Yahudi Makin Brutal Hapus Ramadhan: Inikah Akibat 100 Tahun Umat Islam Tanpa Perisai?


MutiaraUmat.com -- Entitas Yahudi yang melahirkan negara stunting di atas darah kaum Muslim makin brutal dan biadab. Dikabarkan dari detik.com (1-3-2025), pihak otoritas di Gaza mengatakan pasukan Israel menembak orang-orang Palestina yang menunggu bantuan di dekat Kota Gaza, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ratusan lainnya. Walaupun mereka mengeklaim kematian muslim Gaza karena terinjak-injak saat berebut bantuan.

Belum usai kebiadaban yang mereka lakukan, salah satu menteri di sana mengeluarkan ucapan yang anti-Islam dan melecehkan umat Islam. Menteri Warisan Budaya Israel Amichai Eliyahu, melontarkan pernyataan radikal dengan menyebut bahwa bulan Ramadan harus dihilangkan. Pertanyaan tersebut menyulut kemarahan warganet dan kaum Muslim, karena makin lama mereka makin gak jelas. (Viva.co.id, 4-3-2024). 

Kok bisa mereka makin lama makin brutal dan zalim? Ya, jelas bisa, karena kaum Muslim tidak memiliki perisai sebagai pelindung dan umat Islam juga tidak memperjuangkan secara totalitas. Sebagian kaum Muslim pun masih terperdaya dengan narasi sesat yang memonsterisasi khilafah. Andaikan Khilafah Islamiah itu ada, tidak ada yang berani menumpahkan darah kaum Muslim dan melecehkan kehormatan mereka. 

Inilah PR besar umat Islam setelah 100 tahun lamanya Khilafah Islamiah runtuh di tangan antek Yahudi Mustafa Kemal Ataturk. Atas persekongkolan dengan orang-orang kafir harbi fi'lan dan kaum munafik mereka telah mengubah sistem pemerintahan Turki Utsmani (Kekhilafahan Islamiah terakhir) diganti dengan demokrasi. Mereka memasukkan racun demokrasi untuk membunuh sistem Khilafah Islamiah yang telah seribu tiga ratusan tahun diterapkan di bumi ini.

Di Balik Kebrutalan dan Kebiadaban Entitas Yahudi

Korban penjajahan entitas Yahudi terhadap Muslim di Palestina terus mengalami peningkatan. Dikutip dari Tempo.co (4-3-2024), sejak pecah pada Sabtu, 7 Oktober 2023 lalu hingga Senin, 27 November 2023, jumlah korban yang meninggal sekitar 16 ribu orang. Namun, jumlahnya meningkat jadi 31 ribu lebih per Senin, 4 Maret 2024.

Berdasarkan laporan Aljazeera, sampai hari ke-149 konflik tersebut, sedikitnya 3.954 warga Palestina meninggal dunia akibat serangan Israel. Rinciannya, sebanyak 30.534 merupakan warga Jalur Gaza, termasuk di antaranya 12,300 anak-anak dan 8 ribu orang yang hilang. Kemudian warga Tepi Barat sebanyak 420 jiwa termasuk di antaranya 110 anak-anak.

Data yang diambil dari Palestinian Ministry of Health dan Palestine Red Crescent Society ini juga mengungkapkan total korban luka di pihak Palestina mencapai 72 ribu lebih orang. Dengan rincian warga Jalur Gaza mencapai paling tidak 71,920 orang, termasuk di antaranya 8.866 anak-anak, dan warga Tepi Barat sebanyak lebih dari 4,600 orang.

Ini baru penjajahan yang dilakukan entitas Yahudi sejak Oktober 2023, padahal penjajahan yang dilakukan entitas Yahudi sudah sejak 1948, tentunya korban kaum muslim di Palestina banyak sekali. Mereka berupaya memusnahkan muslim di Palestina, tetapi Allah SWT benar-benar menjaga bumi Palestina dari penjajahan entitas Yahudi. Membahas di balik kebrutalan entitas Yahudi sampai-sampai melakukan serangan setiap bulan Ramadhan, bahkan ingin menghapus bulan Ramadhan dari Palestina adalah bentuk penghinaan dan ancaman nyata dari mereka. 

