Hari Anak Sedunia Bukan untuk Anak Palestina


MutiaraUmat.com -- Hari anak sedunia merupakan perayaan yang diinisiasi oleh lembaga internasional di bawah PBB yang menjamin setiap hak keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan masa depan untuk seluruh anak di dunia. Tapi sepertinya hal ini tidak berlaku untuk anak-anak di Palestina.

Padahal seluruh dunia sudah mengetahui bahwa semua hak mereka telah dirampas oleh Zionis Yahudi, bahkan sejak mereka masih dalam kandungan. Padahal mereka berhak atas makanan yang layak, pendidikan, kesehatan, sanitasi, hingga jaminan keamanan, tapi mirisnya saat ini hak untuk bertahan hidup saja mereka tidak miliki.

Sudah 1 tahun sejak Taufan Al-Aqsha, genosida terus dilakukan zionis Yahudi secara keji terhadap penduduk Gaza dan sekitarnya, dan dunia menyaksikan semua kekejamannya namun sayang tak ada negara yang bisa atau mungkin tak ingin menghentikan pemusnahan yang luar biasa ini.

Serangan yang kejam ini diarahkan kepada warga sipil yang bukan anggota Hamas, orang tua, tim medis atau jurnalis, infrastruktur serta korban yang paling banyak adalah perempuan dan anak-anak. Keselamatan Mereka ternyata kalah jika dibandingkan dengan agenda politik, kekuasaan, jabatan dan kepentingan ekonomi dari negara-negara yang saat ini disekat dengan nasionalisme.


Akibat Sekat Nasionalisme dan Sekularisasi

Tanpa mereka sadari merayakan hari anak sedunia merupakan sebuah penghianatan untuk anak di Palestina. Apa yang ingin dirayakan dari sebuah penderitaan dan kesedihan, terutama dari anak anak dalam wilayah konflik perang yang tersebar diberbagai penjuru dunia?

Berbatasan dengan negeri-negeri Muslim ternyata tak membuat Palestina senantiasa mendapatkan dukungan, beberapa negara yang tunduk pada kepentingan kapitalisme global ikut menjadi penghianat yang mengabaikan penderitaan saudaranya demi kepentingan dan keuntungan yang akan dia dapatkan.

Mereka bagai kerbau yang dicucuk hidungnya, karena ikatan kerjasama antar negara, mereka tak bisa menghentikan genosida yang terjadi di Palestina, dan yang bisa mereka lakukan hanya sebatas mengecam dan mengutuk saja, sebab jika mereka melawan, maka mereka yang akan menjadi sasaran berikutnya, atau mungkin akan diputus kerjasama yang berakibat kerugian secara materil untuk negaranya.

Padahal kaum Muslim begitu banyak jumlahnya, dan tersebar di seluruh penjuru dunia, namun sayangnya umat ini sudah terpecah, lemah, dan sedang dijajah, baik secara fisik maupun pemikiran. Mereka terdoktrin untuk berkiblat pada barat, mengambil ragam budaya dan teknologi tanpa mempertimbangkan kekokohan akidah umat.

Umat dijauhkan dari sistem Islam. Agama dan syariat dianggap penghalang sebuah kemajuan, mereka diikat dengan uang dan kekuasaan, negara kafir dijadikan teman, sehingga untuk melawan mereka segan atau justru ketakutan. Padahal kekuatan kita adalah saat kita menggenggam erat syariat-Nya.

Disana negara-negara kafir saling bekerja sama mengirimkan bantuan keuangan dan persenjataan kepada Zionis Yahudi untuk menghancurkan Gaza, tapi mengapa kaum muslim tidak bisa bersatu untuk melawan mereka? Apalagi sikap para penguasa Muslim terutama pemimpin negeri-negeri Arab justru ada yang memberikan loyalitas kepada para penguasa negara Barat.

