Rakyat Menjadi Korban Oknum Aparat

Mutiaraumat.com -- Sedih saat baca berita, oknum anggota TNI melakukan aksi penjambretan. Dugaan penjambretan  yang terjadi di Jalan Tegalrejo-Candimulyo, tepatnya di Dusun Clepan, dialami oleh pasutri SF (24) dan S (25) warga kecamatan Tegalrejo,Kabupaten Magelang sementara tersangka MA (45) diamankan oleh Kapala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Kota
(Polresta) Magelang Kompol Rifeld Contantine Baba
(www.detik.com/25/03/24).

Kasus dugaan penjambretan yang dilakukan oknum TNI menjadi salah satu kasus tindak pidana yang dilakukan oleh aparat. Selaku aparat, seharusnya yang dilakukannya adalah memastikan keamanan masyarakat terjamin, namun kini yang terjadi sebaliknya, justru aparat yang melakukan tindakan kejahatan dengan menjadikan rakyat sebagai target korban.

Himpitan kebutuhan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup ditengah meroketnya hampir semua harga pangan serta kebutuhan hidup yang lain, menjadikan seseorang gelap mata, tak terlepas dari himpitan ekonomi tersebut adalah aparat negeri tercinta ini.

Bulan ini umat Islam tengah berada pada bulan Ramadhan, bulan yang semestinya dioptimalkan untuk aktivitas ibadah. Namun, kapitalisme yang diterapkan sebagai sistem kehidupan hari ini telah menghilangkan makna Ramadhan bagi umat Islam.

Kapitalisme menjadikan setiap datang Ramadhan harga barang melonjak, karena dalam kapitalisme harga ditetapkan oleh pasar, sehingga peningkatan permintaan akan berpengaruh pada kenaikan harga. Dalam kondisi tersebut masyarakat kebanyakan menjadi korban,  karena kebutuhan hidup meningkat, sementara penghasilan mereka tidak mengalami peningkatan.

Melonjaknya biaya kebutuhan hidup tidak bisa dipungkiri mengakibatkan meningkatnya kriminalitas. 
Sulitnya kesempatan kerja, mendorong beberapa kalangan menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang dan bisa menuhi biaya kebutuhan hidup.
 
Peningkatan kriminalitas disebabkan faktor -faktor yang kompleks, diantaranya, keimanan individu lemah, pendidikan rendah, langkanya kesempatan kerja serta abainya penguasa terhadap kehidupan masyarakat.

Penguasa dengan sistem kapitalisme yang diterapkannya untuk mengatur masyarakat senantiasa mengeluarkan kebijakan yang hanya memberikan keuntungan pada segelintir pihak tertentu dan mengorbankan rakyat. Bahkan dibulan Ramadhan seperti ini, penguasa yang semestinya memastikan ummat Islam bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan khusyuk dan optimal, justru lebih nampak kesan dikalangan ummat Islam upaya untuk meraih keuntungan materi sebanyak-banyaknya, dikarenakan dalam benak kaum Muslim telah tertanam,kebahagiaan adalah terpenuhinya kebutuhan materi.

Islam hari ini hanya dipahami dari aspek ruhiyahnya semata, walhasil Islam hanya dilihat pada sisi ibadah mahdhah semata. Sesungguhnya Islam bukan hanya aspek ruhiyah semata, namun Islam juga memiliki aspek ideologis. Aspek Islam ideologis inilah yang hari ini telah ditinggalkan ummat Islam. Padahal justru Islam ideologis ini yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan manusia.

Akibat ditinggalnya aspek ideologis, berbagai permasalahan dalam kehidupan tidak mampu dipecahkan oleh kaum Muslim. Sebagai contoh, tingginya kriminalitas disebabkan adanya kesenjangan ekonomi. Islam menetapkan bagi setiap kepala keluarga kewajiban bekerja, namun dia tidak akan dibiarkan begitu saja bersusah payah seorang diri mencari lapangan pekerjaan, maka Islam juga menetapkan bagi negara kewajiban untuk menyediakan lapangan kerja bagi para laki-laki.

Dengan demikian, tidak ada alasan bagi laki-laki untuk bermalas-malasan dan tidak mau bekerja. Disisi lain negara juga menyelenggarakan sistem pendidikan yang mampu menjangkau seluruh rakyatnya meskipun di pelosok negeri, dengan demikian rakyat memang menguasai skil yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan mereka. Selain itu, bagi rakyat yang ingin bekerja di bidang pertanian ataupun menjadi pedagang, negara akan membantu memberikan lahan bagi yang tidak memiliki berikut modal yang dibutuhkan.

Jika hasil kerja mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan, maka Islam menetapkan mekanisme bagi walinya untuk membantu mencukupi kebutuhan, jika tidak ada yang mampu, maka menjadi tanggungan negara.

Hilangnya aspek Islam ideologis telah menyebabkan hilangnya banyak peran negara, sehingga negara tidak mampu mengatasi lonjakan harga pangan, maraknya kriminalitas, dan lain lain dengan tuntas. Ramadhan sebagai bulan suci telah ternodai dengan banyaknya kriminalitas akibat ketidakmampuan rakyat memenuhi kebutuhan hidup.

Untuk mengembalikan kesucian bulan Ramadhan, dibutuhkan keberadaan negara yang mengemban aspek Islam ideologis. Upaya mengembalikan aspek Islam ideologis menjadi kewajiban bagi seluruh kaum Muslim. Wallahu'alam bishshowwab.[]

Oleh: Erlis Agustiana
(Aktivis Muslimah)


0 Komentar