Kriminalitas Makin Marak


MutiaraUmat.com -- Sungguh sangat miris, kriminalitas akhir-akhir ini semakin marak terjadi. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, Pembunuhan yang terjadi di bekasi jasad wanita berinisial RM (50) ditemukan dalam sebuah koper hitam di jalan inspeksi kalimalang cikarang, kamis (25/4) pagi. Polisi menetapkan Ahmad Arif (29) dan adik kandungnya Aditya Tofik (21) sebagai tersangka pembunuhan. (CNN.Indonesia, 5/5/2024)

Kedua, Penganiayaan kepada siswa STIP Marunda Jakarta Utara, Putu Satria Ananta Rustika berusia 19 tahun tewas yang dianiaya oleh salah satu seniornya berinisial TRS berusia 21 tahun pada jum’at 3 Mei 2024. "Kami melakukan pemeriksaan dalam 24 jam dan menetapkan satu orang pelaku yang menyebabkan taruna tingkat satu meninggal dunia," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Polisi Gidion Arif Setyawan di Jakarta. (Tirto.id, 8/5/2024)

Ketiga, Mutilasi di ciamis polisi menetapkan suaminya TR (50) yang memutilasi istrinya bernama Yanti ( 44) di dusun Sindangjaya pada Jum’at 3 Mei 2024. "Tersangka sementara karena memang olah TKP dan pemeriksaan saksi layak dijadikan tersangka," ucap Kapolres Ciamis AKBP Akmal. (Republika,co.id, 5/5/2024)

Rentetan berita tersebut hanyalah secuil fakta yang dipublikasikan di media. Adapun yang tidak muncul di media massa tentu lebih banyak lagi. Kondisi ini akan membuat masyarakat miris. Mereka was-was akan keamanan dirinya, keluarganya dan hartanya.

Adanya kriminalitas semakin marak saat ini karena perkara-perkara sepele yang bisa berujung penganiayaan dan pembunuhan. Tidak sekedar dibunuh jasad korban bahkan dimutilasi dengan sadis seolah-olah pelakunya bukan manusia.

Adapun penyebabnya adalah lemahnya keimanan dan ketakwaan individu. Sekulerisasi yang terjadi dalam kedidupan kita membuat orang enteng saja melakukan tindak kriminal, bahkan menghilangkan nyawa orang lain.

Kehidupan sekuler membuat orang tidak takut dosa dan azab neraka. Mereka tidak takut murka Allah SWT ketika melakukan maksiat, bahkan yang terkategori dosa besar yakni pembunuhan. Mereka takut dipenjara daripada siksa neraka.

Inilah akibat kehidupan yang sekuler, jauh dari aturan agama. Tidak ada fungsi pencegahan pada diri individu dari berbuat kriminal karena lemahnya keimanan dalam hatinya. Bayangan surga neraka seolah merupakan sesuatu yang jauh dari realitas kehidupan. Sungguh menyedihkan.

Namun ada satu hal yang menjadi penyebab maraknya kriminalitas adalah lemahnya penegak hukum. Banyak kriminalitas yang lenyap begitu saja karena masyarakat yang tidak mau melapor. Sudah tenar di negeri ini bahwa berurusan dengan aparat keamanan akan butuh biaya yang besar dan proses yang berbelit.

Selain itu hukum yang ada tidak membuat pelaku jera dipenjara bahkan semakin lihai berbuat kejahatan. Hukuman tidak membuat mereka jera, bahkan beraksi lagi selepas dari penjara. Sehingga masyarakat tidak mendapatkan rasa aman dalam kehidupannya.

Sistem Islam memiliki lapisan-lapisan yang bekerja secara efektif untuk mewujudkan rasa aman bagi masyarakat. Pada tataran individu, negara akan membina kepribadian individu rakyat sehingga menjadi sosok yang bertakwa. Negara akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Ketakwaan akan menjadi pencegah individu untuk berbuat kriminal.

Pada tataran masyarakat, negara menyejahterakan penduduknya dengan memenuhi kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Dengan demikian akan bisa mencegah berbuat kriminal.

Negara juga menerapkan sanksi yang tegas dan adil. Sanksi dalam sistem Islam berfungsi sebagai jawabir (penebus dosa) dan juga zawajir (pencegah orang lain berbuat yang serupa). Sehingga hanya dengan sistem Islam yang diterapkan secara kaffah akan bisa diterapkan sanksi yang adil dan tegas. Kriminalitas akan terselesaikan, adanya rasa aman bagi masyarakat akan bisa terwujud. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Dewi Nur Hasanah
Aktivis Muslimah

0 Komentar