Aksi May Day 2024: Mungkinkah Nasib Buruh Akan Sejahtera dalam Sistem Ekonomi Kapitalistik?




MutiaraUmat.com -- Tiap tahun hari buruh (May Day) senantiasa diperingati, bahkan sejak 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Hari Buruh sebagai hari libur nasional. Tak henti-hentinya buruh memperjuangkan kesejahteraannya, setiap peringatan May Day, mereka tidak pernah absen melakukan aksi unjuk rasa demi menyampaikan tuntutannya. Tidak peduli hari apa saja, ketika muncul kebijakan-kebijakan yang bernuansa ketidakadilan kaum buruh selalu aksi menyampaikan aspirasinya. 

Dikutip dari tempo.co (30 April 2024), Dewan Eksekutif Nasional Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (DEN KSBSI) mengimbau seluruh koordinator wilayah seluruh Indonesia untuk melakukan aksi di wilayahhnya masing-masing. Dari Kompas.com menyampaikan, lima belasan ribu buruh dari wilayah Bekasi diperkirakan akan mendatangi Istana Jakarta saat Mayday atau Hari Buruh, Rabu (1/5/2024). Koordinator Buruh Bekasi Melawan, Sadino, mengatakan bahwa para buruh akan serentak berangkat besok pagi untuk geruduk istana.

Namun, dengan banyaknya seremonial May Day yang digelar setiap tahun, tidak hanya di Indonesia, bahkan dalam skala dunia, mungkinkah buruh sejahtera? International Labour Organization (ILO) setiap tahun tidak ketinggalan merilis tema-tema peringatan May Day tiap tahunnya. Mampukah aksi yang digelar tiap tahun memperjuangkan hak buruh mampu membawa nasib buruh ke arah lebih baik? Atau jangan-jangan nasib mereka makin menderita?

Menyoal Nasib Kaum Buruh yang Tidak Kunjung Sejahtera

Sebenarnya bicara nasib buruh belum sejahtera alias masih sengsara itu mudah sekali, karena itu tidak hanya sekadar opini tetapi fakta di lapangan yang setiap May Day selalu diperjuangkan. Nasib buruh bukannya makin sejahtera, tetapi makin hari makin sengsara dan menderita. Mereka ditekan dengan berbagai banyak target tanpa mengutamakan sistem pengupahan yang layak. Biaya kebutuhan hidup makin meningkat, tetapi upah yang mereka dapatkan kecil, sehingga mereka sulit memenuhi kebutuhan hidup dan terkategorikan miskin. 

Mengapa nasib buruh sulit sejahtera? Ada beberapa catatan terkait nasib buruh yang tak kunjung berakhir penderitaannya. Pertama, penerapan sistem kapitalisme. Kesejahteraan buruh dalam sistem kapitalisme hanya omong kosong. Sistem kapitalisme adalah sistem yang hanya menguntungkan para kapitalis. Rakyat akan menjadi tumbal banyak kebijakan yang akan menguntungkan kapitalis yang kongkalikong dengan penguasa.

Begitu pun buruh, buruh dalam sistem kapitalisme hari ini adalah rakyat yang dieksploitasi tenaganya untuk memperkaya perusahaan kapitalis. Di saat yang sama posisi negara lebih memihak kapitalis daripada nasib kaum buruh. Oleh karena itu, kesengsaraan kaum buruh itu terus terjadi di berbagai negara akibat penerapan sistem kapitalisme. 

Kedua, demokrasi menjadikan kaum buruh sebagai komoditas jualan parpol dan isu pencitraan. Nasib kaum buruh jadi bahan kampanye, kaum buruh dianggap sebagai tulang punggung ekonomi tetapi nasibnya tidak pernah diperhatikan, bahkan menjadi sasaran kebijakan zalim kapitalisme yang mengeksploitasinya. Sekalipun dalam sistem demokrasi memberikan hak untuk unjuk rasa, tetapi suaranya tidak digubris. Kalau pun ada yang getol menyuarakan sistem pengupahan yang layak, justru nasib buruh tersebut terancam dipecat sampai diperksekusi. Aksi tiap may day itu hanya seremonial yang tuntutannya tidak pernah digubris pemilik kebijakan. 

Ketiga, UU Omnibu Law memperparah nasib buruh karena memberi ruang eksploitasi buruh. Pemerintah bukannya membuat aturan yang menjaga hak buruh melainkan mengeluarkan UU sapu jagat omnibus law yang ditolak buruh dan para tokoh publik tetapi masih saja disahkan DPR. Boro-boro sejahtera, buruh makin dieksploitasi menjadi mesin pencetak uang oleh para kapitalis.

