Program Makan Siang Gratis Berpotensi Korupsi dari Hulu hingga Hilir


MutiaraUmat.com -- Merespons rencana program makan siang gratis presiden terpilih pasangan Prabowo-Gibran, Pengamat Politik Dr. Riyan, M.Ag menilai bahwa program tersebut berpotensi terjadinya korupsi dari hulu hingga hilir. 

"Program makan siang gratis ini akan berpotensi untuk terjadinya korupsi ditingkat hulu maupun hilir kalau tidak ada pembicaraan yang serius tentang bagaimana sebenarnya substansi program ini," tuturnya dalam Kabar Petang: Program Makan Siang Gratis Prabowo Rawan Korupsi? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (29/4/2024). 

Ia menuturkan, celah korupsi mulai dari hulu seperti masalah kebijakan yang menyangkut dana triliunan. Kemudian di hilir terkait aspek teknis operasional. Hal itu sangat rawan untuk menjadi tempat para koruptor yang notabene tentu mereka tidak bodoh untuk melakukan pola-pola persekongkolan atau kongkalingkong. 

Dua hal itu kata Riyan, sangat rawan korupsi karena pertama, dana yang digelontorkan sangat besar memungkinkan mengalir ke orang-orang yang ada hubungannya dengan pemangku kebijakan. Kedua, akan banyak persoalan terkait penerima makan siang gratis ini. 

"Mulai dari persoalan data. Karena itu mencakup katanya kan mencakup lebih dari tujuh puluh sampai delapan puluh juta, konon katanya begitu ya. Saya kira itu, lagi-lagi ingin saya katakan bahwa itu akan menjadi sangat rawan untuk menjadi apa yang disebut bancakan dari para koruptor baik dalam konteks hulu maupun juga dalam konteks hilir. Saya kira itu yang harus saya ingatkan," paparnya. 

Menurutnya, proyek ini terkesan dipaksaan, karena selain dari anggaran yang tidak mencukupi kemudian tahun ini beban hutang yang ditanggung negara sudah mencapai delapan ribu triliun. Kalau dilihat dari sisi anggaran mestinya berpikir ulang. Skala prioritas itu mestinya adalah untuk hal-hal yang fundamental. Untuk proyek IKN sudah tidak jelas, belum lagi nanti membayar bunga yang diberbagai kesempatan untuk membayar bunganya saja harus hutang lagi yang hutangnya berbunga lagi. 

Ia juga menyampaikan, data dari tim kampanye nasional pasangan calon 02 menyebut satu hari saja dibutuhkan satu triliun untuk program makan siang gratis itu. Begitu pokoknya karena ini program dari pemenang pemilu. Seolah-olah harus masuk caranya bagaimana. Ia mengatakan ada satu indikasi yang menurut skenario dari kementerian misalnya energi yang berencana menggeser subsidi. 

"Itu kan artinya hanya sekedar otak atik aja karena kalau kita menggeser subsidi berarti kemudian bahan bakar minyak itu akan naik, ada yang pasti nanti akan dikorbankan disitu, lagi-lagi rakyat. Bisa jadi bapak dari para penerima subsidi tadi itu, anaknya makan siang gratis tapi bensinnya mahal," cetusnya. 

Lebih lanjut dia mengungkapkan begitu banyak persoalan yang seharusnya dipikirkan secara matang dan mendasar oleh pemerintah. Bukan sekadar gaya-gayaan seolah dengan makan gratis masalah Indonesia akan selesai. Justru banyak hal yang harus kemudian dibicarakan lebih mendasar tadi. Apa sebenarnya yang rakyat butuhkan. 

"Jadi sebenarnya kalau mereka mengklaim ada makan siang gratis, hakikatnya itu nanti tidak gratis karena kemudian ada yang dibebankan pada masyarakat dan ini adalah tipikal dari anggaran yang berbasiskan kepada kapitalistik," jelasnya. 


Program Baik

Ia menegaskan untuk merealisasikan program yang baik sebenarnya membutuhkan sistem yang juga baik, sistem yang aturannya berasal dari Allah SWT. Di sinilah pentingnya umat Muslim kemudian menawarkan program yang harusnya gratis itu mestinya hal-hal yang justru fundamental yaitu pendidikan, kesehatan kemudian terkait dengan setiap orang harus bisa makan individu per individu. 

"Itu yang harusnya diprioritaskan oleh negara dalam konteks ini, sehingga kemudian di situlah relevansi menurut saya aturan Islam itu yang pertama, yang harus kita dorong," jelasnya. 

Selain sistem yang baik, lanjutnya, dibutuhkan juga orang atau pemimpin yang amanah, termanifestasi dalam bentuk pengawasan yang sifatnya komprehensif  berpihak pada umat bukan pada segelintir pihak. Umat sangag membutuhkan sistem yang baik, sistem yang berasal dari Allah SWT yaitu syariat Islam dan dengan semua aspeknya terutama untuk masalah pendidikan, kesehatan. 

"Kemudian hal yang terkait dengan kebutuhan makan semua individu per individu dan yang kedua adalah kita membutuhkan orang-orang yang nanti ketika dia menjalankan program ini benar-benar dia adalah orang yang mau taat pada aturan Allah SWT," pungkasnya. [] Tenira

0 Komentar