Hukum Buatan Manusia Membawa Kerusakan

MutiaraUmat.com -- Direktur Ma'had Tahfidz Al Mustaqbal Ustadz Usman Haidir Bin Sef, menyebutkan semua hukum buatan manusia gagal mengatur manusia, bahkan membawa kehidupan kepada kerusakan. 

“Dunia saat ini dihiasi dengan ideologi-ideologi buatan manusia. Yaitu sosialisme, komunisme, imperialisme, sekulerisme dan lain sebagainya. Kesimpulannya, semua hukum buatan manusia ini gagal mengatur manusia. Bahkan membawa kehidupan kepada kerusakan,” ungkapnya dalam 'Ustadz Fahim Bicara HTI, di Markaz Aqiqah Channel, Kamis (25/08/2020). 

Ia menuturkan, saat manusia dan negara diatur dengan hukum buatan manusia, maka tidak akan pernah mendapatkan kebenaran dan keadilan, bahkan makin amburadul. Sebab, semua kebijakan dan hukum yang dibuat tidak sesuai dengan ketatalaksanaan. Sehingga, dunia memenejemen bertabrakan dengan kebijakan hukum, undang-undang peraturan yang lain. Pada faktanya akal manusia tidak sampai untuk mengatur kehidupan dan mengatur manusia. 

Ia juga menyampaikan, terkait dengan hukum manusia, tidak akan pernah benar dan tidak akan pernah adil. Menurutnya hanya hukum Allah SWT yang pantas mengatur manusia. 

"Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-An’am ayat 115, 

ÙˆَتَÙ…َّتْ ÙƒَÙ„ِÙ…َتُ رَبِّÙƒَ صِدْÙ‚ًا ÙˆَّعَدْÙ„ًاۗ 

"Telah sempurna hukum Allah, sempurna dipuncak kebenaran-Nya dan sempurna  dipuncak keadilan-Nya," lanjut Ustaz Hadir menjelaskan.".

Sehingga, jika ingin kehidupan benar, yaitu seluruh aktifitas, dan mengambil keputusan ketika berkuasa, maka harus pakai hukum Allah. Seorang Muslim belum dikatakan beriman, jika tidak menjadikan Muhammad SAW sebagai hakim dan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber hukum. 

"Allah berfirman dalam al-Qur'an surat an-Nisa ayat 65 yang artinya, "Mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan Muhammad sebagai hakim dalam perkara yang diperselisihkan, dan tidak ada rasa keberatan dalam hati kita terhadap putusan yang diambil, serta menerima sepenuhnya,"
terangnya. 

Ia melanjutkan, ayat tersebutlah yang menggerakkan hati para pengusung tegaknya hukum Allah. Mulai dari Nabi Adam, sampai manusia-manusia sekarang ini, dan sampai manusia terakhir di hari kiamat nanti. Namun, saya yakin satu hal yang sulit dimungkiri bahwa orang-orang yang hari ini sedang berjuang atas nama HTI adalah orang yang cerdas tingkat intelektualnya di atas rata-rata bangsa Indonesia, dari kalangan cendikiawan," tegasnya. 

"Saya berani berkata mereka orang-orang yang takut kepada Allah. Lihat tempat mereka di mana? Di masjid, di majelis taklim. Dan yang paling hebat, mereka melakukan satu perjuangan. Yaitu perjuangan para Nabi dan Rasul. Menegakkan hukum Allah. Syiar Islam yang terbesar adalah menegakkan hukum Allah SWT.  Covernya bisa khilafah, daulah, imamah ataupun apapun," pungkasnya. []Yesi Wahyu I

0 Komentar