Penerapan Ekonomi Kapitalisme Membuat Hidup Makin Sulit

MutiaraUmat.com -- Dunia sedang menghadapi krisis populasi akibat kapitalisme membuat hidup makin sulit, anak menjadi beban orang tua, sehingga tertutup bonus demografi tahun 2035. 
 
"Berdasarkan laporan riset dari Del lanset 22 Maret 2024 menunjukkan populasi tiga atau empat negara di dunia akan terjadi penyusutan demografi pada 2050, diakibatkan penerapan ekonomi kapitalisme yang membuat hidup semakin sulit, anak menjadi beban orang tua, sehinga tertutup bonus demografi tahun 2035," jelas video singkat Krisis Populasi Jadi Ancaman Global Termasuk Indonesia? YouTube Khilafah News, Rabu (1/5/2024).  

Pada saat ini ada banyak negara yang menghadapi penurunan kelahiran. Para peneliti memproyeksi ada 198 dari 204 negara yang akan mengalami penyusutan populasi. 

"Data Pusat Statistik kesehatan nasional pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Amerika Serikat menunjukkan kurang lebih 6 juta bayi lahir pada 2023 atau 54,4% kelahiran untuk setiap 1000 perempuan berusia 15 hingga 44 tahun jumlah ini merupakan angka kelahiran terendah sejak 1979," diungkap dalam video.

"Untuk kelahiran pada usia 15 hingga 19 tahun angka ini hanya 2% kelahiran dari 1000 perempuan. Sedangkan angka tadi, menjadi yang terendah di tahun 1991. Jadi sejak tahun 1991 fenomena perempuan menikah pada usia 20 tahun sangat rendah. Justru ikut bergeser menjadi 30 tahun. Di negara Asia yang mengalami kejadian serupa yakni di negara Jepang, Cina dan Korea Selatan tahun 2014 silam," keterangan lanjut video. 

Disebutkan dalam video, dewan kebijakan Jepang pernah merilis ada 896 kota atau 46,8% dari seluruh kota akan mengalami penyusutan setengah populasi perempuan muda.

"Berdasarkan Viva News dikutip tanggal 26 April, wilayah Eropa seperti Italia, Yunani, Swiss, Irlandia, dan sebagainya juga mengalami hal yang sama," tutur dalam video. 

"Bahkan mereka mengeluarkan program memberikan tunjangan bagi siapa saja yang mau melahirkan atau mau pindah ke wilayahnya. Di Indonesia sendiri pada beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan kelahiran. Ini terlihat dari angka kesuburan atau total fertility rate yang turun dari 2,7 menjadi 2,4 kemudian 2,1. Ini artinya terjadi penurunan jumlah kelahiran dan menyebabkan tertutupnya bonus demografi pada 2035,” penjelasan lanjut video. 

Masih menurut keterangan video, ada banyak faktor yang mempengaruhi penyusutan populasi ini. Pembatasan jumlah anak oleh negara disinyalir menjadi salah satu penyebab rendahnya kelahiran. 

“Pandangan childfree tidak mau punya anak juga menggejala di kalangan generasi muda mereka berpikir punya anak justru akan memperlambat karir keputusan ini sebenarnya dipengaruhi oleh pandangan hidup dan sistem yang ada saat ini,” disebut dalam video. 

Lebih lanjut disebutkan video bahwa kapitalisme sebagai ideologi yang tengah berkuasa berpengaruh besar pada kondisi saat ini, penerapan ekonomi kapitalisme pun membuat hidup makin sulit, inflasi di mana-mana membuat harga kian melambung dan meroket, di lain sisi lapangan kerja pun makin sulit hasilnya keluarga akan merasa berat dengan banyak anak karena akan banyak pengeluaran.

"Liberalisme juga turut andil menyebabkan generasi merasa bebas menentukan hidupnya sendiri akibatnya mereka tidak ingin punya anak karena memandang anak akan membuat mereka tidak bisa bertindak Bebas," jelas dalam video.

Di video juga mengingatkan kepada umat Islam, sebagai Mukmin sudah selayaknya kita mengganti sistem tersebut dengan sistem Islam, yakni sistem kehidupan yang sempurna, memiliki konsep-konsep khas dalam rangka menjaga populasi umat Muslim. Selain itu, negara juga akan membuat lapangan pekerjaan yang halal dan cukup menyerap tenaga kerja.

"Alhasil laki-laki pun mampu memenuhi kewajibannya sebagai kepala rumah tangga tersebab kebutuhan keluarga sudah terpenuhi, seorang Istri pun tidak perlu khawatir dan bisa menjalankan peran utamanya sebagaimana mestinya. Dan keluarga tidak perlu lagi takut akan biaya kesehatan dan pendidikan karena negara telah menjaminnya di luar semua itu," tandasnya. [] Riana

0 Komentar