Bersabarlah Kawan, Khilafah Pasti Datang

Mutiaraumat.com -- Khilafah adalah janji Allah. Pasti datang. Khilafah juga adalah bisyarah RasulNya. Juga pasti hadir kembali. Baik dengan atau tanpa keterlibatan kita dalam perjuangan nya. Sementara kitalah yang sebenarnya membutuhkan perjuangan ini. Agar kita selamat dunia akhirat dalam keadaan kedudukan tinggi disisi Allah SWT.

Perjuangan memang membutuhkan pengorbanan. Bukan hanya tenaga atau harta. Bahkan bisa jadi nyawa menjadi taruhannya. Dan, yang menjadikan perjuangan mengembalikan kehidupan Islam terasa lebih berat adalah masanya yang panjang dan tidak pasti kapan kemenangan itu datang. Andai perjuangan itu sehari dua hari, atau sebulan dua bulan atau setahun dua tahun saja maka semestinya lebih banyak orang akan bersedia memikulnya.

Namun, perjuangan ini amatlah panjang. Telah melampaui usia satu generasi. Dan akan berlanjut hingga generasi berikutnya. Hingga masa kemenangan itu datang sesuai kehendak Allah. Disinilah banyak diantara kita kurang sabar dan tergesa gesa hingga pergi dari medan juang dengan kecewa dalam hatinya. Padahal, dalam berjuang bukanlah hasilnya yang terpenting namun amal Sholih kita.

Yang bisa dipastikan oleh manusia dalam perjuangan ini dua perkara, yakni:

Pertama,  Memastikan diri kita sendiri untuk bergabung dalam perjuangan ini tanpa tapi tanpa nanti. Atau kita memilih mangkir tidak mau bergabung dalam barisan ini karena berbagai alasan pembenar yang tidak benar sama sekali. Itulah pilihan kita. Maka kitalah yang bisa memastikan pilihan kita sendiri. Dan atas pilihan itulah kita akan dihisab kelak.

Kedua, Berupaya tetap istiqomah dengan memenuhi setiap kewajiban dalam berjuang bersama barisan para pejuang ini. Kitalah yang bisa memilih akan tetap berjuang atau lari dari Medan juang juga dengan berbagai alasan pembenar yang sama sekali tidak benar. Adanya kawan seiring hanya menjadi faktor pelengkap. Kita sendirilah yang membuat pilihan dan keputusan.

Selebihnya dari dua perkara itu adalah ketentuan Allah. Khususnya tentang kapan Allah merealisasikan janji-Nya. Itu semata mata adalah keputusan dan ketetapan Allah. Yang tak seorang pun mengetahuinya. Allah telah berjanji dalam firman-nya Surat An-Nur Ayat 55,

وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."

Janji Allah pasti benar. Allah pasti Maha Kuasa menepati setiap janji-Nya.

Khilafah akan hadir kembali sebagaimana telah dikabarkan oleh Baginda Nabi Muhammad Saw yang mulia. Berikut ini adalah hadis dari Hudzaifah ra.yang berkata bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:

تَكُوْنُ النُّبُوَّة فِيْكُمْ مَا شَاء اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُم يَرْفَعَهَا الله إِذَا شَاء أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّة فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعَهَا الله إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا فَيَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعَهَا إِذَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُم تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَرِيَّةً فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ، ثُمَّ يَرْفَعَهَا اللهُ إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya.  Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi dan al-Bazzar).

Hadis ini maqbul, artinya diterima dan dapat dijadikan sebagai hujjah. Al-Hafizh al-‘Iraqi berkomentar: “Hadis ini shahih, Imam Ahmad meriwayatkan hadis ini dalam Musnad-nya.” (Al-‘Iraqi, Mahajjat al-Qurb ila Mahabbat al-‘Arab, hlm. 176).

Hadis-hadis ini didukung oleh banyak hadis lain dengan makna yang sama, seperti masuknya Islam ke setiap rumah, al-waraq al-mu’allaq, hijrah setelah hijrah, Penaklukan Kota Roma, dst.

Makna hadis kembalinya Khilafah ‘ala minhaj nubuwwah ini diriwayatkan oleh sekitar 25 Sahabat, 39 tabi’in dan sekitar 62 tabi’ at-tabi’in.

Dan kabar gembira dari Baginda Rasulullah Saw juga adalah benar.

Oleh karena itulah kawan, situasi dan kondisi apapun yang menyertai perjuangan kita hanyalah hiasan. Hiasan yang menjadi ujian apakah kita akan Istiqomah atau malah istirahat. 

Salah satu bentuk ujiannya adalah lamanya masa perjuangan. Kita hanya bisa memastikan kapan start nya. Tanpa bisa mengetahui kapan finishnya. Seolah setiap langkah adalah start. Setiap langkah adalah awal. Meskipun kita telah berjalan selama 30 tahun bahkan lebih lama lagi. 

Semoga Allah memberikan kita kemudahan dalam mengambil setiap langkah dalam perjuangan ini. Meskipun setiap langkah itu adalah langkah awal hingga nafas terakhir. 

Selamat berjuang kawan, khilafah pasti datang. Semoga kita Istiqomah. Aamiin.[]

Oleh: Abu Zaid
(Ulama Aswaja)

0 Komentar