Palestina Membutuhkan Tentara Bukan Sebatas Seruan


MutiaraUmat.com -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani menyuarakan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pidato itu disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali (SuaraBali.id, 1/9/2024). Sementara, Menteri Luar (Menlu) Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, bahwa parlemen bukan sekadar badan legislatif, mereka juga berfungsi sebagai jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik. Menlu Retno dan Puan Maharani Dorong Parlemen IAPF untuk Kemerdekaan Palestina dan Hentikan Konflik Rusia-Ukraina.


Seruan Akhiri Genosida

Seruan demi seruan terus digencarkan mengakhiri konflik Palestina dan zionis sejak lama telah digaungkan dari berbagai pejabat maupun pemimpin negeri kaum Muslim baik atas nama personal maupun atas nama negara tak luput Mahkamah Internasional pun memberikan kecaman. Faktanya hingga hari ini seruan maupun kecaman tidak terbukti mampu menghentikan serangan zionis terhadap Palestina, justru semakin brutal membabi buta tidak beradab dan tidak manusiawi, bahkan rasa kepedulian Afrika Selatan dengan membawa zionis ke mahkamah internasional tak segera diadili, justru zionis mengelak dengan tuduhan melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

Fakta ini menunjukan bahwa jika para pejabat negara atau penguasa hanya memilih melakukan seruan atau kecaman saja, ini sejatinya hanyalah sekedar pencitraan belaka. Zionis sudah jelas sebagai penjajah yang ditanamkan oleh Amerika Serikat terhadap Palestina. Sehingga berbagai seruan, kecaman tak akan berpengaruh apa-apa terhadap nasib kaum Muslim di sana.

Semakin hari kondisi di Palestina semakin tidak manusiawi. Sementara kaum muslim di seluruh dunia hanya bisa bersedih atas saudaranya dan mengutuk kepada zionis. Padahal Islam mengajarkan bagaimana seharusnya seorang muslim satu sama lainnya beserta solusinya.  
Sepanjang genosida yang terjadi terhadap Palestina dan solusi yang ditawarkan sebenarnya tak perna menyentuh akal permasalahan. Penderitaan terus berkelanjutan hingga saat ini kaum Muslim wajib berjihad.

Sebagaimana Allah SWT berfirman yang artinya, "Perangi lah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (TQS. Al baqarah :190)

Seharusnya sikap yang diambil oleh para pejabat maupun para penguasa negeri Muslim adalah mengirimkan pasukan tentara ke Palestina untuk memerangi atau mengusir zionis dari wilayah Palestina, sebagaimana yang dilakukan oleh pendahulu kaum Muslim, Panglima Salahuddin Al-Ayyubi pada saat merebut kembali Palestina dari pasukan salib. Perlindungan optimal dan maksimal diberikan Sultan Abdul Hamid II untuk menjaga tanah Palestina dari Theodor Herzl seorang Yahudi yang memiliki mimpi mendirikan negara zionis dan menguasai negeri Palestina. Inilah sikap sebenarnya bagi seorang Muslim yang diberi amanah kekuasaan untuk menolong saudara seaqidah di Palestina.

Namun kondisi negeri-negeri kaum Muslim saat ini di tengah hegemoni sistem kapitalisme dan pemimpin boneka, seolah hal tersebut tak mungkin terjadi. Di mulut para pemimpin ada ucapan himbauan, hujatan, kecaman dan seruan hentikan genosida. Namun, di sisi lain ada tangan yang berjabat tangan erat dengan sionis dalam hubungan diplomatik. Di sisi lain diperparah dengan pemahaman nation state, "itu bukan urusan negara kita".

Maka Islam adalah solusi tuntas dalam menyelesaikan masalah konflik antara Palestina dengan zionis. karena Sesungguhnya Islam membangun kekuatan ukhuwah atas dasar akidah tidak memandang suku, etnis atau ras mana pun, selama mereka adalah orang-orang yang mengucapkan syahadat mereka adalah saudara sesama Muslim.

Agar perasaan ini terus membara di benak kaum Muslim, maka Islam memerintahkan negara, sebagai penjaganya serta berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama Muslim, terlebih lagi yang dalam kondisi terjajah seperti Palestina. Negara juga wajib membina setiap rakyatnya untuk memiliki kesadaran Islam sehingga mereka bisa memahami kewajiban melakukan dakwah dan jihad untuk melawan penjajah bukan hanya memberikan kecaman, bahkan mereka juga yang akan menuntut agar penguasa mengirimkan tentara atau pasukan ke wilayah kaum Muslim yang terjadi konflik atau terjajah dan semua itu di lakukan secara nyata manakala sistem pendidikan berbasis akidah Islam.

Sistem pendidikan Islam memiliki dua tujuan yakni di antara adalah membangun kepribadian Islam yakni pola pikir dan pola sikap bagi anak- anak umat, dengan kepribadian Islam inilah setiap muslim akan selalu menyeru kepada kebenaran melalui berbagai cara sampai pada akhirnya Palestina di bebaskan dari zionis secara hakiki.

Hanya negara menerapkan sistem Islam secara kaffah, negara yang berdiri diatas aqidah Islam, bukan atas kendali atas kendali negara lain, negara itu adalah Daulah Khilafah Islam, negara yang menjadi junnah atau perisai bagi kaum muslimin seperti yang telah dijelaskan dalam hadis Mutafaqun Alaih. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Sriyama
(Aktivis Muslimah)

0 Komentar