Tak Berhargakah Nyawa Ini?
MutiaraUmat.com -- Hidup hanya sekali
Jangan sia-siakan
Dengan hal yang tak pasti
Fikirkan lagi apa yang akan terjadi
Sedikit pesan yang dapat kita tangkap dari cuplikan lagu diatas adalah janganlah kita sebagai manusia menyia-yiakan waktu didunia ini dan segala sesuatu yang akan dilakukan harus dipikirkan benar sehingga tak sesal kemudian, karena hidup ini tak bisa berulang. Namun, apa yang kita saksikan hari demi hari kejahatan semakin menjadi-jadi, manusia seperti tak memiliki akal pikiran sehingga bertindak diluar nalar.
Sebagaiman kejadian pembunuhan Pria berinisial AH (31) yang jasadnya dibungkus kain sarung di Tangerang Selatan, Banten. Motifnya FA (23) pelaku merasa sakit hati dengan korban yang masih keponakan. detik.com, (13/5/2024)
Kejadian pembunuhan sadis juga terjadi di Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, TR seorang suami yang memutilasi istrinya YN telah dilakukan pemeriksaaan oleh pihak kepolisian berdasarkan keterangan saksi dan tempat kejadian perkara. Republika.co.id,(3/4/2024).
Masih dalam bulan yang sama kasus pembunuhan juga terjadi di Jalan Inspeksi Kalimalang, Cikarang, Kabupaten Bekasi, yang ditemukan oleh seorang petugas kebersihan yaitu jasad wanita didalm koper yang diketahui berinisial RM (50). CNNIndonesia.com.
Sangat miris, seolah-olah nyawa ini tak ada harganya ketika menyaksikan banyak peristiwa pembunuhan akhir-akhir ini.
Dan semakin hari bertambah kesadisannya karema takcukup hanya mengilangkan nyawanya tapi sang korban lalu dipotong-potong anggota tubuhnya atau dimutilasi.
Jika mengamati kasus pembunuhan yang terus meningkat ini, setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi jiwa pelaku,
pertama adalah faktor internal dari pelaku yang tidak memiliki kekuatan iman dan lemahnya dalam pemahaman yang benar, sehingga apabila tersandung masalah sedikit saja, mudah sekali tersulut emosi dan marah sampai membunuh demi melampiaskan amarahnya.
Kedua adalah faktor external, bisa dari masalah ekonomi, masalah asmara dan lain sebagainya yang dapat memicu seseorang melakukan tindak pembunuhan.
Tak bisa dimungkiri sistem kapitalis sekuler yang diterapkan di negeri ini cukup berperan besar. Salah satunya dari kebebasan beritingkah laku, sehingga terbentuk individu-individu dalam masyarakat yang berjiwa rapuh.
Kebebasan bertingkah laku inilah yang menjadikan setiap individu merasa bebas melakukan apa saja sesuai kehendaknya, tanpa berpikir akibatnya, bahkan dalam hal melampiaskan dendam dan amarahnya dengan membunuh. Di sisi lain negara tidak memberikan sanksi tegas dan membuat jera bagi pelaku pembunuhan, alhasil kasus pembunuhan semakin merajalela.
Padahal Allah SWT telah mengancam pelaku pembunuhan dalam Al-Qur'an surat An Nisa: 93
Allah berfirman:
“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah neraka jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan melaknatinya serta menyediakan azab yang besar baginya.
Bagi seorang muslim yang memiliki ketaatan kepada Allah niscaya akan merasakan ketakutan yang hebat jika sampai melanggar aturan Allah yakni membunuh dengan sengaja, karena akan teringat dengan firman Allah tersebut.
Namun, Ketakwaan individu ini akan terjaga apabila berada dalam sebuah sistem shohih yang menaunginya, yakni sistem khilafah.
Setiap individu dalam khilafah dipastikan mendapatkan penanaman akidah islam yang kuat sehingga terbentuk kepribadian islamnya. Upaya tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan disekolah maupun kajian-kajian umum ataupun intensif.
Masyarakat juga dibina supaya terus bisa beramar ma'ruf nahi mungkar kepada sesamanya, saling mengingatkan dalam kebaikan dan saling mengingatkan untuk menjauhi kemaksiatan.
Negara khilafah akan menyediakan sarana dan prasarana secara murah atau gratis, seperti sarana pendidikan, kesehatan, layanan publik dan seterusnya, agar masyarakat hidup dalam kesejahteraan.
Juga tak kalah penting kesiagaan aparat keamanan dalam menjaga jiwa dan harta begitu diperhatikan dalam negara khilafah.
Namun, jika tetap terjadi pelanggaran berat, maka negara khilafah akan memberikan sangsi yang tegas dan membuat jera pelakunya, yakni hukuman qisos bagi pembunuh atau hukuman balasan yang setimpal dengan kejahatanya, dan akan dilaksanakan hukuman tersebut ditempat yang lapang, yang memungkinkan banyak umat yamg menyaksikannya.
Dari sini bisa kita simpulkan jika individu, masyarakat dan negara ini mau diatur dengan sistem shohih yang berasal dari sang pencipta manusia yaitu sistem khilafah, insyaallah kasus pembunuhan yang begitu besar dapat dicegah bahkan bisa berkurang secara drastis, sehingga kehidupan masyarakat menjadi tentram karena jiwa mereka aman dan terlindungi. Wallahu a' lamu bisshowab.
Dewi Khoirul
Aktivis Muslimah
0 Komentar