Bencana Berulang, Butuh Mitigasi Komprehensif

MutiaraUmat.com -- Di tengah keprihatinan masyarakat yang saat ini mengalami kondisi ekonomi yang sulit karena harga sembilan bahan pokok yang semakin naik, kini di beberapa daerah juga mengalami musibah bencana baik banjir maupun tanah longsor, tentu ini membuat kondisi masyarakat semakin sulit.

Banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat dilaporkan pada 15 Mei 2024 ini  mengakibatkan 15 orang meninggal dunia. Selain korban jiwa, sebanyak tujuh warga Kecamatan Canduang mengalami luka-luka dan telah mendapat perawatan di rumah sakit setempat. Petugas Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Agam juga melaporkan sekitar 90 unit bangunan terendam, baik tempat tinggal warga, fasilitas umum dan tempat usaha.(CNN, 12 Mei 2024)

Banjir juga melanda Kecamatan Oheo, Kabupaten, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi tenggara sejak tanggal 3 Mei lalu membuat jalan Trans Sulawesi lumpuh total. Banjir ini sebagai akibat luapan banjir di Sungai Lalundu setinggi dua meter yang melanda Desa Sambandate.(CNN, 11 Mei 2024)

Sungguh sangat memprihatinkan bencana banjir yang melanda negeri kita saat ini karena daerah yang mengalami banjir justru meningkat dari tahun ke tahun bahkan sampai ada korban jiwa. Padahal  kita sudah mengetahui memang ada daerah yang sudah menjadi langganan banjir tetapi mengapa banjir selalu berulang terjadi. 

Bukankah pemerintah bisa mengevaluasi mengapa banjir selalu terjadi sehingga bisa mencari solusi yang tepat agar banjir tidak terulang lagi meski curah hujan tinggi. Dan pemerintah bisa tanggap untuk bergerak cepat mitigasi ketika banjir terjadi sehingga tidak sampai mengakibatkan korban jiwa dan juga rusaknya rumah penduduk dan juga fasilitas umum.

Karena banjir yang berulang akan membuat masyarakat hidup tidak nyaman. Bagaimana masyarakat akan merasa nyaman ketika rumah, fasilitas umum menjadi rusak karena diterjang banjir apalagi dengan adanya korban jiwa.

Memang kita harus menyadari bahwa semua musibah itu tidak akan terjadi tanpa ijin Allah SWT tetapi kita juga harus mengevaluasi apakah ada peran manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan tersebut sehingga menyebabkan banjir.

Seperti kebijakan pembangunan oleh pemerintah yang tidak tepat sehingga mengakibatkan berbagai kerusakan dalam tata kelola tanah dan lingkungan serta penataan ruang hidup yang justru menyebabkan banjir.

Karena kita ketahui bahwa pembangunan yang di buat saat ini dilaksanakan hanya mementingkan keuntungan materi saja dan seringkali mengabaikan resiko dan bahaya yang terjadi pada rakyat dan lingkungan.

Bahkan pembangunan yang dibuat bukan untuk pelayanan umum tetapi pembangunan industri dari para investor. Dan secara fakta pembangunan tersebut tidak memperhatikan daerah resapan air. 

Begitu juga penataan pemukiman yang tidak tegas terhadap masyarakat sehingga masih banyak warga yang bermukim di daerah pinggiran sungai.

Di samping itu kurangnya kesadaran masyarakat dalam melakukan penebangan pohon secara liar dan membuang sampah di sungai turut memperparah kondisi yang bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa selama negeri ini masih menerapkan sistem kapitalis untuk mengatur kehidupan maka pembangunan yang memperhatikan dampak lingkungan sulit dihindari karena pemerintah saat ini hanya melayani kepentingan investor saja dan mengabaikan dampak bahayanya terhadap rakyat bahkan dalam penanganan mitigasi banjir selalu terkesan gagap. 

Hal ini sangat berbeda dengan Islam, Islam di samping sebagai agama juga memiliki aturan kehidupan yang komprehensif termasuk di dalamnya memiliki mekanisme pembangunan yang berorientasi pada keselamatan rakyat dan juga lingkungan.

Islam juga akan melakukan edukasi terhadap masyarakat untuk berperilaku menjaga kelestarian lingkungan dan melarang membuat kerusakan.

Islam juga menjadikan negara sebagai rain yang  yang bertanggungjawab atas kondisi rakyat dan menjamin pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan berbagai kebijakan, termasuk melakukan mitigasi yang cermat dan komprehensif. Jadi ketika berbagai usaha pencegahan terhadap terhadap banjir sudah dilakukan tetapi banjir tetap terjadi akan melakukan mitigasi korban dengan tepat.

Jadi selama kita masih menggunakan aturan kehidupan kapitalisme maka permasalahan banjir akan selalu berulang karena memang pemerintah tidak serius untuk melakukan pencegahan dan gagap dalam penanganan bencana.

Wallahu'alam Bishowab


Oleh: Zulia Adi K.
Aktivis Muslimah

0 Komentar