Penguasa Berpihak pada Kapitalis, Buruh Kian Terzalimi

MutiaraUmat.com -- Peringatan hari buruh yang jatuh tiap tanggal 1 Mei masih menyisakan berbagai problem buruh yang rasanya tiada tahun tanpa tuntutan, mulai dari upah rendah, kerja tak layak, sempitnya lapangan kerja hingga maraknya gelombang PHK terjadi di berbagai kota dan daerah serta persoalan ketimpangan ekonomi yang membelit mereka, makin  menambah daftar panjang nasib buruh kian terpuruk.

Kondisi buruh di Indonesia, survei menunjukkan bahwa 69% perusahaan di Indonesia menyetop perekrutan karyawan baru pada 2023 karena khawatir terjadi PHK. Dari 69% itu, 67% diantaranya merupakan perusahaan besar.  Industri, perbankan, perhotelan dan farmasi adalah tiga sektor terbanyak yang membekukan perekrutan pekerja. Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa 23% perusahaan di Indonesia melakukan PHK pada tahun lalu, sedangkan rata-rata global sebesar 32%. (CNN Indonesia,26-4-2024).

Problematika yang menimpa buruh yakni ketidakadilan,  kesejahteraan jauh panggang diatas api serta adanya jurang pemisah antara si kaya (pemilik modal) dan si miskin (buruh) terbentang lebar. Pemerintah justru mengklaim bahwa semua aturan dibuat demi kepentingan rakyat dan menyebut telah banyak membawa kebaikan, nyatanya UU Ciptaker malah banyak memberikan kemudahan dalam hal proses perizinan dan memberikan jaminan keamanan pengusaha, dengan dukungan berbagai insentif dan fasilitas yang memanjakan para investor. Sayangnya realitas berkata lain, alih-alih sebagai penawar dahaga, UU Ciptaker justru menjadi mimpi buruk bagi perekonomian nasional dan tentunya bagi kaum buruh kebanyakan. Meskipun proyek-proyek investasi digenjot sedemikian rupa nyatanya angka pengganguran semakin membludak. Malah dengan arogan, negara membuka ruang lebar bagi masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya TKA China. Miris memang hidup dalam sistem abnormal kapitalisme membuat masa depan para pekerja khususnya makin suram. 

Sistem Kapitalisme menjadi bukti bahwa perekonomian yang diterapkan di negeri ini hanya memproduksi berbagai kemudaratan. Karena aturan atau regulasi dibuat hanya berdasarkan kemanfaatan menurut hawa nafsu rezim penguasa, bukan berdasarkan aturan halal haram. Kekuasaan dalam sistem ini tidak lepas dari pengaruh kekuatan pemilik modal. Wajar kebijakan yang dikeluarkan oleh rezim penguasa selalu berkelindan dengan kepentingan para pemilik modal (oligarki). 

Hal yang wajar dalam sistem demokrasi kapitalisme, politik balas budi merupakan ciri khasnya. Tidak ada tempat kekuasaan Allah Ta'ala sebagai Al Khaliq dan Al Mudabbir. Suara rakyat suara Tuhan hanya jargon sampah untuk melegitimasi kezaliman mereka.  Rakyat hanya sebagai kambing hitam para pemilik modal.  Konflik yang tak berujung antara buruh dan para pemilik modal merupakan masalah abadi dalam sistem kapitalisme. Kapitalisme menciptakan eksploitasi dan kesenjangan kepada kaum buruh sehingga tidak akan pernah ada titik temu diantara keduanya, bahkan sering memicu letupan emosi yang tiada berakhir.

Peran negara terhadap perlindungan nasib buruh mandul. Negara mengeluarkan regulasi agar kepentingan para kapitalis terpenuhi. Para kapitalis inilah dengan kekuatan modalnya menghantarkan penguasa untuk sampai ke kursi  kekuasaan yang dibeli dengan modal yang fantastis. Ratusan hingga triliunan rupiah harus dikorbankan pada kontestasi lima tahunan. Darimana asalnya, jika bukan sponsorship dari para oligarki yang bermodal besar ?


Islam Memuliakan 

Islam sebagai sistem ideologi kehidupan yang sempurna memiliki pandangan yang khas. Dalam Islam para pekerja akan mendapatkan upah yang pantas sesuai dengan bidang tugasnya atau keahliannya .Antara pekerja dengan pemberi kerja berakad ijarah (bekerja )mengenai upah, waktu kerja, jenis pekerjaan dan sebagainya yang semuanya saling ridho dan berjalan dengan adil. Dengan demikian tidak ada pihak yang terzalimi.

Islam mengatur perburuhan namun bukan seperti perbudakan. Buruh memiliki kedudukan setara dengan pemberi kerja (majikan). Mereka akan digaji sesuai keahliannya dan sesuai kesepakatan awal. Dari Abdullah bin Umar ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya" (HR Ibnu Majah dan Ath-Thabrani)

Hadis tersebut jelas bahwa majikan tidak boleh menunda apalagi mengurangi hak pekerjanya. Pekerja pun berkewajiban untuk melaksanakan kerjanya sesuai kesepakatan awal. Sistem Islam tidak mengenal adanya penentuan upah minimun karena itu jelas menzalimi pekerja.

Adapun jika terjadi perselisihan diantara keduanya, masalah ini akan diserahkan ke pihak ahli yaitu yang dapat memahami masalahnya. Bukan malah diambil alih oleh negara dalam mematok nilai upah. Karena Islam mengharamkan untuk mematok upah.

Peran negara adalah menjamin semua kebutuhan rakyat terpenuhi. Jika ada pekerja (rakyatnya) cacat, sakit yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, maka negara wajib memberikan bantuan, dan itu bisa dalam bentuk zakat atau bantuan lainnya. Peran penuh negara dalam Islam adalah menjamin semua kebutuhan setiap individu terpenuhi.

Hanya dengan ideologi Islamlah nasib buruh dapat terselesaikan. Tidak akan dijumpai lagi aksi buruh yang menyuarakan berbagai tuntutan karena permasalahan yang timbul saat ini adalah kesalahan penerapan aturan yang tidak menjadikan hukum Allah sebagai pemutus persoalan. Maka jalan satu-satunya untuk mendapatkan keadilan dan kesejahteraan hakiki untuk para pekerja adalah dengan penerapan aturan Islam kaffah.


Khatimah 

Sejatinya kita umat muslim yang paham akan pentingnya keberadaan penegakan sistem Islam di bumi ini maka akan senantiasa mengajak umat muslim lain dan harus siap mencampakkan paham dan sistem yang lahir dari sekularisme kapitalisme beserta turunannya. 

Hanya ada satu cara untuk mengembalikan kita sebagai khairu ummah (umat terbaik) yakni mendakwahkan Islam kaffah dengan menaikkan taraf pemikiran umat, tanpa kekerasan. Melalui dakwah pemikiran inilah akan tergambar tentang konstruksi sistem Islam secara utuh, sekaligus dipahamkan bahwa hidup dengan Islam adalah bagian dari konsekuensi keimanan. 

Dengan dakwah Islam kaffah, gelombang perubahan kearah Islam yang hari ini dipadamkan akan kembali menguat. Sehingga menjemput janji Allah berupa kemenangan Islam adalah hal yang pasti dan kenyataan.

Wallahu a'lam bi-shawab.


Oleh: Kikin Fitriani
Aktivis Muslimah

0 Komentar