Pertama, ketika salah satu pejabat mengatakan ingin menghapus bulan Ramadhan di sana itu dapat diartikan mereka tidak ingin ada yang melaksanakan ibadah suci di bulan Ramadhan. Sejatinya yang mereka sasar adalah bagaimana melakukan genosida di Palestina sampai muslim di sana benar-benar punah. Namun, sekali lagi sebesar apa pun yang mereka lakukan, insya Allah akan ada kaum Muslim yang tetap berjaga di bumi Palestina atas izin dan perlindungan dari Allah SWT.

Kedua, bentuk kepengecutan dan sifat pecundang yang dimiliki Yahudi laknatullah yang telah menciptakan kezaliman yang sistematis di Palestina. Sejatinya Yahudi ini kalah secara intelektual, hanya saja mereka senantiasa menutupi kejahiliahan mereka dengan kesombongan yang luar biasa. Sehingga kekacauan yang mereka ciptakan di Palestina sejatinya bersumber dari kesombongan mereka dan inilah yang akan menyeret mereka ke neraka jahanam.

Ketiga, bentuk kedengkian kaum kafir harbi fi'lan terhadap kaum Muslim memang telah mendarah daging dan tersimpan di dalam hati mereka. Setiap bulan Ramadhan kedengkian mereka bangkit karena tidak ingin melihat kaum Muslim bersuka cita menyambut ramadhan dan Idulfitri. Mereka selalu melakukan serangan brutal ketika Ramadhan tiba, hanya saja Ramadhan tahun ini mereka secara nyata ingin menghapus Ramadhan. 

Keempat, perlindungan ideologi kapitalisme sekuler kepada entitas Yahudi totalitas. Mereka menciptakan keegoisan untuk tidak manusiawi melihat genosida di Palestina. Selain itu, mereka menghembuskan islamofobia di Barat. Buktinya angka islamofobia meningkat setelah Palestina diduduki oleh entitas Yahudi. Seharusnya jika mereka konsekuen dengan isu HAM yang mereka suarakan akan membela mati-matian Palestina. Namun, faktanya justru mereka kena sakit islamofobia dan jadi anti-Islam.

Kelima, entitas Yahudi berani melakukan penjajahan dan genosida di Palestina karena kaum Muslim tidak memiliki perisai, yaitu Khilafah Islamiah. Mereka bebas membantai Muslim Gaza Palestina dan di saat yang sama penguasa-penguasa negeri Muslim bersikap diam, bahkan membantu entitas Yahudi mengucilkan kaum Muslim Palestina. Faktanya di daerah perbatasan mereka tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Palestina. Tidak hanya itu, mereka lebih tunduk terhadap Israel yang di-backing Amerika Serikat dan sekutunya.

Andai saja Khilafah Islamiah berdiri kembali, tentunya umat Islam bisa bersatu menolong Muslim Palestina, tidak hanya cuma menonton dan mengirimkan donasinya, melainkan mereka akan mengerahkan jiwa raga untuk membantu kaum Muslim di Palestina secara langsung. Hari ini umat Islam dipecah belah oleh ikatan nation state, sehingga mereka anggap masalah di Palestina bukan masalahnya. Mereka akhirnya belum memahami pentingnya mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiah.

Dampak dari Wacana Penghapusan Ramadhan Palestina terhadap Dunia Politik Internasional

Melihat wacana yang disampaikan salah pejabat di negara stunting yang dilahirkan entitas Yahudi soal penghapusan Ramadhan, sebenarnya dapat dilihat dua hal. Pertama, mereka sedang ingin menghancurkan girah Muslim yang akan menyambut Ramadhan. Kedua, mereka juga ingin melihat seberapa dunia memperhatikan Palestina, kira-kira akan dibela atau dibiarkan kasus yang menimpa di Palestina. Ketiga, mereka memancing kemarahan Muslim Palestina agar melancarkan serangan ke Israel dan dari situ akan dijadikan alasan untuk melakukan genosida secara tuntas di Gaza hingga kaum Muslim di Palestina benar-benar punah. 

