Kemenkes Temukan 3.009 Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, IJM: Negara Wajib Memberikan Perlindungan
MutiaraUmat.com -- Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengatakan temuan Kementerian Kesehatan ada sekitar 3.099 calon dokter spesialis mengalami gejala depresi melaui hasil skrining merupakan problem (masalah) serius, sehingga negara wajib memberi perlindungan.
“Hasil skrining dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang menunjukkan sebanyak 3.099 calon dokter spesialis mengalami gejala depresi, ini menunjukkan tindakan perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran, merupakan problem serius, negara wajib memberikan perlindungan,” tuturnya pada Edisi Special, Ribuan Calon Dokter RI Jadi “Perahan” Kakak Tingkat?, Ahad (21/4/2024).
Ia menyebutkan, kasus perundungan ini sudah menjadi tradisi di lingkungan pendidikan dokter umum intensif dan juga dokter spesialis pada umumnya. Korban mengaku tidak berani untuk melaporkan kasus perundungan yang diterima, tetapi mereka akan melakukan balas dendam ketika telah menjadi senior, hal ini telah merendahkan manusia.
“Kemenkes Budi prihatin dengan kasus bullying yang terjadi di program pendidikan dokter spesialis ini. Sikap senior kepada junior yang menjadikan ATM berjalan untuk memenuhi kebutuhan di luar pendidikan, cukup banyak para Junior yang disuruh ngumpulin uang, ada yang jutaan, puluhan juta, terkadang mencapai ratusan juta rupiah,” terangnya.
Ia menjelaskan, uang-uang dari para Junior tersebut digunakan para senior untuk kebutuhan pribadi, seperti menyewa Rumah, makan malam, hingga menyewa lapangan dan sepatu olahraga. Setiap minggunya uang-uang tersebut dikumpulkan buat nyiapin rumah untuk kumpul-kumpul para senior, kontraknya setahun Rp50 juta bagi rata-rata dengan juniornya.
“Ini problem serius, pemerintah harus menghapus tradisi bullying di kalangan calon dokter ini, harus ada penanganan bagi para korban perundungan dan tindakan tegas bagi pelaku kriminal bullying oleh senior kepada juniornya, para peserta didik program spesialis atau subspesialis wajib mendapat perlindungan negara dari kekerasan fisik mental dan perundungan,” paparnya
Ia juga menyebutkan, dalam konsep Islam, kekerasan fisik dan mental pada kasus perundungan penting untuk digarisbawahi, dan menjadi catatan khusus. Penguasa dalam negara Islam yakni khalifah, wajib melaksanakan sistem pendidikan Islam yang anti kapitalisasi dan komersialisasi pada tingkat pendidikan manapun, tidak terkecuali tentu pendidikan tinggi dan juga pendidikan dokter spesialis.
“Kurikulumnya dalam sistem Islam harus steril dari kepentingan bisnis dan juga kepentingan korporasi, jaminan akses pendidikan mudah, hingga level pendidikan dokter spesialis, dipertegas oleh konsep pembiayaan mutlak berbasis Baitul Mall yang meniscayakan negara mampu secara finansial melakukan fungsi politiknya, mencetak dokter dan dokter spesialis secara memadai dari segi kualitas kuantitas,” terangnya
Menurutnya, realisasi dari konsep ini dipermudah dengan konsep kekuasaan sentralisasi, sederhana dalam aturan dan juga cepat dalam pelaksanaan. Pada akhirnya keadaan distribusi dokter spesialis berikut fasilitas kesehatan dengan segala kelengkapan medis nonmedis terbaik bagi dan juga gratis begitu mudah diakses hingga ke seluruh penjuru negeri ini.
“Pada aspek kuratif atau dalam konteks penyembuhan dan pada aspek preventif untuk merawat kesehatan masyarakat, menuntut pelaksanaan syariat kaffah di atas landasan ketakwaan kepada Allah SWT hal ini akan mengisi relung kehidupan yang saat ini kering dari aspek spiritual menjadi berlimpah karena aspek spiritual tidak hanya Harus hadir dalam setiap tarikan nafas Insan tetapi juga dirasakan pada tiap sudut kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” ujarnya
Lebih lanjut ia mengatakan, sedangkan aspek spiritual kesadaran hubungan dengan Allah Swt, adalah perkara prinsip dalam perawatan dan pelestarian kesehatan dalam peradaban Islam.
"Dengan sistem pendidikannya yang steril dari unsur kapitalisasi tidak saja ketersediaan dokter menjadi berlimpah termasuk para tenaga ahli, dan masyarakat tercegah dari jatuhnya sakit,” pungkasnya. []Riana
0 Komentar