Tidak Ada Jaminan Keselamatan, Kecelakaan Terus Berulang


MutiaraUmat.com -- Angka kecelakaan lalu lintas makin meningkat akhir-akhir ini, tak jarang kecelakaan mengakibatkan korban cidera hingga memakan korban jiwa, belum lagi kerugian materi yang besar. Kecelakaan makin banyak terjadi di saat perayaan hari raya besar, juga saat liburan sekolah. Padatnya arus lalu lintas, serta kondisi jalan yang mengalami kerusakan atau permukaan aspal yang tidak rata menjadi pemicu paling banyak kecelakaan terjadi, namun bukan tidak mungkin jika kecelakaan disebabkan oleh human eror atau kurangnya pengecekan dan kelayakan kendaraan sebelum melakukan perjalanan.

Dilansir dari CNN Indonesia (12/05/2024), terjadi kecelakaan maut Bus Trans Putera Fajar yang menewaskan belasan penumpang, di Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Bus itu membawa rombongan pelajar dari SMK Lingga Kencana Depok, dalam rangka agenda study tour. 11 orang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mengatakan bus yang terlibat kecelakaan itu tidak memiliki izin angkutan, dan status lulus uji berkala bus itu sudah kedaluarsa, sejak 6 Desember 2023. Wadirlantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi mengatakan dugaan sementara kecelakaan karena rem tidak berfungsi, karena tidak ditemukannya bekas jejak rem di lokasi kecelakaan.


Akibat Penerapan Sistem Sekuler Kapitalisme

Rentetan kasus kecelakaan yang terjadi berulang-ulang adalah bukti gagalnya negara dalam memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat. Sistem sekuler kapitalis yang diterapkan negara menjadikan pelayanan umum menjadi ajang komersil. jadi, meskipun pemerintah telah menetapkan kebijakan dan aturan demi keselamatan dan keamanan pengguna jalan, pembenahan SDM dan mengelola sektor transportasi, kecelakaan masih banyak terjadi.

Negara dalam sistem ini hanya berfungsi sebagai pembuat aturan, dan menyerahkan tata pengelolaan nya kepada operator. Negara melepaskan tanggung jawabnya terhadap keamanan dan keselamatan publik, sebab telah dibebankan kepada operator, sementara operator menilai segala sesuatu berdasarkan materi, dan keuntungan.

Selain itu kecelakaan terjadi karena kurangnya pengawasan dan pengecekan kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan, juga karena mahalnya biaya transportasi sehingga masyarakat lebih memilih transportasi dengan biaya murah, namun mengabaikan keselamatan. Biasanya keterbatasan biaya membuat pemilik kendaraan tidak mampu berbagai persyaratan agar layak jalan.

Kondisi jalanan yang terkadang rusak parah, atau bergelombang juga dapat menjadi penyebab kecelakaan, kerusakan yang dibiarkan berlarut-larut membuat kondisi jalan makin parah, terutama di saat musim hujan, jalanan yang berlubang akan digenangi air, sehingga pengendara kadang tak bisa menghindari lubang dan terjatuh, apalagi jika kondisi jalanan licin dan arus lalu lintas padat.


Solusi dalam Islam

Islam mengatur pemerintah sebagai pelayan umat, bukan penguasa, sehingga kebijakan dan aturan yang diambil harus bisa melindungi dan mensejahterakan umat. Pemerintah memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk kebutuhan masyarakatnya, dan transportasi merupakan hal yang sangat penting dalam keseharian masyarakat, sehingga negara harus menyediakan transportasi yang memadai, yang akan menekan angka kecelakaan, kesulitan, hingga hilangnya nyawa seseorang.

Segala hal mengenai transportasi umum, negara harus memberikan penyuluhan tentang teknologi, edukasi dan informasi untuk masyarakat, dan negara harus membangun fasilitas yang terbaik dan aman, sebagai bentuk tanggung jawab pada umat, bukan untuk mencari keuntungan. Dalam Islam negara juga harus mengelola secara mandiri transportasi publik tanpa harus melihat untung ruginya, sebab sudah hak umat mendapatkan pelayanan yang adil dan merata untuk semua lapisan masyarakat. Dan untuk pembiayaan diambil dari sumber daya alam yang dikelola oleh negara sesuai syariat.


Khatimah

Umat sudah harus sadar betapa pentingnya hidup dalam sistem Islam yang berlandaskan akidah, serta penerapan berbagai aturan yang berasal dari syariat Islam, sebab dengan diterapkannya Islam secara kaffah angka kecelakaan transportasi bisa diminimalkan, karena pemerintah dan negara sama-sama menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai pelayan umat.

Seperti pada masa pemerintahan Umar bin Khattab, Umar menangis ketika ajudannya melaporkan bahwa ada seekor keledai yang terperosok lubang dan terjatuh ke dalam jurang, sehingga keledai itu mati. Ajudannya bertanya mengapa Umar menangisi seekor hewan? Umar menjawab "bagaimana jika nanti di akhirat Allah bertanya mengapa aku tidak meratakan jalan untuk nya?" Begitulah kepemimpinan dalam Islam, yang menyadari akan tanggung jawabnya kelak di akhirat kepada Allah, untuk segala amanah yang diembannya di dunia.

Sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam, yang mengatur kehidupan dengan syariat yang berasal dari sang pencipta manusia yakni Allah Swt, yang tentunya lebih paham akan kebutuhan manusia dibandingkan manusia itu sendiri. Dengan diterapkannya syariat secara sempurna akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Audina Putri
Aktivis Muslimah Pekanbaru

0 Komentar