Menghapus Dosa dengan Memaafkan?

MutiaraUmat.com -- Direktur Siyasah Institute Ustaz Iwan Januar menjelaskan terkait menghapus dosa kepada sesama manusia haruslah dengan memaafkan dan dibarengi dengan kesungguhan tidak mengulangi lagi.

“Nah kalau dosa kita kepada Allah, kita dengan mohon ampun istighfar tidak mau mengulangi perbuatan itu. Namun, kalau dosa kepada sesama kita, tetangga, kawan, orang tua, dan saudara seperti itu, maka memaafkan itu harus dibarengi dengan kesungguhan tidak mengulangi lagi,” terangnya dalam Channel Youtube Sultan: Menghapus Dosa pada Teman yang Sudah Susah Ditemui, Apa Cukup hanya dengan Istighfar? Sabtu (6/4/2024).

Menurutnya, kalau menyangkut ada harta misalnya, ada orang yang mencurangi harta orang lain, ada orang mengambil harta saudaranya, maka ini termasuk hak adawi, hak manusia yang mesti kemudian dikembalikan dulu atau minta dihalalkan.
 
“Misalkan, mau kembalikan, sudah habis hartanya. Kita mau ganti, enggak punya harta juga. Maka, kalau ingin dia bersih dari segala dosa, dia harus minta kepada orang yang telah dia zalimi itu untuk menghalalkan segala perbuatan dosa yang dilakukan dengan begitu,” terangnya.

Ia menjelaskan, adapun dosa-dosa yang terkait dengan hubungan sesama manusia, maka harus diingat bahwa hubungan dengan Allah dengan sesama manusia itu dua hak. Ada hak Allah dan ada hakku adawi, hak kita dengan sesama manusia, sama Muslim.
“Maka, kalau dimaafkan semua dosa yang menyangkut kepada Allah dan kepada sesama manusia atau hakku adawi itu, mudah-mudahan Allah berikan ampunan dan kita tinggalkan semua perbuatan dosa,” tuturnya.

Ia menambahkan, namanya manusia itu kata ulama tempatnya lupa, tempatnya salah. Manusia itu memang bukan makhluk yang tidak berbuat salah, cuma malaikat dan para nabi dan rasul yang tidak  berbuat salah. 

“Nah, tetapi jangan kemudian itu menjadi semacam normalisasi. Jadi, kalau manusia berbuat salah, manusiawi dong. Enggak begitu. Jadi, kalau kita sudah pernah berbuat salah, kita minta maaf kepada orang yang pernah kita jadikan sebagai korban. Apakah dengan ucapan, karena perbuatan, maka kita harus sekuat tenaga menghindari tidak mengulangi perbuatan dosa tadi,” bebernya.

"Kalau misalkan, dia ulangi lagi karena kekhilafan karena kealpaan dia, mudah-mudahan Allah berikan ampunan, Allah berikan juga pemaafan. Dalam Al-Quran Surah Al baqarah, Allah ajarkan doa, “Ya Allah jangan engkau jadikan sebagai dosa apa yang kami lupa atau yang kami berbuat salah karena ketidaksengajaan, ketidakmampuan kami,” imbuhnya.

Iwan mengingatkan, agar minta kepada Allah, walapun tidak sengaja atau khilaf. Namun, kalau meniatkan sengaja lagi berbuat dosa, justru kata ulama, kalau ada orang  istighfar mohon ampun pada Allah atau dia minta maaf pada manusia, tetapi dia ulangi lagi, kata ulama, itu adalah istighfar yang harus diistighfarkan lagi, karena dia istighfar, tetapi dia masih melakukan perbuatan dosanya.

"Kalau kata ulama ini beristighfarnya main-main, enggak serius. Maka, harus sungguh-sungguh kalau kita memang pernah berbuat salah minta maaf dan kita sekuat tenaga mencegah diri kita tidak mengulanginya,” pungkasnya[] Sri Nova sagita

0 Komentar