UU Omnibus Law membuka kran eksploitasi buruh. Pertama, soal outsourcing seumur hidup. Perusahaan bisa melakukan outsourcing atau kontrak kerja seumur hidup dan ini dinilai merugikan kaum buruh karena tidak ada jaminan upah yang signifikan di dalamnya. Selain itu, mereka bebas menghentikan kontrak ketika mereka perlukan. 

Mirah Sumirat Presiden Aspek mengatakan perusahaan lebih mudah melakukan PHK. Ia juga menyampaikan, Omnibus Law UU Cipta Kerja dinilai memuat pasal yang mengganjal buruh terkait upah murah yang penetapannya tidak melibatkan buruh, hingga tidak dibatasinya aturan pekerja kontrak dan dalam sektor-sektor tertentu perusahaan bebas melakukan penambahan jam kerja. 

Buruh dihadapkan pada tantangan kerja yang harus bersaing dengan tenaga kerja asing. Mudahnya perusahaan asing membangun perusahaan di sini dan boleh memakai tenaga kerja asing. Atau mudahnya tenaga kerja asing masuk di negeri ini juga menjadi bukti kecacatan UU Omnibus law. Anehnya walaupun banyak yang menolak, UU ini tetap disahkan dan diterapkan di negeri ini. 

Dari paparan di atas telah mempertegas May Day itu hanya seremonial yang tidak akan mampu memperjuangkan nasib buruh dan tidak bisa mengubah mereka menuju kesejahteraan. Kesejahteraan hanya sebatas janji dan retorika yang tidak akan mampu diwujudkan jika komponen yang mewujudkannya masih menggunakan perangkat sistem kapitalisme. Apa pun aksi yang dilakukan buruh pemerintah tidak akan mampu mewujudkannya karena .pemerintah lebih mengutamakan posisi pemilik modal daripada kaum buruh. Itulah fakta yang terjadi dalam tatanan kapitalisme. Oleh karena itu, jika ingin perubahan harus menggunakan perangkat aturan yang adil yang bersumber dari Allah SWT.

Dampak Politik, Ekonomi, dan Sosial terhadap Nasib Kaum Buruh yang Tidak Kunjung Sejahtera

Nasib buruh yang tidak kunjung sejahtera dari tahun ke tahun tentu berdampak terhadap kondisi yang ada. Pertama. Soal kondisi politik, aksi kaum buruh yang memperjuangkan nasibnya berpotensi memicu kericuhan. Namun, bagaimana pun aksi yang mereka gelar, tetap saja suara mereka jarang didengar. Kaum buruh tidak sedikit yang mendapatkan pemecatan, persekusi, hingga kriminalisasi jika mereka terlalu vokal dalam menyampaikan aspirasinya. Nasib kaum buruh kerap dijadikan dagangan politik untuk meraup suara, tetapi ketika suara buruh sudah teraup, kondisi mereka sama saja bahkan bisa lebih parah. Setelah suaranya dibutuhkan, tetap yang diutamakan kepentingannya adalah para pemilik modal yang mensponsori kampanye. 

Kedua. Hidup kaum buruh cenderung miskin, karena biaua kehidupan yang tinggi dan gaji kecil. Sekalipun buruh dianggap sebagai tulang punggung ekonomi, tetap saja yang didengarkan kepentingannya adalah para kapitalis. Kaum buruh tidak punya power dalam menyampaikan tuntutannya. Paling banter mereka bisa aksi, setelah aksi mereka harus menerima kondisi hidup sengsara dalam sistem kapitalisme. 

Biaya kesehatan dan pendidikan yang mahal, sekalipun ada jaminan sosial itu belum bisa menutupi segala began hidup di sistem hari ini. Tantangan ekonomi yang harus dihadapi buruh yaitu dari upah rendah, kerja tidak layak bahkan tidak manusiawi, hingga ancaman PHK massal, mereka dihadapkan dengan sulitnya mencari pekerjaan. 

Ketiga. kondisi sosial ketika tekanan ekonomi tinggi adalah maraknya kasus kriminalitas dan kejahatan. Sulitnya mendapatkan penghidupan yang layak memicu tindakan kejahatan dan kasus-kasus kriminalitas. Belum lagi kebutuhan dan gaya hidup memaksa mereka masuk ke lingkaran setan yang dibuat pinjaman online maupun jebakan judi online. Hal ini memperparah kondisi sosial masyarakat. 

