Masalah Sektor ESDM di Akhir Sejarah


MutiaraUmat.com -- Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Salamuddin Daeng, menanggapi masalah sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ada beberapa poin yang ia sampaikan kepada MutiaraUmat.com, Ahad, 13 Mei 2024.

Pertama, sektor migas sudah terlibat skandal uang kotor sedunia yaitu Panama Papers dan Pandora Papers, dan akan disapu bersih.

Kedua, pada sektor ESDM terkena sapu badai transparansi untuk memusnahkan dirty money dan pemilik-pemiliknya. Sekarang mereka sedang menteorikan dirty money and development. Tapi tidak akan bisa.

Yang ketiga,  sektor ESDM sebagian besar kena mental isue climate change, sehingga tidak lagi dianggap bisnis masa depan tetapi sudah dianggap sebagai beban sejarah.

Keempat, seluruh yang mereka investasikan dalam sektor ESDM, yang tadinya diproyeksikan akan bernilai dimasa mendatang maka sekarang harus dimusnahkan karena beban emisi kotor.

Kelima, aset seluruhnya telah  menjadi utang yang dihitung sebesar atau dibayar sampai tahun 2050 untuk negara maju dan 2060 untuk negara berkembang. Utang yang berat.

Keenam, selain aset telah menjadi utang, output juga menanggapi masalah,  beban, karena harus dibayar melalui pajak karbon 1,5 sampai 2 kali nilai output. Beban ini tidak akan bisa dibayar. Sebab, Eropa telah mematok pajak karbon 250 dolar per ton karbon.

Ketujuh, sektor ESDM telah dianggap sebagai penyakit menular karena semua usaha lain yang menjadi ikutannya, dan akan terkena beban yang sama yakni beban pajak, bunga, dan pembatasan perdagangan lainnya.

Kedelapan, yang paling berat adalah pembatasan keuangan sektor ESDM yang tidak lagi leluasa mengakses uang. Mau bayar berapa pun tidak ada uang, siapa kiranya yang mau terjerumus ke dalam sektor ini. [] Titin Hanggasari

0 Komentar