Dampak sikap arogan dan biadab entitas Yahudi di Palestina terhadap dunia politik tidak main-main. Pertama, seharusnya dunia berbondong-bondong membela kaum Muslim Palestina karena yang dilakukan entitas Yahudi sudah nyata sebuah tindakan zalim dan tidak manusiawi. Nyata-nyata dunia diam! Bahkan, di dunia Barat seperti di negara-negara Eropa, angka islamofobia mengalami peningkatan.

Dikutip dari Republika.co.id, insiden kebencian anti-Muslim di Inggris meningkat lebih dari tiga kali lipat akibat genosida Israel di Gaza. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan Tell MAMA, sebuah kelompok pemantau, sebagaimana dilansir Arab News, Sabtu (24/2/2024). Laporan tersebut mencatat 2.010 kasus serupa dalam empat bulan sejak serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu konflik. Ini adalah jumlah kasus terbesar yang tercatat dalam periode empat bulan, kata sebuah pernyataan dari organisasi tersebut.

Berbicara soal islamofobia sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW berdakwah di Makkah (610—622 M), Rasulullah SAW dan para sahabat menghadapi kebencian kaum kafir Quraisy yang begitu luar biasa. Mereka tidak segan-segan menyebarkan propaganda negatif untuk menghambat dakwah Rasulullah SAW dan melakukan penganiayaan hingga pemboikotan terhadap umat Islam. 

Kedua, persekusi, intimidasi, atau diskriminasi terhadap umat Islam meningkat di negeri-negeri yang terkena islamofobia. Mereka menganggap Islam itu agama asing dan mengancam keberadaan mereka dan mereka tidak segan-segan melakukan pelecehan, tindakan anarkis, hingga genosida terhadap umat Islam. Sebagai contoh pernyataan yang ingin menghapus bulan Ramadhan di Palestina ini adalah sikap islamofobia yang mereka tampakkan.

Sebenarnya, Islam adalah agama rahmattanlil'alamin yang mampu membawa rahmat ke seluruh alam. Tidak kaum Muslim yang akan mendapatkan kebaikan dan rahmat dari Islam melainkan semua umat manusia, bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhan pun akan mendapatkan rahmat dari penerapan sistem Islam secara sempurna. Namun, karena kesombongan dan suuzan orang-orang kafir mereka tidak mampu melihat kebaikan Islam. Dalam hati mereka hanya kedengkian yang terkandung di dalam sanubari mereka. 

Ketiga, stigmatisasi Islam, narasi pecah belah, dan upaya-upaya menghambat dakwah Islam dilakukan orang-orang kafir dan munafik terhadap umat Islam. Yang terjadi di Indonesia, ada surat pembubaran kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah. Kajian beliau ditolak karena dugaan-dugaan keliru seperti radikal dan sebagainya, padahal Ustaz Syafiq Riza Basalamah hanya mendakwahkan Islam. Selain itu, acara-acara kajian lainnya juga sering mendapatkan tuduhan radikal, padahal mereka melaksanakan acara sebagaimana mestinya dan hanya menyampaikan dakwah Islam semata. 

Inilah dampak politik yang didapatkan umat Islam karena narasi-narasi islamofobia yang mereka bentuk dan lakukan. Sebenarnya mereka fobia terhadap Islam karena kemaksiatan dan kemungkaran yang mereka lakukan tidak mau dihentikan. Mereka sudah nyaman berenang-renang di kubangan dosa, bahkan mereka tidak mau direnggut kebebasannya. Andai saja mereka mau sadar tentang kebenaran Islam tentu tidak akan terjadi seperti ini. Kedamaian dan kesejahteraan juga akan tercipta ketika Islam diterapkan secara totalitas dalam bingkai Khilafah Islamiah.

Strategi Melumpuhkan Entitas Yahudi agar Tidak Melakukan Genosida di Palestina

Entitas Yahudi yang memaksakan diri mendirikan Israel di Palestina adalah negara yang sangat kecil. Mereka tidak mungkin bisa sekuat hari ini kecuali dukungan Amerika Serikat, Inggris, dan PBB. Bayangkan, kok bisa dunia diam melihat kebiadaban entitas Yahudi di Palestina? Hal ini karena mereka mendapatkan dukungan penuh soal pendudukan dan penjajahan di Palestina. Tindakan yang dilakukan zionis Israel sudah di luar nalar dan kekejaman mereka begitu dahsyat, tetapi tidak ada satu pun negara berani menghentikan kebrutalan mereka. Negara-negara di sekitar Palestina justru mendukung dan mengikuti arahan zionis Israel untuk mengucilkan warga Palestina hingga menyetop bantuan dan donasi yang masuk dari umat Islam di negara lain. 

