Apakah Kami Bukan Muslim Seperti Anda?

MutiaraUmat.com -- "Apakah kami bukan muslim seperti anda?" tanya seorang warga Gaza sambil menangis dalam potongan video yang tersebar di media sosial. Pertanyaan itu dilontarkannya menyusul diamnya para penguasa negeri Muslim terhadap pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

"Saya bukan menangis karena pengecut atau karena takut, tapi mengapa anda mengabaikan kami? Mengapa?," tanya pria itu sambil terus menangis. 

Pertanyaan itu tentunya sangat menyayat hati orang-orang yang beriman. Bagaimana tidak? Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim memberikan perumpamaan kaum mukminin bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak tidur dan demam.

Dalam hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah juga menggambarkan mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan yang saling menguatkan antara satu bagian dengan bagian lainnya. 

Penggambaran Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam tersebut menegaskan ikatan antara orang beriman yang disebutkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat ayat 10 bahwa sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.

Hubungan persaudaraan dalam Islam sangatlah kuat. Saking kuatnya Rasulullah mengaitkan cinta kepada saudara dengan perkara iman. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, pembantu Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri ."

Namun kenyataannya, meskipun sudah mengalami pembantaian selama lebih lima bulan, menderita kelaparan bahkan kehilangan nyawa mencapai lebih 32 ribu orang, para penguasa negeri Muslim belum juga memberikan bantuan yang berarti untuk menghentikan Israel dan mengakhiri penderitaan warga Gaza.

Yang paling menyakitkan adalah sikap negara berpenduduk mayoritas muslim yang bertetangga dengan Palestina. Tembok pemisah antara Mesir dan jalur Gaza di timur Rafah, sampai saat ini masih berdiri kokoh menghalangi warga Gaza menyelamatkan diri dari serangan tentara Israel maupun mencari bahan makanan. Para penguasa Mesir masih tetap diam meskipun suara bom Israel memungkinkan terdengar langsung di telinga mereka bahkan terlihat dengan mata kepala mereka sendiri. Sama halnya dengan sikap raja Yordania dan raja Arab Saudi yang sampai hari ini belum juga mengerahkan pasukannya untuk menghentikan serangan tentara Israel.

Lebih menyakitkan lagi, ternyata negara-negara Arab tersebut masih menjalin hubungan dengan Israel atau dengan Amerika Serikat selaku pelindung sekaligus pemasok senjata bagi Israel.
Penguasa Turki tampil mengecam. Namun kenyataannya, sikapnya tetap sama dengan tidak mengirimkan tentaranya untuk menghadapi tentara Israel dan melindungi warga Gaza. Justru kerjasama Turki dengan Amerika Serikat masih terus terjalin yang katanya demi kepentingan Palestina. Padahal perharap pertolongan pada Amerika Serikat adalah sia-sia bahkan kotra produktif dengan perjuangan warga Gaza. Alih-alih membebaskan, justru Amerika akan mempermudah Israel menguasai wilayah Palestina sepenuhnya.

Pertanyaan warga Gaza, apakah kami bukan muslim seperti anda? Sesungguhnya bermakna sangat dalam dan memiliki konsekuensi yang sangat besar. 

Mereka tidak lagi bertanya apakah kami bukan manusia seperti anda? Karena perasaan kemanusiaan tidaklah cukup untuk menyelamatkan mereka apalagi membantu perjuangan untuk membebaskan Palestina. Mereka sadar bahwa hanya yang memiliki perasaan Islam yang sama dengan mereka yang akan mampu membela dan ikut berjuang bersama mereka. Apalagi perjuangan mempertahankan tanah Palestina bukanlah sekadar faktor materi, melainkan demi menjaga kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Bahwa tanah Palestina adalah tanah kaum Muslimin yang dibebaskan sejak masa Khalifah Umar bin Khattab.

Pertanyaan apakah kami bukan muslim seperti anda? Juga punya konsekuensi yang sangat besar. Dalam satu hadits, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menegaskan barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin maka dia bukan bagian dari kaum Muslimin. 
Tentu warga Gaza adalah Muslim, mereka bersyahadat, menjaga shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan, bahkan telah berjuang mempertahankan tanah kaum Muslimin. Jika demikian, yang justru dikhawatirkan tidak mendapat pengakuan Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam sebagai umatnya adalah kita yang berada di luar Gaza, akibat ketidakpedulian terhadap kondisi kaum Muslimin di Gaza dan Palestina secara umum.

Takut tidak mendapatkan pengakuan dari Rasulullah, Khalifah al Mu'tashim pada masa kekhalifahan Abbasiyah merespon dengan serius teriakan seorang budak muslimah ketika dilecehkan orang Romawi. Seketika kota Ammuriah dikepung selama lima bulan dan berhasil ditaklukkan pada tahun 223 Hijriah.
Wahai penguasa negeri-negeri muslim tunjukkan harga dirimu, tunjukkan nyali kalian dan beranilah walaupun hanya sekali. 

Duhai kaum muslimin jangan pernah kita abai sedikitpun dengan kondisi Palestina. Do'a dan dakwah untuk membebaskan Palestina harus terus kita lakukan.


Oleh: Muhammad Syafi'i
Aktivis Muslim

0 Komentar