Al-Jazeera Ditutup Paksa Israel, FIWS: Upaya Penjajah Membungkam Media


MutiaraUmat.com -- Penutupan paksa kantor berita Al Jazeera di Yerusalem, Palestina oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu (5/5) dinilai Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi sebagai upaya penjajah untuk membungkam media.

"Ini juga merupakan upaya dari entitas penjajah Yahudi ini untuk membungkam media. Kenapa media menjadi target dari entitas penjajah Yahudi ini? Karena selama ini media inilah yang selama ini bisa mengungkap secara gamblang tentang kekejaman penjajah Yahudi," tuturnya kepada MutiaraUmat.com, Rabu (8/5/2024).

Farid menilai, penutupan media Al-Jazeera jelas menunjukkan ketakutan yang luar biasa dari Israel terhadap keberadaan media, terutama Al Jazeera yang selama ini sering mengungkap fakta-fakta yang menggambarkan kekejaman yang luar biasa yang terjadi di Gaza dalam bentuk yang sulit dibantah siapa pun.

"Maka tidak mengherankan kalau secara khusus jurnalis menjadi target dari rezim entitas penjajah Yahudi ini. Bahkan hitungan targetnya itu orang per orang dengan serangan yang akurat, seperti pnggunaan drone dengan target akurat.

Jadi benar ini merupakan bagian dari upaya entitas penjajah Yahudi untuk melakukan penutupan atau melakukan pembungkaman, melakukan penutupan terhadap fakta kekejaman yang mereka lakukan," imbuhnya.

Meski demikian, upaya penjajah membungkam media, menutupi kekejamannya ini tidaklah gampang. Sebab, lanjutnya, terdapat jurnalis independen, bahkan masyarakat pun kini bisa menjadi jurnalis lewat media sosial.

"Kenapa saya katakan tidak gampang? Karena meskipun media-media mainstream ini ditutup, tapi jurnalis sekarang itu tidak selalu jurnalis yang bergantung pada media mainstream. Terdapat jurnalis yang independen seperti sosial media. Bahkan masyarakat sendiri bisa menjadi jurnalis. Ini yang tidak bisa dicegah, tidak bisa ditutup tutupi oleh penjajah Yahudi," tegasnya.

Penutupan Al-Jazeera ini juga dinilai Farid sekaligus menjadi tamparan keras bagi Amerika Serikat dan Barat atas aturan-aturan internasional yang mereka buat sendiri.

"Tamparan keras bagi Amerika Serikat dan Barat yang selama ini dalam berbagai medan pertempuran untuk melindungi para jurnalis. Jurnalis termasuk target yang tidak boleh ditembak atau dibunuh. Tapi kalau kita lihat yang dilakukan oleh  penjajah Yahudi ini melanggar aturan-aturan internasional yang sebenarnya dibuat sendiri oleh Barat sebagian besarnya. Termasuk harus melindungi para jurnalis, termasuk kebebasan berekspresi, kebebasan para wartawan untuk menyampaikan apa adanya," ujarnya.

Karena itu menurutnya, penjajahan entitas Yahudi di Gaza saat ini menunjukkan busuknya peradaban Barat.

"Ini termasuk menunjukkan semakin membusuknya nilai-nilai peradaban Barat yang selama ini mereka agungkan. Mereka berbicara Ham, tapi mereka melakukan pelanggaran HAM, bahkan mereka memberi legitimasi untuk melakukan pelanggaran HAM tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Amerika yang hari ini Yahudi sedang melakukan genosida, tetapi sampai hari ini Amerika ini terus mem-_back up_ apa yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi dengan memberikan dukungan militer, dukungan persenjataan dan dukungan ekonomi," terangnya. 

Realitas ini juga dinilai Farid sekaligus menunjukkan kegagalan tatanan dunia yang dibentuk oleh kapitalisme dalam menciptakan dunia yang damai, dunia yang menindungi manusia. Karena itu, imbuhnya, penting munculnya Islam yang bukan hanya dalam tataran ideologi, tetapi juga tataran praktis dalam sebuah institusi negara.

"Di sinilah sebenarnya peran penting munculnya ideologi Islam. Bukan hanya pada tataran ideologi, tapi juga sampai ke tataran praktis . Karena itu diperlukan negara dengan tataran ideologi Islam yang negara khilafah 'ala minhajinnubuwwah," tutupnya.[] Saptaningtyas

0 Komentar