Selanjutnya, kita berharap pada siapa akan kemerdekaan Palestina? Jika berharap pada PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), bagaikan kita berharap kepada orang tua asuh zionis Israel, karena orang tua kandung zionis Israel adalah Amerika Serikat dan Inggris, yang mengasuh zionis Israel bisa sampai begitu biadab dan brutal adalah PBB. PBB bukan polisi perdamaian dunia, melainkan dia ada untuk melegitimasi semua kekacauan dan kezaliman berlapis yang didapatkan umat Islam. Sekalipun ada sedikit upaya terhadap Muslim Palestina ataupun kiriman bantuan untuk Palestina, tetapi tidak mengubah kondisi yang ada di Palestina. Mereka tetap menjadi orang yang paling dijahati oleh zionis Israel.

Penyelesaian masalah penjajahan tidak lain adalah dengan mengusir penjajah dan menghentikan penjajahan itu terjadi. Masalah di Palestina bukan hanya sekadar masalah kemanusiaan, tetapi masalah akidah Islam. Pendekatan yang dilakukan jika memandang ini adalah masalah kemanusiaan, kaum Muslim hanya menggalang dana sosial untuk kaum Muslim di Gaza, padahal yang mereka butuhkan tidak hanya makanan dan obat-obatan, tetapi juga perlindungan terhadap nyawa dan harta mereka dari penjajah zionis Yahudi. 

Islam memandang masalah di Palestina adalah kezaliman yang tersistematis dan masif yang dilakukan oleh entitas Yahudi yang didalangi oleh negara-negara global kafir harbi fi'lan sebagaimana Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan sekutunya. Sejatinya merekalah otak penjajahan yang terjadi di Palestina ataupun di Timur Tengah. Di sisi lain, penguasa negeri-negeri Muslim menjadi setan bisu karena terjerat mereka dipimpin oleh penguasa-penguasa boneka buatan Amerika Serikat dan sekutunya itu. 

Didapatkan dalam sejarah kegemilangan Islam, Palestina adalah tanah kharaj milik kaum Muslim, tanah tersebut adalah tanah wakaf dari pemimpin tertinggi kaum Nasrani yang telah diberikan kepada Umar bin Khattab r.a., dalam penyerahan kunci Baitul Maqdis itu, kaum Muslim berjanji akan menjaga Masjidilaqsa dari penjajahan dalam bentuk apa pun yang akan dilakukan oleh siapa saja yang akan merebutnya. Oleh karena itu, kaum Muslim wajib menjaganya. 

Hal mendesak dan wajib yang dilakukan kaum Muslim saat ini, pertama, mendukung milisi Hamas atau milisi negeri-negeri Muslim dalam melawan penjajahan yang dilakukan entitas Yahudi di sana. Jangan sampai ada umat Islam yang mencap Hamas teroris lagi, karena itu adalah tudingan bodoh yang dinarasikan kafir penjajah terhadap umat Islam. Umat Islam jangan sampai terbawa narasi sesat kafir penjajah dalam mendiskreditkan kaum Muslim di sana. 

Kedua, mengerahkan daya upaya yang bisa diikhtiarkan untuk membantu kaum Muslim di Palestina. Jika belum bisa membantu secara fisik atau tenaga, maka bantu dengan kekuatan pemikiran untuk menangkal narasi sesat yang ditujukan kepada kaum Muslim di sana. Kaum Muslim harus menyadari yang dibutuhkan saudara Muslim di sana, mereka tidak hanya butuh obat-obatan, makanan, pakaian, dan uang untuk hidup, tetapi juga keamanan dan perlindungan agar nyawa mereka terjaga. Upaya kita membantu kaum Muslim di sana, jangan sebatas makanan dan obat-obatan, tetapi juga pembebasan Palestina dari penjajahan, yaitu dengan mengerahkan militer secara nyata mengusir entitas Yahudi dari sana.

