Pentingnya Mengenalkan Allah sebagai Sang Pencipta kepada Anak-Anak

MutiaraUmat.com -- Penggiat Parenting Islam dr. Faizah Rosyidah, M. Ked. Trop menjelaskan pentingnya mengenalkan Allah SWT sebagai Sang Pencipta kepada anak-anak. 

"Pertama, kenalkan bahwa Allah sang pencipta telah menciptakan manusia dengan jenis laki-laki dan perempuan yang memiliki karakter yang berbeda," ujarnya di YouTube Forum Guru Peduli Generasi dengan topik Adab Bergaul Remaja Santun Agar Terjaga dari Pergaulan Bebas, Selasa (14/5/2024). 

Ia menjelaskan bahwa karena sandaran itu akidah, maka selalu koneksikan dengan Allah sebagai Pencipta dirinya yang telah menciptakan manusia dengan jenis laki-laki dan perempuan dengan karakter berbeda. Hal ini penting, karena kaitannya dengan pergaulan, kaitannya dengan kebebasan seksual hari ini. Bahkan sampai pada kerancuan dan kesalahan dalam memiliki orientasi seksual termasuk bagaimana kemudian dia (anak) mengenali dirinya sendiri. 

"Saya gendernya nol, saya gendernya netral bukan laki bukan perempuan, ya bisa jadi laki dan bisa jadi perempuan," katanya. 

Menurutnya, kesalahan orientasi seksual tersebut sudah mulai lazim ada di tengah-tengah kehidupan generasi milenial. Bagaimana para laki-laki tersebut ternyata justru menjadi konten kreator mengajari bagaimana caranya berdandan. Bahkan laki-laki kadang terlihat berdandan lebih cantik daripada para perempuan. 

"Ini memantapkan identitas bahwa kamu itu hamba Allah, diciptakan oleh Allah itu mengacu perbedaan ada laki, ada perempuan. Karena memang berbeda, maka di situ tidak boleh kemudian menyalahi apa yang menjadi kodrat penciptaanmu, kan begitu. Kita berikan penjelasan tentang bagaimana maskulin manusia itu secara umumnya memang sama dari sisi kemanusiaannya, tetapi ketika berbicara tentang aspek maskulin dan feminitas di situ ada perbedaan," terangnya. 

Ia melanjutkan, ketika yang diberikan taklif tersebut disandarkan kepada aspek manusianya, maka akan sama persis antara Muslim maupun Muslimah. Mereka sama-sama diperintahkan shalat, dilarang berzina, dilarang minum khamr. Kalau mereka melanggarnya, maka akan mendapatkan sanksi yang sama persis. 

"Tetapi ketika berbicara tentang taklif hukum yang diberikan sandaran pada aspek feminitas dan maskulinnya, kita akan menemukan ada hukum yang berbeda terkait dengan haid, mengandung, melahirkan, menyusui, itu hanya ada pada perempuan. Ada hukum tentang perwalian, ada hukum tentang kewajiban nafkah itu ada pada para bapak, para laki-laki dan itu disampaikan supaya menjadi pribadi yang kokoh, sandaran yang kokoh," pungkasnya.[] Nabila Zidane

0 Komentar