Hal ini telah mengonfirmasi kebobrokan sistem kapitalisme yang hanya mampu memberikan solusi tambal sulam terkait problematik kaum buruh yang tidak kunjung usai. Apabila umat belum menyadari bobrokanya sistem kapitalisme dan tidak segera hijrah ke arah sistem Islam secara paripurna niscaya kerusakan yang diciptakan sistem akan makin besar dan menganga. Karena sistem yang bersumber dari hawa nafsu manusia tidak akan mampu mewujudkan kesejahteraan.

Strategi Islam dalam Menyejahterakan Kaum Buruh

Dalam Islam jangankan kaum buruh, semua manusia yang hidup dalam naungannya mendapatkan kesejahteraan dan jaminan kesejahteraan. Karena bagi siapa saja yang tidak mewujudkan kesejahteraan bagi umat manusia ada pertanggungjawaban kelak di hadapan Allah SWT. Islam rahmat seluruh alam, tidak hanya membawa kebaikan bagi umat Islam, tetapi seluruh umat manusia, bahkan alam, lingkungan, tumbuhan, dan hewan, ikut dipikirkan kesejahteraan dan kelangsungan kehidupan mereka.

Dalam pembahasan strategi Islam mampu menyejahterakan kaum buruh ada beberapa catatan sebagai berikut. Pertama, Islam menentukan upah berdasarkan keridhaan dua belah pihak. Negara berfungsi sebagai penengah ketika mereka berkonflik dan mengembalikan masalah mereka kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam Islam ada khubara yang bertugas menentukan standar upah berdasarkan jenis pekerjaaan, manfaat, waktu, dan tenaga yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kerja tersebut. Sehingga gaji yang diberikan bisa digunakan untuk melangsungkan kehidupan. 

Kedua, standar kerja yang manusiawi dan sesuai fitrah manusia. Antara pekerja perempuan dan laki-laki tentu memiliki perbedaan berdasarkan fitrahnya. Terutama seorang perempuan, yang menikah, hamil, dan punya anak, pekerjaaan, jam kerja, dan cuti akan berbeda dengan laki-laki. Selain itu, ketika mereka cuti pun ada jaminan dari negara akan pemeliharaan kondisi mereka. 

Ketiga, jaminan kesejahteraan dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan keamanan nyata bisa diwujudkan dengan sistem Islam kaffah. Sehingga para buruh bekerja tidak terbebani soal mahalnya pendidikan, kesehatan seperti sekarang, dan pajak ini itu. Mereka bisa fokus bekerja untuk mencukupi sandang, pangan, dan papan untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Ketika mereka berada dalam kondisi kekurangan, negara akan menjadi garda terdepan dalam menyelesaikan kesulitan mereka.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama. Dari paparan di atas telah mempertegas May Day itu hanya seremonial yang tidak akan mampu memperjuangkan nasib buruh dan tidak bisa mengubah mereka menuju kesejahteraan. Kesejahteraan hanya sebatas janji dan retorika yang tidak akan mampu diwujudkan jika komponen yang mewujudkannya masih menggunakan perangkat sistem kapitalisme. Apa pun aksi yang dilakukan buruh pemerintah tidak akan mampu mewujudkannya karena .pemerintah lebih mengutamakan posisi pemilik modal daripada kaum buruh. Itulah fakta yang terjadi dalam tatanan kapitalisme. Oleh karena itu, jika ingin perubahan harus menggunakan perangkat aturan yang adil yang bersumber dari Allah SWT.

Kedua. Hal ini telah mengonfirmasi kebobrokan sistem kapitalisme yang hanya mampu memberikan solusi tambal sulam terkait problematik kaum buruh yang tidak kunjung usai. Apabila umat belum menyadari bobrokanya sistem kapitalisme dan tidak segera hijrah ke arah sistem Islam secara paripurna niscaya kerusakan yang diciptakan sistem akan makin besar dan menganga. Karena sistem yang bersumber dari hawa nafsu manusia tidak akan mampu mewujudkan kesejahteraan.

Ketiga. Semua hal di atas hanya akan bisa diwujudkan dalam naungan penerapan Islam kaffah dalam bingkai khilafah. Karena sistem Islam itu berisi seperangkat aturan yang harus diterapkan paripurna dan tidak boleh prasmanan dalam menerapkannya. Hanya dengan sistem ekonomi Islam dalam bingkai khilafah, kesejahteraan hakiki bisa diwujudkan.

#Lamrad
#LiveOpperessedOrRiseAgainst

Oleh. Ika Mawarningtyas
Direktur Mutiara Umat Institute
MATERI KULIAH ONLINE UNIOL 4.0 DIPONOROGO, Rabu, 1 Mei 2024
Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum.

0 Komentar