden RI Prabowo Subianto resmi mengumumkan kenaikan tersebut dan berlaku pada 01 Januari 2025. Pasalnya, kenaikan ini hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah. (Kompas.com, 01/01/2025)
Kebijakan ini sempat menerima banyak penolakan dari berbagai kalangan masyarakat sebelum peresmiannya. Karena mereka menilai, imbasnya pasti akan dirasakan juga oleh seluruh masyarakat, meskipun PPN yang di naikkan hanya pada barang/jasa yang terkategori mewah.
Seperti yang dilakukan ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Jawa Timur pada Desember lalu. Mereka menggelar aksi di Taman Bungkul, Surabaya untuk menolak penetapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12 persen. Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar mengungkapkan kenaikan PPN dari yang semula 11 persen menjadi 12 persen, dirumuskan tanpa melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif. Banyak masyarakat yang turun kelas dari semula kelas menengah menjadi kelas bawah, dikarenakan sejauh ini masyarakat belum berada dalam kondisi ekonomi yang baik. (Kompas.com, 29/12/2024)
Pernyataan pemerintah yang menyampaikan bahwa kenaikan PPN hanya berdampak pada barang mewah saja, ternyata pada akhirnya berdampak pada kebutuhan pokok juga. Sungguh pemerintah dalam mensosialisasikan kenaikan PPN 12 persen cenderung penuh kebohongan. Kenaikan PPN 12 persen akan berdampak buruk pada perekonomian masyarakat, kehidupan masyarakat akan semakin sulit dan menderita.
Jelas ini membutuhkan peran masyarakat untuk melakukan muhasabah.
Adanya penolakan dari kalangan mahasiswa yang termasuk dalam generasi Gen Z terhadap kebijakan zalim ini adalah bentuk kepedulian mereka terhadap persoalan umat. Kepedulian Gen Z memang sudah seharusnya ada, karena mereka adalah salah satu kekuatan umat dalam mewujudkan perubahan. Oleh karena itu, Gen Z harus melihat akar penyebab sesungguhnya segala persoalan yang dihadapi masyarakat hari ini.
Penolakan terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak boleh dilihat semata pada dampak yang ditimbulkannya saja, tetapi Gen Z harus melihat secara mendalam sumber lahirnya kebijakan-kebijakan yang menyengsarakan rakyat tersebut. Tidak lain seluruh kebijakan pemerintah hari ini dilandasi oleh paradigma sekuler kapitalis, berbagai pungutan pajak yang terus mengalami kenaikan misalnya, adalah bagian dari prinsip ekonomi kapitalisme, selama sistem kapitalisme diterapkan, maka pajak akan terus membebani kehidupan masyarakat. Dan pajak dalam sistem kapitalis merupakan sumber dana yang utama selain hibah (baca: utang). Ini jelas bentuk kezaliman, Rasulullah SAW bersabda; "Ya Allah, barang siapa yang mengurus urusan umatku, lalu ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia. ....."(HR. Muslim, no. 1828)
Kesadaran atas kerusakan sistem ini harus tertanam dalam diri Gen Z. Namun tidak hanya sampai sini, setelah mereka memahami adanya kerusakan sistem kehidupan yang terjadi, maka Gen Z harus memahami sistem shahih yang harus dituju dan menjanjikan keberkahan hidup yakni sistem Islam kaffah.
Sudah waktunya Gen Z sebagai generasi muda berpikir mendalam dan cemerlang dalam memahami persoalan. Islam akan memberikan pendidikan politik Islam sebagai bekal mereka dalam memberikan kontribusi pada perubahan hakiki untuk penerapan Islam kaffah dan tegaknya khilafah. Pendidikan politik pada Gen Z tidak boleh diabaikan, terlebih Islam melihat potensi mereka sebagai agen perubahan hakiki sangat besar.
Selain itu, Islam pun memiliki sistem pendidikan Islam yang akan membekali Gen Z dengan berbagai ilmu agar produktif dan menghasilkan karya untuk umat. Gen Z harus bergabung pada partai politik Islam ideologis untuk mendapatkan pendidikan politik Islam agar gerak perjuangannya terarah dan berada pada jalan yang menghantarkan pada perubahan yang hakiki yaitu kehidupan yang diatur dengan Islam kaffah.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Elsa Nurraeni
Aktivis Muslimah
0 Komentar