Ketiga, wajib dan mendesak kaum Muslim bersatu dalam naungan Khilafah Islamiah untuk memobilisasi militernya dan membebaskan Palestina dari penjajahan entitas Yahudi. Begitu pun menolong kaum Muslim yang dizalimi oleh rezim-rezim kafir seperti Rohingya, Uighur, dan lain sebagainya. Apabila Khilafah Islamiah belum ada, wajib dan mendesak kaum Muslim untuk menyuarakannya, memperjuangkan, dan mengembalikannya tegak di dunia ini.

Persatuan dan kesatuan kaum Muslim di bawah naungan Khilafah Islamiah bukan hanya sekadar retorika semata, tetapi harus ada upaya perjuangan menuju ke sana, karena hanya dengan Khilafah Islamiah umat Islam dapat terlindungi dari penjajahan yang dilakukan rezim penjajah yang berkuasa hari ini, yaitu penguasa boneka yang menjadi antek penjajah kafir harbi fi'lan. Jangan sampai ada kaum Muslim yang alergi, bahkan benci dengan narasi Khilafah Islamiah. Seolah-olah memang sulit diwujudkan, tetapi tidak sulit untuk diperjuangkan. Tugas umat Islam adalah berjuang mengembalikannya, bukan putus asa tidak mengupayakannya. Karena yang akan memenangkan perjuangan umat Islam dalam mewujudkan Khilafah Islamiah adalah Allah SWT, dan tugas umat Islam adalah terus mengevaluasi dan menyempurnakan usahanya.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama. Andai saja Khilafah Islamiah berdiri kembali, tentunya umat Islam bisa bersatu menolong Muslim Palestina, tidak hanya cuma menonton dan mengirimkan donasinya, melainkan mereka akan mengerahkan jiwa raga untuk membantu kaum Muslim di Palestina secara langsung. Hari ini umat Islam dipecah belah oleh ikatan nation state, sehingga mereka anggap masalah di Palestina bukan masalahnya. Mereka akhirnya belum memahami pentingnya mengembalikan kehidupan Islam di bawah naungan Khilafah Islamiah.

Kedua. Melihat wacana yang disampaikan salah pejabat di negara stunting yang dilahirkan entitas Yahudi soal penghapusan Ramadhan, sebenarnya dapat dilihat dua hal. Pertama, mereka sedang ingin menghancurkan girah Muslim yang akan menyambut Ramadhan. Kedua, mereka juga ingin melihat seberapa dunia memperhatikan Palestina, kira-kira akan dibela atau dibiarkan kasus yang menimpa di Palestina. Ketiga, mereka memancing kemarahan Muslim Palestina agar melancarkan serangan ke Israel dan dari situ akan dijadikan alasan untuk melakukan genosida secara tuntas di Gaza hingga kaum Muslim di Palestina benar-benar punah. 

Ketiga. Entitas Yahudi yang memaksakan diri mendirikan Israel di Palestina adalah negara yang sangat kecil. Mereka tidak mungkin bisa sekuat hari ini kecuali dukungan Amerika Serikat, Inggris, dan PBB. Penyelesaian masalah penjajahan tidak lain adalah dengan mengusir penjajah dan menghentikan penjajahan itu terjadi. 

Persatuan dan kesatuan kaum Muslim di bawah naungan Khilafah Islamiah bukan hanya sekadar retorika semata, tetapi harus ada upaya perjuangan menuju ke sana, karena hanya dengan Khilafah Islamiah umat Islam dapat terlindungi dari penjajahan yang dilakukan rezim penjajah yang berkuasa hari ini, yaitu penguasa boneka yang menjadi antek penjajah kafir harbi fi'lan. #Lamrad #LiveOpperessedOrRiseAgainst

Materi Kuliah Online Uniol 4.0 Diponorogo, Rabu, 6 Maret 2024. Di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum.

Oleh: Ika Mawarningtyas 
Direktur Mutiara Umat Institute dan Dosol Uniol 4.0 Diponorogo 

0 Komentar