Mustafa Borghouti: Zionis Israel Membunuh Warga Palestina Bukan Hanya dengan Genosida, Tetapi Juga dengan Kelaparan yang Kejam

MutiaraUmat.com -- Aktivis Palestina, Mustafa Borghouti, mengungkapkan bahwa pembunuhan warga Palestina bukan hanya merupakan bentuk genosida dengan bom, tetapi juga kelaparan yang kejam. 

“Zionis Israel sedang membunuh warga Palestina bukan hanya pakai bom genosida yang kejam, tetapi juga  dengan kelaparan. Lebih dari 700.000 orang saat ini sedang dilanda kelaparan. Ini sangat kejam sekali,” ungkapnya dalam  kanal YouTube Middle East Eye, Kamis (14/03/ 2024).

Sebab katanya, Isr4el menahan/melarang susu, tepung, dan pasokan makanan masuk ke warga kota Gaza maupun Utara Gaza. Tidak cukup sampai disitu, Isr4el menembaki warga Palestina yang kelaparan ketika sedang mencoba mengambil makanan. 

“Mereka (Zionis penjajah) menembak, membunuh seperti dua hari yang lalu. Mereka membunuh 100 orang dan 860 orang lainnya luka-luka. Bahkan terdapat 50.000 wanita hamil di Palestina tidak menemukan tempat yang aman dan layak untuk melahirkan. Sehingga sebanyak 64.000 ibu menysui tidak dapat menolong bayinya," terangnya.

Selain itu, katanya, bangunan rumah warga sipil yang telah hancur mencapai 70% dari semua perumahan. Begitu juga semua universitas rusak dan 30 gedung rumah sakit dari 36 yang ada, juga hancur. Sementara petugas medis, sebanyak 347 orang, baik dokter dan perawat dibunuh.

"Peristiwa yang terjadi di Palestina adalah pembunuhan skala besar atau genosida karena korban kebanyakan adalah warga sipil, bahkan hampir seluruhnya warga sipil, khususnya anak-anak antara usia 2-6. Apa yang anda saksikan di Gaza saat ini adalah perbuatan genosida. Karena 12.000 anak-anak telah dibunuh. Dan mereka bukan usia 19 tahun. Tetapi 5, 6 dan 3 tahun, bahkan 2 tahun. Demi Tuhan mereka hanyalah anak-anak kecil,” mirisnya.

Mustafa juga menyayangkan korban dari peristiwa 7 Oktober tahun lalu yang mengenai anak-anak sipil warga Isr4el. Akan tetapi, jumlah korban 30 orang anak-anak Isr4el harus dibalas dengan kematian 12.000 jiwa anak-anak Palestina, dan dunia terkesan diam. 

“Saya juga tidak sepakat dengan korban yang menimpa anak-anak Isr4el sebanyak 30 orang yang menjadi korban tragedi 7 Oktober lalu. Karena mereka hanya anak-anak dan warga sipil. Tetapi tidak ada satupun di dunia ini yang dapat menghakimi terhadap 30 anak-anak yang tewas, lalu membunuh 12.000 anak-anal lainnya di Palestina. Ini tidak dapat diterima,” terang Mustafa lagi. 

Ia menyebutkan, data sebenarnya sebanyak  30.000 warga sipil telah dibunuh dan 72.000 korban luka-luka oleh militer Isr4el yang bengis. Atau sekitar 4.5% dari jumlah populasi Palestina. Jika hal serupa terjadi di Amerika, 4,5% dari populasi Gaza dibunuh dan mengalami luka-luka. Jika hal serupa terjadi di AS yaitu menghabisi nyawa manusia sebanyak 12 juta dalam kurun waktu empat bulan, maka dunia pastinya akan bertindak cepat dan tidak menerimanya.  

"Oleh karena itu, penjajah Isr4el telah melakukan tidak kejahatan sekaligus dalam satu waktu di Palestina. Mulai dari genosida, pembunuhan kolektif, dan pembersihan etnis. Ini adalah sebuah genosida," lugasnya.

"Terdapat tiga kejahatan perang yang terjadi dalam waktu bersamaan, yaitu genosida, hukumana kolektif, dan pembersihan etnis,” pungkasnya. []M. Siregar

0 Komentar