Panen Musibah Saatnya Muhasabah

MutiaraUmat.com Memasuki musim penghujan, terjadi berbagai jenis bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Indonesia. Ironisnya, banyak di antara musibah itu merupakan dampak dari perbuatan manusia. Lalu bagaimana seharusnya seorang Muslim menyikapi musibah bencana alam tersebut? Bukankah ini saatnya kita muhasabah (introspeksi)?

Dikutip dari Tirto id., jenis bencana hidrometeorologi terjadi pada Selasa (3/12/2024) dan Rabu (4/12/2024) yang memporakporandakan sejumlah daerah di Kabupaten Sukabumi  yakni banjir, tanah longsor, pergerakan tanah, dan angin kencang. Pemerintah Kabupaten Sukabumi menetapkan status tanggap darurat bencana karena melihat dari skala bencana yang besar dan sebaran lokasi bencana, yakni berada di 33 titik di 22 kecamatan. Juga nilai kerugian yang besar, jumlah warga yang terdampak, dan adanya korban jiwa.

Diliput oleh  Jawa Pos (11/12/2024), dalam kunjungannya ke Sukabumi, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti menuturkan bahwa meluapnya air sungai adalah karena terjadi pendangkalan yang sangat parah dari sedimentasi. Sedangkan tanah longsor yang terjadi disinyalir merupakan akumulasi dari hutan gundul dan hujan dengan intensitas tinggi. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bencana ini merupakan dampak dari eksploitasi yang menimbulkan kerusakan alam.
 
Bagaimana Seharusnya Muslim Menyikapi Bencana?

Bagaimana seseorang bersikap, sangat ditentukan oleh pemikiran yang mendasari pemahamannya. Adapun seorang Muslim menjadikan aqidah Islam sebagai landasan hidup yang memengaruhi setiap sikapnya.

1. Sebagai individu 
Seorang muslim mengimani bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, baik ataupun buruk, sembari rida akan kehendak Allah.

Seorang muslim menyadari bahwa perbuatan dosa akan mendatangkan kemurkaan Allah dan azab yang dapat dirupakan dalam bentuk bencana. Hal ini juga menjadi pemicu agar setiap individu Muslim harus taat pada aturan Allah karena meyakini bahwa setiap aturan Allah adalah yang terbaik dan mendatangkan rahmat.

Berusaha secara maksimal dengan cara yang benar untuk mencapai hal yang kita harapkan sambil terus bertawakal, termasuk usaha kita untuk memperbaiki diri sendiri dan masyarakat.

2.  Sebagai warga negara
Seorang Muslim hendaknya menyadari bahwa aturan Islam tidak hanya mengatur individu, tetapi juga mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Seorang Muslim yang baik akan berusaha melaksanakan semua aturan Allah di segala aspek kehidupan. Sebagai warga Negara, seorang Muslim wajib menyadari bahwa ada aturan Islam (Syariat) yang hanya bisa diterapkan oleh negara melalui penerapan hukum dan kebijakan, sehingga mendukung negara untuk menerapkan aturan Islam.

Pemimpin yang bertakwa dapat melaksanakan aturan Islam dalam tata laksana pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA), sehingga menjadi berkah dan tidak memicu musibah. Tata kelola kehidupan masyarakat yang bervisi ketakwaan tentu akan berupa pengurusan yang bertujuan kemaslahatan hidup rakyat. Bukan seperti tata kelola dalam sistem kapitalisme yang hanya peduli untuk berbisnis dengan rakyat. Mengambil untung sebanyak-banyaknya dengan mengeksploitasi alam tanpa batas.

Pemimpin negara juga dapat mencegah maksiat massal dengan menerapkan peraturan yang sesuai aturan Allah. Misalnya dalam bidang ekonomi dan sistem pergaulan, karena sebagaiman disampaikan oleh Rasulullah Saw. “Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung, maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah diri mereka sendiri.” (HR Al Hakim, al Baihaqi dan Ath Thabrani).

Maka, jika setiap Muslim bertakwa dan pemimpinnya juga bertakwa dan menerapkan sistem kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan dan bernegara yang sesuai aturan Allah, sungguh kerusakan yang menimbulkan bencana dapat diminimalisir. Sebagaimana firman Allah:
“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (QS Al A’raf:96).

Sebagai Muslim kita meyakini bahwa aturan Allah dalam Islam pasti yang terbaik. Dan jika diterapkan secara menyeluruh sebagai sistem kehidupan, pasti akan membawa rahmat bagi seluruh alam.

Oleh: Hana Muti 
Aktivis Muslimah




0 Komentar