UNESCO Sahkan Hari Raya Islam sebagai Warisan Keagamaan Global, Aktivis Muslimah: Perlu Dikritisi ....



MutiaraUmat.com -- Menanggapi pengesahan terhadap dua Hari Raya Islam sebagai warisan agama oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Aktivis Muslimah Ustazah Iffah Ainur Rochmah mengatakan hal itu perlu untuk dikritisi.

“Pengesahan UNESCO terhadap dua Hari Raya Islam sebagai warisan keagamaan global perlu kita kritisi pengakuaan ini,” urainya dalam Rubrik Muslimah Talk, UNESCO Mengesahkan Hari Raya Islam sebagai Warisan Agama, Bukti Salah Kaprah Toleransi, di kanal YouTube MMC Lovers, Sabtu (27/04/2024). 

Pengakuan ini, tambahnya, dianggap sebagai angin segar karena dunia global seakan memberikan perhatian terhadap Islam, khususnya terhadap hari-hari yang dianggap penting bagi umat Islam. Antusiasme terjadi karena umat Islam tidak memiliki gambaran terkait tatanan global. 

“Sesungguhnya ini terjadi karena umat Islam di era ini tidak memiliki gambaran bagaimana idealnya tatanan global yang memberi keadilan terhadap semua manusia,” jelasnya. 

Ia menjelaskan bahwa hari ini negara-negara Barat memiliki kedaulatan yang dapat mengendalikan lembaga-lembaga dunia termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan UNESCO. Mustahil berharap sikap netral dan adil terhadap ajaran agama islam yaitu terhadap hari raya keagamaan, muatan yang dimaksud adalah sesuai dengan  pengaruh suatu pemikiran dan ideologi, bahkan kepentingan negara-negara besar. Selain itu, umat Islam belum memiliki gambaran utuh terkait dengan penerapan Islam. 

“Penerapan ajaran dan syariat Islam yang bersumber dari Allah SWT belum juga dipahami secara utuh. Islam menjadi satu-satunya yang tidak mendiskriminasi satu perayaan agama apa pun dan memberikan promosi toleransi,” tuturnya. 

Tidak mengenalnya umat Islam terhadap promosi toleransi yang sudah pernah dipraktikkan menjadi penyebab puasnya terhadap sanjungan PBB atas pengesahaan hari raya umat Islam. 

“Umat Islam merasa cukup dan tersanjung ketika PBB mengakui hari rayanya. Hal ini disebabkan karena kurang mengenalnya promosi toleransi yang dulu pernah dipraktekkan di era Islam,” pungkasnya. []Nabila Sinatrya

0 Komentar