Sistem Kapitalisme Mencabut Naluri Ibu


MutiaraUmat.com -- Astaghfirullah al'adziim, perbuatan amoral biadab yang dilakukan oleh dua ibu mencabuli anak kandung direkam dan viral di media sosial karena tergiur iming iming uang. Dua ibu itu adalah ibu muda berinisial R (22) di Tangerang Selatan Banten melecehkan anak kandungnya yang berusia 4 tahun . Dan Ibu inisial AK (26) di Bekasi Jawa Barat mencabuli putra kandungnya yang berusia 10 tahun. Atas dua kasus tersebut Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan prihatin atas kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh ibu terhadap anak kandungnya. (DetikNews, 9 Juni 2024)

AK mengaku membuat video porno dengan anak kandungnya karena diiming-imingi uang 15 juta oleh orang yang tak dikenalnya di facebook, jadi motif utamanya adalah ekonomi yaitu mendapatkan uang. (Tempo.co.id, 8 Juni 2024)

Saat ini pelaku pencabulan telah diamankan oleh pihak kepolisian atas tindakan pencabulan tersebut. Psikolog anak Novita Tandry mengatakan, ada bahaya laten yang mengancam korban pencabulan oleh ibu kandung. (Kompas.com, 8 Juni 2024)

Peristiwa pencabulan yang dilakukan oleh ibu terhdap anak kandungnya sendiri mencerminkan gagalnya sistem pendidikan sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan, seorang ibu tidak memahami peran utamanya sebagai pendidik bagi anaknya.

Berbeda dengan sistem pendidikan yang dilandasi oleh aqidah Islam, keluarga menjadi tempat pertama pendidikan anak, dan ibu adalah madrasah utama dan pertama yang menanamkan aqidah anak sehingga keluarga mampu menjadi tempat yang membentuk kepribadian Islam pada anak.

Disamping itu sistem negara saat ini yang dilandasi oleh kapitalisme sekuler dimana negara tidak berperan dalam mensejahterakan rakyat sehingga ketika rakyat sedang mengalami kesulitan ekonomi, yang iman nya lemah maka iming-iming yang berupa uang akan dia kejar walaupun dengan melkukan kemaksiyatan yang jelas dosa. Sekularisme telah menjauhkan manusia dari dosa karena dalam konsep kapitalisme sekuler kebahagiaan hanyalah ditentukan oleh kesenangan kesenangan materi tidak peduli halal dan haram yang penting dapat uang hati senang.

Jauh berbeda dengan negara yang dilandasi oleh aqidah Islam negara berperan dalam mengurusi urusan rakyat dan dia akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat atas urusnnya sebagaimana hadis Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Imam / Khalifah adalah pengurus urusan rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang diurusinya." (HR Al Bukhori dan Muslim) 

Berdasarkan hadits tersebut pemimpin negara dalam Islam akan memperhatikan kesejahteraan rakyat individu per individu negara hadir secara langsung memastikan apakah rakyatnya sudah sejahtera atau belum sehingga rakyat akan benar benar tenang. Selain itu negara akan memberikan sanksi yang tegas kepada setiap rakyat yang menyebarkan konten yang merusak akhlak dan moral sehingga tidak ada peluang bagi rakyat untuk mencari pendapatan dengan cara yang keji bahkan haram. Hal ini hanya bisa kita jumpai pada negara yang mwngatur urusnnya d ngan syariat Islam yaitu khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Wallahu a'lam bishshawab. []


Dewi Asiya
Aktivis Muslimah

0 Komentar