MutiaraUmat.com -- Mengulas wacana pemerintah yang akan menerima bantuan 1 juta hektar lahan pertanian dari Cina, Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky justru mengimbau agar publik perlu mewaspadai hal ini.
“Dalam catatan berbagai negara, Cina kerap menjebak dengan kesepakatan yang merugikan bangsa yang dibantunya. Ini perlu menjadi kewaspadaan serius. Pertama, kalau soal teknologi kita khawatir Cina akan menjadikan Indonesia sebagai tempat jualan teknologinya,” ungkapnya dalam acara Ternyata Ini Sebabnya Cina Mau Menanam Padi Sejuta Hektar di Indonesia di kanal YouTube Bincang Bersama Sahabat Wahyu, Selasa (30/4) lalu.
Pasalnya lahan pertanian yang akan diberikan juga sepaket dengan teknologi pengoperasiannya, maka yang selanjutnya perlu dikhawatirkan menurut Al-Maroky adalah didatangkannya tenaga-tenaga asing untuk menggantikan tenaga dalam negeri untuk operasional tersebut.
“Kedua, nanti kalau misalnya kita tidak bisa mengoperasikan alat-alat teknologinya, dibawa juga tenaga-tenaga dari sana sehingga tenaga-tenaga pertanian kita malah tergusur,” jelasnya.
Namun yang tak kalah berbahaya dari itu adalah kemungkinan adanya tagihan akibat bantuan lahan pertanian tersebut. Pria yang akrab dipanggil ‘Bang Roky’ itu menyinggung soal hutang negara yang bisa saja tiba-tiba membengkak karena ternyata justru bantuan ini adalah hutang.
“Ketiga, ketika alat-alat itu sudah dibawa ke kita (Indonesia) nanti justru dianggap sebagai tagihan hutang, bukan sebagai bantuan/hibah. Tiba-tiba saja nanti hutang kita tambah bengkak dan kita makin terjerat,” tegasnya.
Ia juga mempertanyakan mengapa harus dengan Cina pemerintah bekerjasama dalam membangun lahan pertanian. Sebab ternyata Indonesia sendiri pernah melakukan swasembada pangan di masa lalu. Selain itu negeri ini juga memiliki potensi SDM serta kampus-kampus yang bisa didorong untuk membangun pertanian dalam negeri.
“Kalau sekadar teknologi, kita punya banyak kampus hebat seperti ITB. IPB didorong untuk fokus mengembangkan ilmu pertanian dengan lahan yang variatif, pupuk yang canggih, skema tanam yang baik, dan seterusnya,” pungkasnya.[] Nurichsan
0 Komentar