Inilah Bahaya Besar Judi

MutiaraUmat.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menuturkan bahwa rusaknya akal sehat dari praktik judi menyebabkan bahaya besar pada negara. 

"Maraknya fenomena judi online dengan jumlah yang terlibat itu lebih dari 3 juta orang kemudian dana yang diputar disitu tahun 2002—2003 itu 500 triliun lebih itu menunjukkan ada bahaya besar pada negara kita yaitu rusaknya akal sehat," tuturnya dalam Focus: Indonesia Juara 1 Judi Online, kok Bisa? di YouTube UIY Official Channel, Ahad (05/05/2024). 

Menurutnya, jika negara tidak segera bertindak mengatasi judi ini, sebenarnya negara juga sedang rusak akal sehatnya. Sebab kalau akalnya masih sehat maka negara akan bertindak sangat cepat karena ini bahaya sekali. Bahaya secara ekonomi, sosial budaya dan politik. 

"Secara ekonomi, ketika 500 triliun itu ada di tempat perjudian, itu seperti ada gula ada semut, orang akan lari kesitu. Mengapa industri esek-esek nggak pernah bisa diberantas? Karena disitu ada terlibat uang. Jadi bahaya ketika 500 triliun itu berputar di sektor judi maka sebenarnya dia menggerus putaran uang di sektor yang sehat. Sektor yang sehat Itu sektor manufaktur perdagangan dan lain sebagainya," jelasnya. 

Kemudian, bahaya secara sosial, masyarakat berkembang menjadi masyarakat yang sakit karena akal sehat sudah tidak dipakai. Kalau sudah akal tidak dipakai itu kehancuran sebuah negara. Karena sumber daya manusia(SDM) jadi rusak. Orang menjadi malas bekerja karena dia berpikir instant, berpikir jangka pendek dan berpikir jalan pintas. 

"Padahal mana ada sesuatu itu didapat dengan mudah, semuanya harus dengan usaha. Dalam usaha itu akan tumbuh kreativitas, tumbuh inovasi. Disitulah pentingnya pendidikan, kerja sama, kerja keras, doa dan sebagainya. Tetapi kalau judi apa pentingnya inovasi, kerjasama, doa? mana ada penjudi berdoa, 'Ya Allah mudahkanlah aku di dalam perjudian ini,' enggak begitu, ini merusak sosial budaya. Akhirnya kemudian, rusak secara politik," ujarnya. 

Jadi sebenarnya, ini harus dibaca sebagai satu gejala yang akan membawa kehancuran bagi bangsa dan negara. Indonesia negeri yang mayoritas muslim, makanya ini harus dicermati ini kenapa Indonesia menjadi sasaran perjudian. 

"Sebab kalau kita pikir-pikir sebenarnya yang akan tertarik judi itu mereka-mereka  yang banyak duit ternyata sekarang logika judi itu tidak seperti itu. Sekarang logika judi itu telah menyasar kepada mereka yang lemah kemampuan akal pikirannya. kalau dulu itu minimal 100.000 bisa main judi, sekarang 5.000 bisa main. Kalau 5.000 atau 1000. Uang segitu kali 3 juta pemain judi itu sudah 3 miliar," bebernya. 

Makanya ia mengatakan, benar kalau uang putarannya sampai 500 triliun dalam 2 tahun itu pada akhirnya menjadi kerusakan politik. kalau kemudian pemerintah itu tidak bergegas mengatasi, ini sesuatu yang sebenarnya sangat berbahaya. Memang ini tidak mudah. Kalau dulu judi itu harus ada di satu tempat. Bandarnya disitu dan pemain judi mau judi harus datang. Makin banyak bandar, makin banyak yang main judi, tempat makin besar. 

"Sekarang  enggak perlu lagi tempat yang besar dan yang main judi tidak harus datang di tempat, sekarang paling hanya menyediakan ruangan di situ yang ada akses internet Lalu ada server disitu ada petugas segala macam, ini sudah bisa cross border sudah borderless (tanpa batas).Sudah lintas negara sudah di dalam satu waktu dia bisa judi itu bisa diikuti oleh puluhan ratusan bahkan Ribuan Orang," imbuhnya. 

Dulu lanjutnya, perjudian diselenggarakan secara offline dan dulu masih ada penggerebekan. Judi sekarang judi online bagaimana mau digerebek, server-server apalagi di luar negeri. Bandarnya di Vietnam misalnya, yang main orang Indonesia gimana coba hadapinya? 

"Masyarakat tidak cukup hanya dikasih pengarahan dan pelarangan jika berjudi ini membuat mereka tidak beruntung, Ini harus disertari dengan usaha untuk membangun akal sehat di tengah-tengah masyarakat. Pemberantas judi itu juga tidak cukup dengan pelarangan dan pemberian hukuman tapi juga harus membangun mindset. Kalau orang punya mindset yang benar, akalnya sehat dia tidak akan datang ke situ," tutupnya. []Rina

0 Komentar