MutiaraUmat.com -- Angka pengangguran pada gen Z menjadi perhatian banyak pihak bahkan menjadi buah bibir di media sosial. Bagaimana tidak angka pengangguran pada gen Z mencapai sepuluh juta jiwa. Hal ini bukti gagalnya negara yang menggunakan sistem ekonomi kapitalistik dalam menghadapi persoalan. Apakah sistem ini masih bisa dipertahankan?
Gen Z yang menganggur mencapai angka sepuluh juta. Para gen z yang menganggur tidak dalam mengikuti pelatihan persiapan kerja dan tidak pula dalam keadaan menempuh pendidikan formal. Apabila hal ini tidak teratasi, maka bonus demografi yang diharapkan mendatangkan keuntungan pada tahun 2045 mendatang bisa berubah menjadi ancaman yang serius (pikiranrakyat.com 11/8/2024).
Akhir-akhir ini angka pengangguran pada gen Z menjadi buah bibir masyarakat Indonesia khususnya di media sosial. Pasalnya di dapati angka pengangguran yang cukup tinggi pada para gen Z. Mirisnya lagi apabila keadaan ini berlanjut tidak segera diselesaikan permasalahan nya maka kita tidak dapat mengharapkan Indonesia emas 2045 tepat Indonesia berusia 100 tahun.
Permasalahan yang dihadapi Indonesia kali ini tak bisa dianggap sepele, pasalnya dampak yang diberikan sangat besar bagi kemajuan Indonesia kedepannya. Namun hingga kini negara belum dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini membuktikan gagalnya negara dalam memfasilitasi dan menjembatani setiap warganya sebuah peluang pekerjaan.
Pekerjaan merupakan hal yang penting bagi setiap keluarga terutama para keluarga dan penanggung jawab keluarga. Sebab jika mereka tidak mendapatkan pekerjaan maka kehidupan keluarga nya akan ikut terganggu pula. Sebab kehidupan setiap manusia membutuhkan pembiayaan yang didapatkan dari hasil bekerja. Jika hal ini terus terjadi maka banyak masyarakat yang tidak akan mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupannya.
Di negara kita saat ini tidak menjamin yang namanya kesejahteraan, sehingga wajar hingga kini tidak ada solusi praktis yang diberikan bagi para pengangguran. Lapangan pekerjaan semakin sempit dikarenakan banyak masyarakat yang tidak memenuhi kriteria perusahaan dan juga efek penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang menjadikan pengelolaan SDAE (Sumber Daya Alam dan Energi) di berikan kepada pihak asing dan swasta.
Untuk mendapatkan pendidikan yang bagus saat ini kita harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal, semakin tinggi pendidikannya semakin mahal biaya nya. Hal ini yang memperkecil munculnya orang-orang yang berkualitas saat ini. Sebab tidak banyak orang yang bisa menempuh pendidikan tinggi, untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja banyak masyarakat yang bisa bersyukur.
Jika para asing memiliki kekuasaan terhadap SDAE maka perekrutan para pekerja pasti sesuai dengan syarat asing dan swasta tersebut. Seperti fakta yang kita ketahui bahwa pribumi sulit untuk mendapatkan pekerjaan sedangkan para warga asing berbondong bondong dikirim kan ke Indonesia untuk memenuhi lapangan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi. Bukti nyata negara gagal menciptakan kesejahteraan.
Negara Islam
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan sistem negara Islam dimana setiap warga negaranya difasilitasi untuk selalu produktif, pendidikan terjamin dan kesejahteraannya ikut terjamin pula. Sebagaimana mestinya sebuah negara wajib menanggungjwabi kesejahteraan masyarakat nya, ketika banyak warga yang sulit bekerja hingga mendatangkan kelaparan dan kesengsaraan maka negara gagal menaungi warnya sendiri.
Islam memberi fasilitas pendidikan kepada setiap warganya dengan pendidikan yang berkualitas. Tak hanya itu Islam juga bisa menggratiskan biaya pendidikan bagi setiap individu nya, jadi besar kemungkinan individu yang lahir menjadi individu yang berkualitas dalam segala bidang kehidupan seperti halnya para ilmuan yang pastinya seorang ulama terdahulu. Sebab dengan ketekunan mereka mempelajari ilmu agama maka mereka dapat menguasai ilmu sains juga.
Dengan kualitas individu Islam besar kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Ditambah lagi bahwa negara Islam tidak membiarkan sumber daya alam nya dikuasai oleh asing dan swasta, otomatis lapangan pekerjaan terhadap warga negara Islam semakin besar. Hasil keuntungan yang didapatkan juga dikembalikan kepada warga negara Islam salah satunya pendidikan, maka dari itu pendidikan dalam negara Islam bisa gratis. Sehingga terjaminlah kesejahteraan warga negara Islam.
Dengan bukti yang sudah ada negara Islam mampu bertahan hingga 13 abad lebih dan kita masih meragukannya. Padahal sudah jelas Allah menyatakan bahwa Islam adalah Rahmat bagi seluruh alam. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
ÙˆَÙ…َاۤ اَرْسَÙ„ْÙ†ٰÙƒَ اِÙ„َّا رَØْÙ…َØ©ً Ù„ِّـلْعٰÙ„َÙ…ِÙŠْÙ†َ
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya 21 ayat 107)
Wallahu a'lam bishshawab. []
Sindi Laras Wari, S.K.M.
Aktivis Muslimah
0 Komentar