Dari kejadian ini umat bisa melihat bahwa sifat asli para penguasa saat ini adalah egois dan pengecut. Mereka punya kekuatan militer raksasa, mereka adalah pemimpin negara, tapi mereka memilih untuk berdiam saja daripada mengirimkan pasukan untuk membela darah dan kehormatan saudaranya.

Padahal umat Islam itu bagaikan satu tubuh, jika ada yang sakit maka bagian tubuh lainnya pun ikut merasakan sakit. Saudara kita saat ini bukan hanya sakit biasa, mereka menderita sambil berdarah darah, harta, jiwa, dan keluarga mereka musnah. Mereka memanggil kita, memanggil umat Rasulullah SAW, mereka meminta bantuan untuk membebaskan tanahnya, bukan hanya bantuan berupa makanan, minuman, obat ataupun kain kafan.


Islam Solusi Hakiki untuk Kebebasan Palestina 

Pertolongan untuk penderitaan yang sedang dialami oleh saudara kita ini tidak akan pernah bisa diselesaikan oleh PBB, UNICEF, ataupun lembaga kemanusiaan lainnya, karena selain dibentuk oleh negara kafir yang mendukung kekejaman Zionis. Mereka juga tidak punya niat untuk benar-benar membantu secara tuntas aksi kejam yang sedang terjadi.

Genosida di Gaza ini tidak akan selesai dengan perdamaian atau solusi dua negara, karena itu sama saja dengan mendukung para penjajah atau mempersilahkan Yahudi merampas dan mengambil tanah Palestina.

Syariat Islam harus kembali diterapkan secara sempurna, seperti yang pernah dilakukan pada masa kejayaan Daulah Islam, dimana kekuasaan Islam meliputi hampir seluruh wilayah di dunia selama 13 abad lamanya.

Dalam Islam anak adalah amanah dari Allah SWT, yang memiliki peran paling penting dalam pemenuhan hak-hak dan kebutuhan anak adalah negara. Negara adalah pelindung dan pengatur urusan umat, serta memastikan setiap warga negaranya mendapatkan setiap hak nya dengan baik.

Negara Islam yang mengelola sendiri berbagai sumber daya alam dan mengawasi pendistribusiannya kesetiap lapisan masyarakat dengan jujur dan amanah. Para ayah dipastikan dapat memberikan nafkah dengan baik dan cukup untuk keluarganya, sehingga para ibu dapat fokus pada pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Untuk masyarakat yang kurang mampu, negara memberikan bantuan modal berupa uang tunai maupun tanah pertanian untuk dikelola. Negara juga menciptakan lapangan pekerjaan, pengelolaan bahan pangan secara mandiri, serta pendistribusian yang diawasi oleh negara secara langsung sehingga tidak memungkinkan terjadinya kecurangan.

Negara akan menyediakan sanksi tegas bagi setiap orang yang melanggar aturan, sanksi ini berguna sebagai pencegahan dan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan. Negara juga akan membatasi konten atau tayangan, baik di televisi, hingga ke sosial media agar pemikiran anak tetap terjaga dengan baik.


Khatimah

Saat ini yang paling dibutuhkan umat adalah imam atau pemimpin dari sebuah negara yang menerapkan hukum syarak secara kaffah, dan yang akan melindungi dan mengurusi umat, mengutamakan umat dibanding keuntungan dan kepentingan pribadi, ini semua hanya bisa kita temui dalam negara daulah Islam.

Seruan jihad dan pengiriman pasukan tentara untuk menyelamatkan Palestina serta kaum Muslim yang tertindas di berbagai belahan dunia lainnya hanya bisa dilakukan oleh pimpinan tertinggi suatu negara yakni khalifah, dari negara Islam.

Seperti sabda Rasulullah SAW:
"Innamâ al-imâmu junnatun yuqâtalu min warâ`ihi wa yuttaqâ bihi"

Artinya: "Sesungguhnya seorang imam adalah perisai, orang-orang berperang dari belakangnya dan menjadikannya pelindung." (HR. al-Bukhari, Muslim, an-Nasai dan Ahmad). []


Audina Putri
Aktivis Muslimah

0 Komentar