Indonesia Masih Terjajah Secara Ideologi, Ekonomi, dan Politik

MutiaraUmat.com -- Pakar Fiqih Kontemporer K.H. M. Shiddiq Al-Jawi mengatakan, kemerdekaan yang dirai Indonesia itu baru secara militer, tetapi secara ideologi, politik, ekonomi, masih terjajah.

"Jadi ketika kita bicara kemerdekaan itu tidak bisa kita itu kemudian memahaminya itu secara polos bahwa kita sudah merdeka dari penjajahan Belanda dari penjajahan Jepang, kita Merdeka dari apa? Ini merdeka dari penjajahan militer, kita secara ideologi secara politik secara ekonomi itu masih dijajah sebenarnya," paparnya dalam acara Ngopi (Ngobrol Politik Pagi Hari) Sudah Merdeka? Dari Apa? Di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Ahad (11/8/2024).

Ia sedikit menjelaskan, jika rakyat Indonesia merayakan kemerdekaan, kemerdekaan yang dimaksud merdeka dari penjajahan militer, tetapi kemudian kita itu masuk ke dalam penjajahan dalam bentuk baru yaitu ekonomi.

"Kita tahu IMF kemudian Bank Dunia itu ketika mereka memberikan bantuan atau utang luar negeri kepada berbagai negara tidak hanya memberikan bantuan secara ekonomi, tetapi sebenarnya suatu alat hegemoni (penjajahan) dan diakui sendiri oleh salah seorang presiden Amerika yaitu JF Kennedy. Jadi pernah melontarkan bahwa pemberian utang luar negeri itu merupakan salah satu cara Amerika melakukan hegemoni kepada berbagai negara," jelasnya.

Ia menjelaskan, penjajahan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari penjajahan politik. Karena kebijakan-kebijakan ekonomi itu tidak bisa dilepaskan dari pemegang otoritas politik. Artinya penjajahan ekonomi itu mengharuskan penjajahan politik dan penjajahan politik itu tidak mungkin bisa terjadi kecuali ada penjajahan ideologi.

Lebih lanjut ia menegaskan adanya ide-ide Barat yang harus diadopsi sebagai dasar terjadinya dominasi politik atau penjajahan politik. Penjajahan politik itulah yang nanti akan menghasilkan penjajahan ekonomi. "Nah saya melihat ini berkaitan dengan persoalan penjajahan ideologi, itu saya melihat ada paling tidak tiga pemikiran pokok dari Barat yang itu harus diadopsi oleh negara-negara yang menjadi sekutunya Amerika. Nah tiga pemikiran yang menjadi penjajahan ideologi," ungkapnya.

Pertama adalah sekularisme. Paham sekularisme menjadi dasar untuk melakukan penjelajahan. Berikutnya penjajahan ekonomi lalu penjajahan penjajahan politik. Jadi ini rangkaian dijajah dulu secara pemikiran ideologi baru politik baru ekonomi. Jadi penjajahan Ideologi itu yang pertama paham sekularisme itu menjadi syarat mutlak.

"Jadi Amerika Serikat itu enggak mungkin dia memberikan bantuan itu kepada negara-negara yang bukan sekuler misalnya negara-negara yang afiliasi ideologinya itu ideologi sosialisme itu enggak mungkin, pasti negara itu sekuler," sambungnya.

Kedua paham nasionalisme yang bentuknya itu pengamalannya bentuk negara bangsa, ketiga demokrasi. Jadi ideologi ini atau tiga konsep Barat ini sekularisme, nasionalisme, demokrasi itu selalu di kampanyekan Amerika. Ini sebenarnya adalah prasyarat supaya nanti penguasa-penguasanya secara politik itu mudah dikooptasi oleh Amerika. 

"Jadi tiga ideologi sekularisme nasionalisme demokrasi itu penjajahan ideologi, lalu ada penjajahan politik penguasa-penguasanya menjadi agen-agen Amerika, baru setelah itu adalah penjajahan ekonomi nah gitu jadi secara urutan logisnya itu saya melihat demikian," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

0 Komentar