Wacana Penambahan Kabinet Prabowo-Gibran, Yusuf Martak: Politik Dagang Sapi Pasti Terjadi


MutiaraUmat.com -- Mengkritisi wacana penambahan nomenklatur kementerian di kabinet Prabowo-Gibran hingga menjadi 40 pos, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak mengatakan bahwa politik dagang sapi pasti akan terjadi. 

"Politik dagang sapi pasti akan terjadi. Hanya tinggal bagaimana Prabowo berani menentukan sikap bahwa masa periode pertama harus benar-benar konsentrasi menyelamatkan negara kesatuan Republik Indonesia, selamat dari utang, selamat dari aneksasi asing, dan bagaimana negara ini bisa menjadi perhatian dan bisa berperan di kancah internasional," ujarnya di kanal YouTube Media Umat: Dagang Sapi Calon Menteri, Kabinet Bagi-Bagi, Senin (13/5/2024). 

Hal itu diungkapkan Yusuf lantaran menurutnya, Pilpres 2024 sejak awal telah dipersiapkan untuk memenangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran. Proses Pilpres 2024 memang sudah terstruktur sistematis dan masif, direncanakan dengan matang, tidak boleh tidak, harus pemenangnya adalah 02. 

"Nah, jadi kalau sekarang seandainya setelah diputuskan oleh MK yang terakhir bahwa 02 yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia yang akan dilantik pada kalau tidak salah bulan Oktober 2024, ya, otomatis semua perdagangan akan dibuka pasar bebas. Bukan lagi dagang sapi, dagang kambing dagang kucing semuanya juga akan dilakukan," ujarnya. 

Menurutnya, penambahan menteri itu menjadi konsekuensi atas banyaknya pihak yang terlibat dalam pemenangan pemilu. Karena, yang terlibat di dalam ini bukan orang-orang kecil melainkan orang-orang besar. Cawe-cawenya presiden, ASN, pegawai negeri, aparat yang katanya TNI Polri semua ikut terlibat. 

"Nah, ini bagaimana akan menata semua kalau hanya mengambil data yang (ada) atau yang sudah berjalan cukup lama, yaitu isinya 34 kabinet? Mau tidak mau, kalau mau memenuhi keinginan siapa yang berperan, siapa yang cawe-cawe, siapa yang jadikan 02 sampai memasang putranya yang enggak cukup umur yang diubah di MK dan lain sebagainya, ya, otomatis harus menambah," imbuhnya. 

Bisa Dihilangkan

Yusuf memandang, politik dagang sapi ini bisa dihilangkan bergantung pada pilihan Prabowo. Prabowo bisa menjadi seorang patriot yang mengendalikan pemerintahan bila ia tidak mau dikendalikan pihak yang cawe-cawe. Tinggal pilih sekarang, Prabowo akan menikmati apa yang dilakukan oleh pendahulunya atau akan berbenah. 

"Kalau Prabowo akan berbenah, akan mengeluarkan jiwa patriotismenya, tidak mau dikendalikan, tidak mau ada matahari kembar, dan lain sebagainya, ya, berarti kemungkinan dagang sapi itu bisa dihilangkan. Caranya Bagaimana? memasang orang-orang profesional, yang memang ahlinya," tukasnya. 

Di Ujung Tanduk

Ia menilai, negeri ini sudah seperti telur di ujung tanduk akibat banyaknya kesepakatan pemerintahan yang sekarang (pemerintahan Jokowi) dengan Cina yang menjadikan posisi Indonesia hampir tersandera karena seolah-olah dipaksakan harus menerima tawaran Cina. Walaupun itu tidak perlu dilakukan, seperti infrastruktur dan sebagainya. Yusuf menduga masih ada janji-janji atau program-program yang belum dan harus dijalankan sesuai dengan kesepakatan dengan Cina. 

Karena itu, lanjutnya, rakyat perlu mencermati bagaimana Prabowo benar-benar bisa mengendalikan pemerintahan, menghambat hasrat-hasrat keikutsertaan atau cawe-cawe Jokowi di dalam pemerintahan yang baru. Hal itu penting sekali kalau karena berbicara masalah keselamatan negara Indonesia. 

"Contoh misalnya, bisa enggak Prabowo menghentikan masuknya tenaga kerja asing? Bisa enggak tenaga kerja asing yang sudah ada di Indonesia dipulangkan sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan yang batas waktunya sudah habis dan lain sebagainya. Bisa enggak menyelesaikan utang-utang luar negeri, melakukan negosiasi ulang, dan sebagainya," pungkasnya.[] Saptaningtyas

0 Komentar