Anak Jadi Pelaku Kejahatan Pornografi


Mutiaraumat.id.com -- Kasus pemerkosaan dan pembunuhan  oleh pelajar dengan korban sesama pelajar kembali terjadi di Palembang, Sumatera Selatan. 4 remaja yang masih duduk di bangku SMP dan SMA melakukan pemerkosaan hingga pembunuhan terhadap korban a 13 tahun.

Pelaku tersebut adalah IS 16 tahun, MZ 13 tahun AS 12 tahun dan NS 12 tahun. Sebagaimana hasil pemeriksaan Polda SumSel, keempat remaja itu mengaku melakukan pemerkosaan itu usai menonton video porno ES punya sejumlah video porno di ponselnya. ES mengaku sempat menonton film tersebut sebelum memerkosa dan membunuh korban (Cnnindonesia.com, 06/09/24).

Maraknya kasus pemerkosaan dan pembunuhan  yang memakan korban di kalangan pelajar berulang kali terjadi menunjukkan semakin rusaknya potret generasi hari ini. Bertindak bebas semaunya tanpa memikirkan akibat dari tindakannya atau liberal, apalagi mengaitkannya dengan kehidupan akhirat.

Generasi yang seharusnya menyibukkan dirinya dengan mengejar ilmu, mengasah potensi diri, mengejar cita cita, hingga membina diri menjadi pribadi yang bertakwa serta menjadi bagian dari pembangun peradaban mulia sudah jauh dari gambaran generasi hari ini.

Fenomena hari ini menggambarkan anak anak kehilangan masa kecil yang bahagia bermain dan belajar dengan tenang sesuai dengan fitrah anak dalam kebaikan.

Buruknya kelakuan remaja seharusnya membuka mata umat bahwa serangan pemikiran liberal begitu masif terjadi di tengah umat islam hari ini. Liberalisme merupakan buah dari sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan. 

Asas dari ideologi kapitalisme yang dimiliki barat. Hidup serba bebas dan dituntun oleh hawa nafsu adalah buah dari pemikiran sekuler yang mengabaikan peran agama dalam kehidupan. Bahkan agama hanya dipandang sebagai racun dalam kehidupan. Sehingga standar kebahagiaan diletakkan pada kepuasan materi dan kesenangan semata. Parahnya sekulerisme dijadikan sebagai dasar yang dipakai negara dalam membangun sumber daya manusia. 

Kemudian sistem pendidikan hanya untuk mencetak generasi yang mampu meningkatkan perekonomian tanpa peduli kepribadian yang terbentuk pada generasi. Sehingga banyak ditemukan generasi yang pandai secara akademik namun minim akhlak, kecanduan pornografi, mental ilnes,  free sex, narkoba dan sebagainya. Bahkan mereka dengan bangga melakukan kejahatan atau kemaksiatan yang dilakukan. 

Visi membangun generasi yang hanya disandarkan pada materi ini menjadikan negara mengatur media dengan landasan materi pulang. Masih banyaknya konten konten pornografi yang mudah diakses generasi menggambarkan tidak ada keseriusan dari negara. Menjauhkan generasi dari hal yang bisa memberi pengaruh buruk pada pembentukan kepribadiannya. 

Lihatlah bagaimana media hari ini yang makin liberal. Generasi yang kini memasuki era digital setiap hari disuguhi tayangan yang makin menjauhkan generasi dari jati diri sebagai seorang muslim. Berbeda dengan generasi yang dicetak dalam sebuah negara yang menjadikan syariat Islam sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. 

Sebagai sebuah ideologi, islam memiliki aturan yang komprehensif yang membawa kerahmatan dalam penerapannya. Islam mewajibkan negara mencegah terjadinya kerusakan generasi melalui penerapan aturan Islam dalam berbagai aspek kehidupan, di antaranya pendidikan islam, media Islam, hingga sistem sanksi yang menjerakan.

Peran besar negara dalam hal ini sebagai salah satu pilar tegaknya aturan Allah Swt. Negara yang menerapkan aturan Islam akan mampu berkolaborasi dengan individu dan masyarakat untuk bersama sama menjauhi dan menumpas aktivitas maksiat apapun di tengah masyarakat termasuk pergaulan bebas.

Seperti pemerkosaan hingga pembunuhan individu dalam khilafah sangat memahami tujuan hidupnya yaitu hidup adalah untuk beribadah kepada Allah SWT demi meraih rida-nya. Manusia akan menjauhi perilaku maksiat dan selalu berusaha untuk taat kepada Allah dan rasul-Nya. 

Hal tersebut juga sangat didukung dengan sistem pendidikan Islam yang diterapkan negara. Berikut kurikulumnya yang berasaskan akidah Islam sistem pendidikan ini memastikan warga negara khilafah termasuk generasi dibentuk menjadi sosok berkepribadian Islam.

Dengan begitu, mereka memiliki kontrol individu yang kuat. Segala bentuk kemaksiatan termasuk dalam hal pergaulan juga akan mampu dicegah dalam khilafah dengan terbentuknya masyarakat Islam yakni masyarakat yang senantiasa melakukan amar maruf nahi mungkar, saling menasihati dalam kebaikan dan mengingatkan agar menjauhi maksiat. 

Mereka terbentuk menjadi individu yang saling peduli satu sama lain. Kemudian tidak akan ridho bila orang disekitarnya melakukan kemaksiatan. Selain menjamin kualitas kepribadian individu warga negaranya. Khilafah juga menerapkan sistem pergaulan, media dan sanksi sesuai syariat Islam.

Sehingga generasi akan terhindar dari perilaku maksiat dan selalu dalam ketakwaan. Kemudian median tidak menayangkan konten konten yang merusak tetapi akan dipergunakan sebagai sarana dakwah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan masyarakat serta memberikan informasi yang benar dan terpercaya. Maka jika tiga pilar tegak dalam kehidupan maka akan mencetak generasi unggul dan bertakwa. Wallahu'alam bishshowwab.[]

Oleh: Febriani Safitri, S.T.P (Pemerhati Masalah Sosial) 

0 Komentar