MutiaraUmat.com -- Tidak dimungkiri tindakan kriminalitas yang terjadi di beberapa daerah banyak dilakukan oleh anak remaja, yang awalnya hanya kenakalan remaja yang biasa saja. Namun dengan perkembangan zaman saat ini, kenakalan remaja sudah menampakkan pergeseran kualitas kenakalan yang menjurus pada tindak kriminalitas, seperti menghina, tidak berperikemanusiaan, bullying, mencuri, tawuran, membegal, memperkosa, bahkan sampai membunuh.
Dikutip dari tribunnews.com (13 Juni 2024), Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya kini tengah mendalami kasus lima siswi SMP yang melakukan penghinaan terhadap warga Palestina beberapa waktu lalu. Pihak kepolisian juga diketahui sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan(Disdik) DKI Jakarta soal masalah tersebut. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, polisi sudah berkomunikasi dengan anak yang bersangkutan serta orang tua dan pihak sekolah.
Belum lama ini, Senin 13 Mei 2024, warga Kampung Cilandak, Desa Sukarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dikejutkan dengan penemuan seorang perempuan tewas bersimbah darah di rumahnya. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kabupaten Sukabumi Ajun Komisaris Ali Jupri, Rabu (15/5/2924), mengatakan bahwa motif pembunuhan yang diduga oleh anak kandungnya tersebut karena pelaku tidak terima dimarahi oleh ibunya.
Tragedi diatas adalah sebagian dari bukti kerusakan terhadap generasi yang jelas membuat kondisi bangsa ini semakin memprihatinkan. Berbakti kepada orang tua (birrul walidaini) maknanya tercampak dan berubah menjadi "aqqul walidaini", yaitu durhaka kepada orang tua dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyakitkan sampai tega menghilangkan nyawa. Padahal hukum berbakti kepada orang tua adalah wajib (mutlak), sedangkan durhaka kepada orang tua adalah perbuatan haram dan termasuk kategori dosa besar. Hukum berbakti kepada orang tua sudah sangat jelas, salah satunya ada di QS. Luqman [31]:13-15.
Bukti kerusakan terhadap generasi saat ini adalah akibat dari kapitalisme, liberalisme, sekularisme dan Hedonisme yang melanda generasi. Sangat jelas ideologi kapitalisme diciptakan untuk meratakan kerusakan di muka bumi dengan asasnya yang menyesatkan.
Kembali pada Syariat Islam
Islam memandang anak dan generasi muda bagaikan mutiara yang menjadi perhiasan terindah dan termahal. Keberadaanya amat berharga dan senantiasa dijaga oleh keluarga, masyarakat, bangsa bahkan umat manusia. Karena mutiara-mutiara inilah yang akan terus menjaga keagungan dan kemuliaan peradaban Islam selama berabad-abad. Karena merekalah yang akan membangun dan menjaga kejayaan sebuah peradaban. Wajarlah kiranya Islam sangat memperhatikan anak dan generasi muda dengan begitu detail. Hal ini adalah untuk menjaga dan melindungi anak dan generasi muda dari berbagai macam kerusakan.
Untuk menyelamatkan anak dan generasi dari kebobrokan peradaban kapitalis, harus diupayakan perubahan mendasar dan sistemik, baik pada tatanan kehidupan, sistem hukum yang bersumber dan berdasarkan pada Aqidah dan syari'ah Islam.
Dan Islam akan mampu melahirkan generasi emas yang tangguh. Karena Islam telah meletakkan dasar yang benar dan kokoh dalam mendidik generasi. Yaitu mengarahkan generasi untuk menjadi hamba Allah yang bertauhid, tunduk dan patuh kepada syari'at Allah. Dan pendidikan pun dilakukan secara komprehensif baik oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan negara. Yang semuanya itu mengacu pada Aqidah Islam dan mengimplementasikan syari'ah dalam seluruh aspek kehidupan.
Tidak seperti sekarang ini , dimana sistem pendidikan dilandaskan pada asas sekularisme, dimana ilmu-ilmu umum mendominasi semua jenjang pendidikan, sementara Aqidah dan syari'ah di campakkan. Sehingga prestasi sekuler yang dikejar tidak lain adalah untuk memuaskan individu dan kelompok demi sebatas kepuasan materi belaka.
Kita merindukan generasi tangguh dan berakhlak mulia yang jauh dari perbuatan-perbuatan yang menyesatkan dan meresahkan umat, dimana jumlahnya masih terbilang minim dibandingkan remaja-remaja sekuler yang bobrok saat ini.
Walaupun tidak mudah, sudah saatnya para orangtua, pendidik, pengemban dakwah, para remaja Muslim untuk mengubah kondisi buruk ini. Agar tragedi yang melanda generasi saat ini segera berlalu dan berganti menjadi generasi pejuang Islam yang tangguh yang senantiasa mendefinisikan waktu dan umurnya untuk Islam dan kemaslahatan umat. Wallahu A'lam.[]
Oleh. Yanti Muslim
Aktivis dakwah muslimah Bogor
0 Komentar