Genosida Palestina, Ukhuwah versus Nasionalisme

MutiaraUmat.com -- Dihadapan para penguasa nation state antek penjajah sebagai penonton, panggung pertunjukan genosida Palestina digelar. Kadang terdengar sayup-sayup suara kecaman ataupun kutukan terhadap keganasan entitas penjajah yahudi itu. 

Namun hanya sekedar komen penonton. Tentu saja tidak bermaksud menghentikan keganasan mereka apalagi membubarkan panggung itu. Hanya sekedar komentar penonton sebagai penyempurna pelaksanaan show itu. Sementara muslim Palestina tetap mati syahid satu persatu satupun berombongan ditangan bengis penjajah keji itu.

Meskipun mayoritas penduduk negeri negeri Timur Tengah itu muslim. Mereka pun paham betul bahwa muslim Palestina adalah saudara seiman Meraka yang diikat kuat dengan ukhuwah Islamiah. Dan mereka juga sangat bersemangat untuk membantu saudara meraka berjihad mengusir penjajah keji itu. 

Namun nasionalisme yang melahirkan nation state itu menghalangi mereka. Paling paling yang bisa diberikan oleh nation state hanyalah bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat obatan sementara penjajah tetap melakukan genosida tanpa dihentikan.

Apa Itu Nasionalisme?

Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam bahasa Inggris. Dalam studi semantik kata nation tersebut berasal dari kata latin yakni natio yang berakar pada kata nascor yang bermakna 'saya lahir', atau dari kata natus sum, yang berarti 'saya dilahirkan'.

Menurut Hans Kohn, nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.

Menurut KBBI, nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
(detik.com/edu/detikpedia/d-5643019/nasionalisme-arti-tujuan-dan-contohnya.)

Dalam perkembangannya kata nation merujuk pada bangsa atau kelompok manusia yang menjadi penduduk resmi suatu negara dalam mencintai tanah airnya.

Sehingga nasionalisme melahirkan nation state alias negara bangsa yang menjadikan negara itu milik bangsa tertentu. Meskipun dalam perkembangan bisa saja menerima berbagai ras dan suku sebagai warganya.

Jelaslah bahwa nasionalisme bertentangan dengan Islam baik dari aspek akidah maupun syariah. Secara akidah nasionalisme dibangun diatas asas sekulerisme yang melahirkan sistem kapitalisme. Atau dibangun diatas akidah atheisme yang melahirkan sistem sosialisme komunisme. 

Dari aspek syariah nasionalisme melahirkan sistem perundangan kufur buatan manusia entah dengan sistem kapitalisme atau komunisme sosialisme. Maka lahirlah nation state dengan dua model. Nation state kapitalisme seperti mayoritas negara bangsa hari ini. Dan nation state sosialisme atau komunisme seperti Korea Utara. 

Nasionalisme versus Ukhuwah 

Dengan demikian nasionalisme juga bertentangan dengan konsep ukhuwah dalam Islam. Nasionalisme dibangun berdasarkan bangsa atau suku tertentu yang kemudian mengklaim satu wilayah sebagai negara mereka tanpa peduli agama penduduk nya. Agama harus disingkirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Kalau pun dipakai agama urusan individu tak boleh mengatur negara. Dan hanya boleh dipakai dalam hal privat seperti ibadah dan moralitas.

Sementara ukhuwah Islam dibangun diatas akidah Islam. Oleh karena itulah setiap muslim dimanapun berada, apapun suku bangsanya, warna kulitnya, semua bersaudara. Tidak ada hak dan kewajiban yang berbeda dalam Islam. Semua sama. Yang membedakan hanyalah ketaqwaan nya saja.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Disinilah menjadi jelas bahwa umat Islam sedunia itu bersaudara. Bahkan persaudaraan Islam lebih kuat daripada persaudaraan karena hubungan darah. Menjadi sangat jelas bukan bahwa konsep batil nasionalisme jelas haram bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam. Bahkan nasionalisme secara praktis menghancurkan persaudaraan Islam, ukhuwah Islamiah. 

Nasionalisme telah sukses memecah belah umat Islam sedunia setelah penjajah menghancurkan khilafah kemudian membangun lebih 50 nation state diatas puing puingnya. Salah satunya adalah Palestina.

Baginda Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً. المُسْلِمُ أَخُو المُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَايَحْقِرُهُ. التَّقْوَى هَاهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ- بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسْلِمَ. كُلُّ المُسْلِمِ عَلَى المُسْلِمِ حَرَامٌ: دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan, berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim) [HR. Muslim no. 2564]

Ukhuwah dan Khilafah

Agar umat Islam yang bersaudara ini benar-benar bersatu maka harus ada wadahnya yang satu. Segala sesuatu yang tidak diwadahi pastinya akan tercerai berai. Wadah yang satu itupun harus dipimpin oleh satu orang enggak boleh banyak orang. Maka wadah pemersatu umat itu adalah khilafah dan pemimpin yang satu itu adalah khalifah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran: 103)

Disinilah umat Islam wajib bersatu. Tidak boleh terpecah belah. Dan persatuan itu hanya akan terbentuk dengan berpegang teguh pada tali Allah yaki Al-Qur'an dan as Sunnah. Yang secara konkrit terwujud dalam negara khilafah sebagai realisasi akidah, syariah dan ukhuwah sekaligus. 

Khilafah lah satu satunya institusi yang secara konkrit mewujudkan akidah, syariah dan ukhuwah Islam. Sehingga Khalifah lah yang melaksanakan Islam secara kaffah. Khalifah yang menjaga aqidah, syariah dan ukhuwah. Khalifah lah yang akan memimpin jihad di palestina untuk menghancurkan kekuatan Penjajah zionis itu. Dan membebaskan Palestina, Turkistan Timur, Moro, Kashmir, Rohingya dari semua jenis penjajahan.

Pendek kata, jika ada khilafah maka tidak kan tanah Palestina dibiarkan dijajah oleh zionis itu. Sebagaimana dahulu yang membebaskan pertama kali palestina adalah negara khilafah. Demikian pula yang membebaskan kedua kalinya dari penjajahan tentara salib juga khilafah.

Hingga sultan Abdul Hamid Tsani pun menolak mentah mentah tawaran tokoh zionis untuk membeli tanah Palestina. Dan mereka baru bisa merampas tanah itu setelah khilafah Islam runtuh.

Oleh karena itulah disimpulkan bahwa gegara nasionalisme yang melahirkan nation state dengan para penguasa antek penjajah itulah penjajahan tanah Palestina terjadi. Penghinaan Masjidil Aqsha terjadi oleh najis zionis iyum bahkan genosida muslim Palestina pun terjadi hingga kini di panggung buatan zionis dengan para penguasa antek itu duduk manis dibangku penonton.

Belumkah saatnya umat ini sadar untuk segera mencampakkan nasionalisme dan nation state yang batil itu dan segera mendirikan kembali khilafah? Ya Allah kami telah menyampaikan maka saksikanlah!

Wallaahu a'lam[]


Oleh: Ustaz Abu Zaid 
Ulama Aswaja

0 Komentar