Miss Universe dari Arab, Arab Kebarat-baratan di Tengah Barat Mulai ke Arah Islam


MutiaraUmat.com -- Rumy Al-Qahtani mengukir sejarah sebagai kontestan pertama mewakili negara asalnya Arab Saudi yang mengikuti kompetisi bergengsi, Miss Universe 2024. Ia mengungkapkan rasa bangga dan kegembiraannya di media sosial. Baginya, berpartisipasi bukan hanya soal kompetisi, tapi juga menjadi bagian dari momen bersejarah Arab Saudi.

Rumy yang berusia 27 tahun ini ditugaskan oleh kerajaan Arab Saudi untuk memperkenalkan dan berbagi kekayaan warisan budaya mereka dengan dunia. Selain mengikuti Miss Universe, Al-Qahtani juga pernah mewakili Arab Saudi di ajang kecantikan lainnya. Khususnya, ia memberikan kesan tersendiri pada kontes Miss & Mrs Global Asian di Malaysia, dan ia memamerkan kostum tradisional Najdi dari tempat asalnya.

Berbagai pendapat bertebaran di sosial media terkait keikutsertaan Arab Saudi di ajang Miss Universe. Tidak sedikit yang menyayangkan terjadinya hal ini. Terutama pose Rumy Al-Qahtani sangat seronok menampakkan bagian tubuhnya sambil memegang bendera Saudi berwarna hijau bertuliskan kalimat tauhid. Banyak yang berpendapat hal ini sudah termasuk pelecehan terhadap kesucian kalimat syahadat yang tertera di dalamnya.

Selain itu, Arab sebagai tempat pertama diturunkannya ajaran Islam serta pusat kiblat umat Islam, rasanya tidak pantas bila mengikuti ajang putri-putrian, baik skala lokal, nasional, maupun internasional. Sebab ajang ini banyak menyelenggarakan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti mengumbar aurat, bahkan tidak jarang mengeksploitasi wanita atas nama kecantikan di balik industri kosmetik dan pakaian dalam.


Kilas Balik

Peristiwa ini membuat penulis ingin mengilas balik keadaan Arab Saudi sebelum kemunculan Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW. Saat itu kesesatan, peribadatan yang salah, kekuasaan yang sewenang-wenang, dan ketidakadilan hukum merajalela. Kondisi ini menimbulkan rasa takut, khawatir, dan kekacauan yang tidak kunjung berakhir.

Keburukan moral dilakukan dengan penuh kebanggaan. Kaum wanita diperlakukan seperti barang bergerak yang dapat dijual atau dibeli. Status seorang wanita sebelum Islam datang ditampilkan lewat caranya berbusana. Perempuan yang sudah menikah diwajibkan mengenakan jilbab. Sementara para budak dan pelacur dilarang memakai atribut jilbab tersebut.

Praktik prostitusi juga merajalela di kalangan masyarakat Arab jahiliyah sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW. Perzinaan dianggap sebagai hal yang lumrah. Banyak perempuan tidak mendapat penghormatan semestinya. Suku-suku Arab bersikap lunak terhadap praktik pelacuran. Mereka bahkan kerap memaksa gadis-gadis budak untuk terjun ke dalam dunia prostitusi. Praktik semacam itu terus berlangsung hingga Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Lalu ketika ajaran Islam turun, Al-Qur’an melarang para majikan memaksa budak perempuan mereka untuk melacurkan diri. “Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barang siapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada budak-budak) setelah mereka dipaksa itu” (QS an-Nur [24]:33).  

Kondisi Arab yang dahulu hancur dan rusak parah akhirnya diselamatkan, dimuliakan, dan ditinggikan derajatnya berkat kedatangan Islam di tengah-tengah mereka. Bahkan keberkahan ini terus meluas hingga keluar Arab, seiring dengan semakin tersebarnya ajaran Islam ke seluruh alam.

Tentunya, aksi Arab mengikuti ajang Miss Universe telah mencederai semangat keislaman umat. Sebab, kondisi ini sama saja dengan Arab telah mundur kembali ke masa kejahiliyahannya. Pada kenyataannya, kondisi ini semakin mengonfirmasi bahwa saat ini tidak ada negara Islam sama sekali, termasuk Arab Saudi. Saat ini tidak ada negara paling sunnah atau paling islami, karena pada faktanya semua negeri berpenduduk mayoritas Muslim tidak ada yang menerapkan hukum-hukum Islam secara gamblang. 

Apakah mungkin kondisi Arab harus sangat jahiliyah agar membuat umat Islam seluruh dunia 100% sadar untuk kembali pada Islam secara seutuhnya? Nyatanya, Saudi dan negara-negara Arab saat ini hanya mengikuti Barat. Padahal, di Barat sendiri saat ini Islam telah menjadi agama dengan pertumbuhan terbesar. Ironi memang, saat Barat mulai mengarah ke Islam, kok Arab malah kebarat-baratan?

Kini kita tinggal menunggu waktu, menunggu Islam bangkit kembali. Apakah kebangkitan Islam itu datang kembali dari Arab? Ataukah dari Afrika, Asia, atau Islam bangkit dari Barat? Setidaknya sambil menunggu fajar kemenangan, mari mengisi dengan amal perjuangan dakwah sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW saat berdakwah di Makkah selama kurang lebih 23 tahun sebelum akhirnya mendapatkan pertolongan, kemenangan, serta penerapan Islam di Madinah. Wallahu a'lam.[]


Oleh: Fatmah Ramadhani
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

0 Komentar